World Economic Forum Resmi Dibuka, Pemimpin dan Pengusaha Dunia Siap Hadapi Resesi
Pertemuan tahunan World Economic Forum atau WEF dimulai di Davos pada Senin (16/1/2023) hingga Jumat (20/1/2023) mendatang.
IDXChannel - Pertemuan tahunan World Economic Forum atau WEF dimulai di Davos pada Senin (16/1/2023) hingga Jumat (20/1/2023) mendatang.
Pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi World Economic Forum di Davos, Swis dibayangi oleh resesi global. Hal ini menjadi pembahasan penting dalam pertemuan negara negara di dunia dalam membahas ekonomi global.
Dengan dibukanya acara ini maka para pemimpin dunia, pemimpin perusahaan hingga ekonomi bersiap untuk menghadapi resesi ekonomi global yang diprediksikan bakan terjadi di 2023.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (17/1/2023), dari 4.410 CEO yang disurvei oleh PricewaterhouseCoopers LLP pada bulan Oktober dan November tahun lalu, 73 persen di antaranya memperkirakan pertumbuhan global akan menurun selama 12 bulan mendatang.
Angka tersebut merupakan yang terburuk sejak perusahaan konsultan ini mulai melakukan jajak pendapat pada tahun 2011. Dua dari lima bahkan menyatakan kekhawatiran perusahaan mereka mungkin tidak akan bertahan dalam satu dekade ke depan.
Survei terpisah terhadap para kepala ekonom yang dirilis oleh WEF mencatat bahwa dua pertiga ekonom memperkirakan resesi di seluruh dunia pada tahun 2023 karena bisnis memangkas biaya. Bahkan, 18 persen di antaranya memperkirakan resesi sangat mungkin terjadi.
Kekhawatiran tersebut kemungkinan akan semakin banyak diungkapkan saat 2.700 eksekutif, bankir, dan ekonom bertemu di Davos untuk pertama kalinya sejak 2020. Meskipun data ekonom terbaru menunjukkan harapan bahwa ekonomi masih dapat mencapai soft landing, lonjakan inflasi tahun lalu dan kenaikan suku bunga bank sentral membuat banyak orang bersiap-siap terhadap kontraksi ekonomi.
Chairman global PWC Bob Moritz mengatakan tingkat kekhawatiran dalam jajak pendapat perusahaannya mungkin terlalu dilebih-lebihkan. Ekspektasi resesi masuk ke dalam prediksi karena karena orang telah melihatnya sejak jauh-jauh hari.
Dibandingkan dengan krisis keuangan pada tahun 2008, para bos lebih khawatir terhadap perekonomian saat ini tetapi lebih yakin bahwa perusahaan mereka akan berhasil melewatinya. Meskipun demikian, keyakinan para pemimpin bisnis terhadap prospek pertumbuhan perusahaan mereka sendiri turun paling banyak sejak krisis 2008.
"Dalam jangka pendek, ini adalah mengenai tentang bagaimana mengelola tekanan biaya dan jangka panjang adalah tentang rantai pasokan, iklim, gangguan teknologi,” ungkapnya.
(DKH)