ECONOMICS

Windfall Tax Tinggi, Perusahaan Minyak di Inggris Ancam Pindah ke Negara Lain

Nia Deviyana 17/02/2023 06:00 WIB

British Petroleum (BP) melaporkan rekor keuntungan tahunan sebesar Rp27,7 miliar (Rp422 triliun) sepanjang 2022.

Windfall Tax Tinggi, Perusahaan Minyak di Inggris Ancam Pindah ke Negara Lain. Foto: MNC Media.

IDXChannel - British Petroleum (BP) melaporkan rekor keuntungan tahunan sebesar Rp27,7 miliar (Rp422 triliun) sepanjang 2022. Keuntungan ini dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

Perusahaan minyak lainnya, Shell, juga melaporkan laba tertinggi yang diraihnya dalam 115 tahun. Keuntungan tersebut mencapai USD39,9 miliar (Rp607 triliun) pada 2022, dua kali lipat juga dari total tahun sebelumnya.

Mampu mendapatkan laba dengan angka fantastis, pemerintah memperkenalkan tambahan pajak atau windfall tax atas keuntungan perusahaan energi untuk membantu membayar tagihan energi yang melonjak.

Windfall tax adalah pajak tambahan yang dibebankan pemerintah kepada perusahaan ketika memperoleh keuntungan besar yang tidak terduga.

Windfall tax hanya berlaku untuk keuntungan produksi minyak dan gas Inggris yang hanya merupakan bagian kecil dari keuntungan beberapa perusahaan.

BP dan Shell berada dalam posisi yang rumit karena berkantor pusat di Inggris tetapi menghasilkan minyak dan gas dalam jumlah yang cenderung kecil di perairan Inggris.

Melansir BBC, Jumat (17/2/2023), windfall tax diperkenalkan pada Mei 2022 dan meningkat dari 25% menjadi 35% pada November. Sekarang diperkirakan akan mengumpulkan sekitar 40 miliar poundsterling (Rp651 triliun) tambahan dari semua perusahaan yang beroperasi di perairan Inggris antara 2022 dan 2028.

Shell membayar pajak USD134 Juta (Rp2 triliun) atas operasinya di Inggris pada 2022. Sedangkan BP membayar pajak sebesar USD2,2 miliar (Rp34 triliun).

Perusahaan minyak berpendapat windfall tax yang tinggi akan membuat mereka kurang bersedia untuk berinvestasi dalam produksi di Inggris, mereka mengatakan akan mencari minyak di tempat lain di mana pajak lebih rendah.

Harbour Energy, perusahaan minyak terbesar di Inggris, memangkas pekerjaan dan mempertimbangkan kembali investasinya di negara tersebut karena peraturan itu. 

Jika pemerintah Inggris memutuskan untuk mengenakan pajak lebih berat atas keuntungan BP dan Shell, mereka berpotensi memindahkan kantor pusat mereka ke luar negeri dan merampas sebagian besar pendapatan Inggris yang saat ini mereka bayarkan. (NIA)

Penulis: Anabela C Zahwa

SHARE