ECONOMICS

WEF Davos 2023: Hungaria Tuding Negara-Negara Besar Peralat Isu Globalisasi

Taufan Sukma/IDX Channel 17/01/2023 18:49 WIB

Szijjártó secara khusus menyoroti kondisi geopolitik global, di mana Perang Rusia-Ukraina belum juga menunjukkan tanda-tanda bakal berakhir.

WEF Davos 2023: Hungaria Tuding Negara-Negara Besar Peralat Isu Globalisasi (foto: MNC Media)

IDXChannel - Lebih dari 100 perwakilan negara dilaporkan turut berpartisipasi dalam gelaran World Economic Forum (WEF) 2023, di Davos, Swiss, di sepanjang pekan ini.

Salah satu dari sekian banyak perwakilan tersebut, di antaranya adalah Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Hungaria, Péter Szijjártó, yang tampil sebagai salah satu pembicara dalam panel yang mengambil tema De-Globalization or Re-Globalization? Selasa (17/1/2023).

Dalam paparan yang disampaikannya, Szijjártó secara khusus menyoroti kondisi geopolitik global, di mana Perang Rusia-Ukraina belum juga menunjukkan tanda-tanda bakal berakhir.

Meski hanya melibatkan dua negara, perang tersebut merepresentasikan perseteruan kedua blok besar dunia, yaitu Blok Timur dan Blok Timur, yang pada akhirnya merugikan seluruh ekosistem perekonomian global secara keseluruhan. 

"Memburuknya hubungan Timur dan Barat adalah berita terburuk bagi Eropa Tengah, termasuk juga wilayah kami, karena negara-negara ini tepat berada di tengah-tengah dalam konfrontasi kedua blok," ujar Szijjártó.

Dengan situasi yang semakin memburuk tersebut, menurut Szijjártó, negara-negara besar yang diharapkan dapat tampil sebagai penengah dan mengajukan solusi, saat ini justru sibuk dengan narasi politiknya masing-masing dan tidak lagi bersikap atas dasar kedamaian global.

"Isu globalisasi telah dijadikan alat oleh negara-negara besar untuk mempromosikan narasi politik mereka sendiri dengan pendekatan yang sangat agresif. Mereka tidak lagi bergerak untuk kepentingan global," keluh Szijjártó.

Karenanya, meski secara sepintas perang hanya diikuti oleh dua negara yang saling berhadapan, namun Szijjártó menilai bahwa situasi saat ini tak ubahnya telah memasuki fase awal Perang DIngin 2.0. Sementara Hungaria dan negara-negara Eropa Tengah diklaimnya menjadi pihak yang paling dirugikan. 

"Mungkin tak banyak yang berani menyatakan, namun tak diragukan lagi, bagi kami situasi saat ini merupakan awal dari Perang Dingin 2.0, dan kami yang berada di tengah-tengah blok hanya menjadi pihak pecundang, karena selalu kalah dalam konfrontasi dengan kedua blok berseteru," tegas Szijjártó. (TSA)

SHARE