Arti Created by The Poor Stolen by The Rich yang Viral di Tengah Fenomena Citayam Fashion Week
Arti created by the poor stolen by the rich belakangan viral usai Baim Wong mendaftarkan Citayam Fashion Week (CFW) ke Dirjen Kekayaan Intelektual (KI).
IDXChannel – Arti created by the poor stolen by the rich belakangan viral usai Baim Wong mendaftarkan Citayam Fashion Week (CFW) ke Dirjen Kekayaan Intelektual (KI). Seperti diketahui, istilah Citayam Fashion Week itu sendiri merupakan istilah yang digaungkan oleh remaja-remaja SCBD (Sudirman, Citayam, Bogor, Depok).
Perusahaan Baim Wong, PT Tiger Wong Entertainmet, mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) istilah ini sebagai merek hiburan peragaan busana kepada PDKI pada 20 Juli 2022 dengan nomor JID2022052181.
Sontak, tindakan Baim ini pun mendapat reaksi pro dan kontra di kalangan netizen Indonesia. Tak sedikit dari mereka pun mengaitkan fenomena ini dengan istilah created by the poor stolen by the rich. Lalu, apa arti created by the poor stolen by the rich? Simak penjelasan IDXChannel berikut ini!
Arti Created by The Poor Stolen by The Rich
Istilah created by the poor stolen by the rich sebenarnya pertama kali viral digunakan dalam dunia olahraga terutama dunia sepak bola. Jika dimaknai secara langsung, istilah ini memiliki arti ‘Diciptakan oleh yang miskin dan dicuri oleh mereka yang kaya’. Fakta bahwa sesuatu yang sebelumnya kecil dan dibesarkan oleh masyarakat kalangan bawah namun kemudian diambil atau dicuri oleh orang-orang kaya inilah yang kemudian menggemakan istilah ‘created by the poor stolen by the rich’.
Banner bertuliskan ‘Created by the poor, stolen by the rich’ pada awalnya mendunia yang dijadikan sebagai simbol perlawanan terhadap pengaruh uang dan kekuasaan dalam dunia sepak bola.
Dalam dunia sepak bola, istilah ini sendiri pertama kali dicetuskan oleh suporter Club Africain asal Tunisia pada 2017 lalu dalam laga persahabatan melawan Paris Saint Germain (PSG). Sebelum dimulainya pertandingan, banner bertuliskan Created by The Poor Stolen by The Rich ini dibentangkan oleh para suporter Club Africain untuk menyindir PSG dan pemiliknya.
Pemilik PSG yakni Nasser Al-Khelaifi merupakan orang terkaya yang memiliki kekayaan melimpah hingga mampu mengubah PSG menjadi klub dengan pemain bintang yang dibayar dengan harga sangat mahal.
Pada 2021 lalu, istilah ini kembali bergaung di tengah fenomena protes penggemar Manchester United atas rencana European Super League (ESL). Diketahui bahwa 12 tim yang sebelumnya bergabung dengan ESL ini hanya merupakan tim elite dengan kebanyakan pemiliknya adalah orang terkaya.
Klub sepak bola yang tergabung dalam ESL pada mulanya diciptakan oleh orang-orang kalangan bawah seperti pekerja pabrik. Klub-klub besar yang kini bertabur bintang seperti Arsenal dan Manchester United sebelumnya diciptakan oleh pekerja pabrik maupun pekerja di depot kereta api yang berawal dari pertandingan melawan departemen lainnya.
Kali ini, istilah create by the poor stolen by the rich ini kembali viral di jagat media sosial di tengah fenomena Citayam Fashion Week. Perusahaan Baim Wong yakni PT Tiger Wong Entertainment telah mendaftarkan merek Citayam Fashion Week sebagai HAKI kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (KI), Kementerian Hukum dan HAM.
Citayam Fashion Week sendiri memang tengah ramai diperbincangkan setelah anak-anak remaja dari kawasan suburban Depok dan sekitarnya menjadikan kawasan Dukuh Atas sebagai tempat nongkrong dengan gaya fesyen nyentrik mereka.
Fenomena ini mulai menjadi sorotan setelah salah satu konten kreator, Indigo melalui akun Tiktok KutipanX mengunggah video wawancara Bonge dan Kurma pada 5 Juni lalu. Tak disangka, video ini kemudian menjadi viral bahkan telah ditonton hingga 74,1 juta orang dan disukai lebih dari 3,8 juta pengguna TikTok.
Inilah mengapa banyak orang menilai bahwa Citayam Fashion Week diciptakan oleh kalangan bawah sehingga muncullah istilah created by the poor stolen by the rich di tengah fenomena ini.