ECOTAINMENT

Beda dengan Mobil Jepang, Merawat Mobil McLaren Ternyata Enggak Mudah

Yulistyo Pratomo 29/08/2022 13:16 WIB

Dengan banderol harga hingga miliaran rupiah, ternyata melakukan perawartan terhadap mobil McLaren enggak mudah lho.

Beda dengan Mobil Jepang, Merawat Mobil McLaren Ternyata Enggak Mudah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Dengan banderol harga hingga miliaran rupiah, ternyata melakukan perawartan terhadap mobil McLaren enggak mudah lho. Beda dengan model Jepang, mobil ini membutuhkan jam terbang tinggi dalam penanganan untuk menjaga performanya tetap prima.

Mobil McLaren yang dibanderol mulai dari Rp2,3 miliar hingga Rp12 miliar ini perlu mendapatkan perawatan yang sangat khusus secara berkala.

Teknisi dari McLaren Jakarta Service Centre, Herlambang Chandra mengatakan, jika tidak dilakukan bukan tidak mungkin akan berakibat fatal.

Bahwa perawatan tersebut meliputi penggantian oli mesin, filter oli, minyak rem, hingga oli power steering. Kecuali jika ada trouble, maka menurutnya harus dilakukan pengecekan secara mendetail.

"Maintenance perlu dilakukan satu tahun sekali kalau mobilnya jarang dipakai. Kalau mobilnya sering dipakai setiap 8.000 kilometer. Ya, mana aja yang duluan sampai," ujarnya saat diwawancarai MNC Portal Indonesia. 

Chandra menilai bahwa mobil Eropa seperti McLaren membutuhkan jam terbang tinggi untuk menanganinya. Ia pun mengaku sebelum resmi menjadi teknisi, ada beberapa tahap pelatihan yang mesti ia jalani.

"Komponen mobil kan banyak, harus mendetail dan menyeluruh juga. Kami menggunakan alat diagnosis khusus untuk mempermudah menemukan masalah. Kalau sudah ditemukan, baru kami kerjakan," ungkapnya.

Lanjutnya bahwa, “Sebelumnya saya teknisi di Mercedes. Walaupun sama-sama pabrikan Eropa, saat pindah ke McLaren tetap mendapat training khusus di Singapura. Dan pelatihannya itu running terus, update terus modulnya.”

"Intinya kami mendapat pembekalan karena memang perawatannya berbeda dengan mobil Jepang. Tidak sembarangan untuk menangani mobil seperti McLaren," pungkasnya. (TYO)

Penulis: Nur Pahdilah

SHARE