10 Wine Termahal di Dunia: Sebotol Rp8,84 Miliar, Ini Alasan Harganya Sangat Mahal
Wine termahal di dunia terjual seharga USD558.000 satu botol, setara dengan Rp8,84 miliar. Kelangkaan dan produksi terbatas mempengaruhi tingginya harga.
IDXChannel—Wine termahal di dunia pernah terjual di harga USD558.000, setara dengan Rp8,84 miliar per botol, yakni ‘Domaine de la Romanee-Conti Grand Cru’ yang diproduksi pada 1995.
Wine ini terjual di sebuah pelelangan yang berlangsung pada 2018 silam. Romanee-Conti hanya memproduksi wine tersebut dalam jumlah terbatas, yaitu 600 botol. Dalam pelelangan tersebut, hanya tersedia dua botol.
Domaine de la Romanee-Conti adalah area real estate di Burgundy, Prancis, yang terkenal dengan produksi red wine dan white wine berkualitas tinggi. Dikutip dari WithVincent (19/10), pada 1937, produsen ini sudah menjual wine dengan harga USD73.228 per botol.
Wine termahal di dunia urutan kedua adalah Napa Valley Screaming Eagle Cabernet Sauvignon yang juga terjual dalam pelelangan, dengan harga USD500.000, setara dengan Rp7,92 miliar per botol.
Screaming Eagle diproduksi pada 1992 dalam jumlah terbatas, sehingga cenderung dijual kembali dengan harga yang sangat mahal. Rekor harga wine tertinggi sempat dipegang Screaming Eagle selama 18 tahun.
Apa lagi wine termahal di dunia yang pernah beredar di pasaran? Berikut daftarnya:
- Domaine de la Romanee-Conti Grand Cru 1995 USD558.000
- Napa Valley Screaming Eagle 1992 USD500.000
- Chateau Mouton-Rothschild 1945 USD310.000
- Chateau Cheval Blanc 1947 USD304.374
- Heidsieck 1907 USD275.000
- Chateau Lafite-Rothschild 1869 USD230.000
- Chateau Margaux 1787 USD225.000
- Penfolds Block 42 2004 USD168.000
- Chateau Lafite 1787 USD156.450
- Romanee-Conti 1945 USD123.900 (terjual pada 2007)
Bagi orang awam, wine tak ubahnya minuman anggur yang difermentasi. Sehingga, wajar banyak pihak yang terheran-heran dengan harga jualnya yang kelewat tinggi. Namun, ada alasan di balik harga wine yang begitu tinggi.
Wine yang diproduksi secara massal memang bisa dijual dengan harga terjangkau, tak lebih dari belasan dolar AS. Namun sebenarnya, industri wine adalah industri yang dilakoni para artisan profesional.
Wine yang diproduksi massal berbeda dengan wine yang diproduksi oleh vineyard ternama di Eropa. Wine adalah minuman yang telah diproduksi dan dikonsumsi selama berabad-abad tahun lamanya.
Dengan rentang waktu yang demikian lama, produsen wine mempelajari tata cara sekaligus faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas rasa wine. Kualitas rasa wine rupanya sangat dipengaruhi oleh iklim dan kualitas lahan.
Dikutip dari Forbes, kualitas rasa wine dipengaruhi oleh terroir, yakni faktor-faktor lingkungan yang sangat unik hingga mempengaruhi cita rasa makanan ataupun minuman yang diproduksi di suatu daerah.
Terroir merujuk pada komposisi unik dari mutu lahan, curah hujan, temperatur cuaca, dan faktor-faktor agrikultur lainnya. Komposisi unik tersebut begitu tepat, sehingga menghasilkan panen yang berkualitas.
Dalam satu wilayah yang memiliki beberapa lahan anggur, tiap lahan bisa menghasilkan rasa anggur yang berbeda meskipun jaraknya berdekatan. Oleh sebab itu, produsen wine berinvestasi besar pada pembelian dan pengelolaan lahan yang prestisius dan ‘mahal’.
Dikutip dari Palateclub (19/10), faktor lain yang mempengaruhi harga wine adalah jumlah produksi yang memang sengaja dibatasi. Para produsen membatasi jumlah buah yang dihasilkan agar lahan dan tanaman memberikan ‘tenaga’ ekstra untuk menumbuhkan buah dengan cita rasa yang unik.
Selain itu, produsen juga meminimalisir penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Ini membuat produsen memerlukan waktu dan ekstra tenaga dan atensi untuk merawat pohon anggurnya.
Ditambah lagi, jumlah pekerja yang harus dibayar. Beragam pekerjaan di lahan anggur membutuhkan keahlian yang tidak bisa digantikan oleh mesin. Manusia memahami kapan waktu panen yang tepat, memilih anggur-anggur terbaik.
Selain itu, alur distribusi yang panjang pun turut mempengaruhi harga jual pada rantai paling akhir. Pada tiap rantai distribusi, harga akan bertambah sekian persen dari harga aslinya di produsen.
Belum lagi, wine membutuhkan fermentasi, di mana anggur-anggur yang telah diolah disimpan dalam galon-galon yang terbuat dari kayu oak. Sehingga, produsen membutuhkan banyak ruang penyimpanan yang luas.
Itulah penjelasan singkat tentanag wine termahal di dunia dan alasan mengapa wine dihargai begitu mahal per botolnya. (NKK)