ECOTAINMENT

3 Batik Termahal di Indonesia: Bernilai Sejarah Tinggi, Proses Pembuatannya Rumit

Kurnia Nadya 02/10/2023 15:52 WIB

Batik termahal di Indonesia bisa dibanderol ratusan juta rupiah. Selain bernilai sejarah tinggi, proses pembuatannya pun cukup rumit dan membutuhkan keahlian.

3 Batik Termahal di Indonesia: Bernilai Sejarah Tinggi, Proses Pembuatannya Rumit. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Kain batik termahal di Indonesia bisa dijual seharga jutaan rupiah. Selain proses pembuatannya dilakukan oleh pengrajin batik menggunakan teknik tulis tangan, batik-batik ini memiliki nilai sejarah tinggi. 

Tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Batik merupakan kain bergambar yang dibuat dengan cara menuliskan beragam corak khas dengan malam cair. Teknik, teknologi, pengembangan motif, dan budayanya ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dan nonbendawi sejak 2 Oktober 2009. 

Seiring perkembangan modernisasi alat produksi, kain batik mulai diproduksi secara massal menggunakan alat cetak. Sehingga pakaian dengan kain batik kini bisa dijual dengan harga yang lebih terjangkau bagi masyarakat. 

Pakaian batik kerap digunakan dalam acara-acara formal, sebagai alternatif setelan jas untuk pria dan gaun untuk wanita. Selain lebih ringkas, kemeja atau blouse batik juga lebih nyaman digunakan saat cuaca panas. 

Namun, kalangan tertentu masih menggunakan pakaian yang dibuat dari kain batik tulis. Batik tulis otomatis dijual lebih mahal dibanding batik cetak, karena proses pembuatannya membutuhkan keahlian tinggi. 

Apa saja batik termahal di Indonesia? 

1. Batik Tiga Negeri 

Dilansir dari Krajanbatik (2/10), batik tiga negeri adalah kain batik yang telah dibuat sejak jaman kolonial Belanda. Batik ini adalah hasil akulturasi tiga budaya besar, yakni Jawa, Tionghoa, dan Belanda. Sehingga, corak pada kainnya pun berasal dari ciri khas ketiga budaya tersebut. 

Warna merah berasal dari ciri khas budaya Tionghoa, biru merupakan warna khas dari Belanda, dan sementara cokelat berasal dari Mataraman. Awalnya, batik tiga negeri ini muncul dari Lasem, Jawa Barat, pada abad ke-19. Lasem  merupakan tempat singgah etnis Tionghoa. 

Hal unik lain dari batik tiga negeri adalah proses pewarnaannya yang juga harus dilakukan di tiga daerah. Pencelupan warna merah dilakukan di Lasem untuk memperoleh kekhasannya, warna biru di Pekalongan, dan cokelat di Solo. 

Setiap daerah tersebut memiliki air dengan kadar mineral yang berbeda, sehingga akan berpengaruh pada efek proses pewarnaan. Banyak yang meyakini jika pewarnaan tidak dilakukan seperti ini, warnanya tidak akan sesuai harapan. 

Oleh karena itu, pembuatan batik ini membutuhkan waktu lama, setidaknya tiga bulan. Harganya pun cukup fantastis, bisa mencapai ratusan juta. Berdasarkan pantauan IDXChannel di salah satu e-commerce, batik tiga negeri ukuran 240 cm x 110 cm dijual setidaknya Rp2,8 juta. 

2. Batik Halus Cirebon 

Cirebon merupakan salah satu sentra industri batik di Jawa Barat, sekaligus sentra batik paling tua di Jawa Barat. Batik Cirebon berkaitan dengan kesultanan-kesultanan di daerahnya, disebarluaskan ke luar keraton oleh para abdi dalem. 

Motif batik Cirebon bervariasi, sebab selain dikembangkan oleh keluarga keraton, juga dikembangkan oleh masyarakat yang setia kepada sultan. Motif-motif batik Cirebon yang populer antara lain megamendung, singa payung, kawung, lengko-lengko, dan lain-lain. 

Proses pembuatan batik Cirebon juga tak kalah rumit. Salah satu prosesnya adalah membuat garis kontur pula pada kain yang membutuhkan keahlian tinggi. Sehingga tak mengherankan jika kain batik Cirebon cukup mahal. 

Berdasarkan pantauan IDXChannel di salah satu situs e-commerce, batik halus Cirebon dibanderol ratusan ribu hingga jutaan rupiah. 

3. Batik Corak Belanda 

Dikutip dari Museum Batik Pekalongan, batik corak Belanda adalah batik yang dibuat oleh pengusaha batik Indo-Eropa pada pertengahan abad ke-19. Salah satu warga Belanda pengusaha batik pada masanya adalah Van Franquemont. 

Setelah Van Franquemont, mulai bermunculan warga Belanda yang memulai usaha serupa. Seperti Van Oosterom, Van Zulyen, dan lain-lain. Motif batik Belanda kebanyakan menggambarkan dongeng, puisi, atau bertemakan naturalis. 

Para pengusaha batik Belanda ini tidak membatik sendiri, mereka hanya menciptakan motif lalu memperkerjakan pembatik lokal untuk mengerjakan penulisan pada kain. Mereka sendiri yang mengawasi proses pembuatannya. 

Setelah kependudukan Jepang, tak ada lagi pengusaha batik Belanda, namun motif batik Belanda masih digemari hingga saat ini. 

Itulah beberapa batik termahal di Indonesia saat ini. Meskipun dibanderol jutaan rupiah per kain, batik-batik ini masih digemari oleh kalangan tertentu. (NKK)

SHARE