ECONOMICS

WHO Kaji Vaksin Covid ke-3 untuk Lansia

Rizky Pradita Ananda 25/06/2021 18:36 WIB

WHO sedang mendiskusikan rencana kemungkinan kebutuhan vaksin ke-3 yakni vaksin booster atau suntik vaksin penguat untuk melawan Covid-19.

WHO Kaji Vaksin Covid ke-3 untuk Lansia (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Badan Kesehatan Dunia (WHO) sedang mendiskusikan rencana kemungkinan kebutuhan vaksin ke-3 yakni vaksin booster atau suntik vaksin penguat untuk melawan Covid-19.

Pandangan WHO ini, bertolak belakang dengan pendapat dari CDC yang belum lama ini menyatakan jika sejauh ini belum ada bukti bahwa vaksin booster itu dibutuhkan.

Mengutip Reuters, Jumat (25/6/2021) merujuk pada dokumen internal yang dilihat oleh Reuters, WHO memperkirakan bahwa golongan orang yang paling rentan terhadap infeksi Covid-19, contohnya kelompok orang tua ( lanjut usia) perlu mendapatkan booster vaksin tahunan agar terlindungi dari serangan varian virus.  

Diketahui lebih lanjut, dokumen yang tertera tanggal 8 Juni tersebut menunjukkan bahwasanya WHO menganggap suntik booster tahunan untuk individu beresiko tinggi, adalah sebagai skenario dasar "indikatif". Untuk populasi masyarakat umum, suntikan penguat ini diperkirakan dibutuhkan setiap dua tahun. Tapi dokumen ini tak menunjukkan, bagaimana WHO akhirnya bisa sampai pada kesimpulan tersebut.

Perkiraan dari WHO ini, disebutkan masuk dalam laporan yang akan dibahas dalam pertemuan WHO bersama aliansi vaksin, GAVI yang mana memimpin program vaksin Covid-19 gratis untuk negara miskin dan berkembang besutan WHO, COVAX.

Dokumen yang tertanggal 8 Juni dan masih dalam proses itu, juga memprediksi berdasarkan kasus dasar bahwa 12 miliar dosis vaksin Covid-19 akan diproduksi secara global pada tahun depan. Jumlah ini sedikit lebih banyak dari perkiraan sebelumnya, 11 miliar dosis untuk tahun 2021.

Sementara itu, terkait perihal suntik booster ini, dua perusahaan produsen vaksin Moderna Inc dan Pfizer Inc yang berpartner dengan BioNTech diketahui selama ini sudah begitu vokal menyuarakan penilaian mereka. Bahwasanya dunia global akan segera membutuhkan suntikan booster untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang tinggi, tetapi memang bukti untuk ini disebutkan masih belum jelas. (RAMA)

SHARE