David Beckham Dibayar Rp186 Miliar untuk Promosikan Piala Dunia Qatar
David Beckham menjadi duta sepak bola untuk mempromosikan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Dia pun mendapat bayaran yang cukup tinggi.
IDXChannel – Untuk pertama kalinya David Beckham menjadi duta sepak bola, dan itu untuk Piala Dunia Qatar 2022. Dia pun mendapatkan bayaran yang cukup tinggi untuk pekerjaan tersebut.
Pada Februari lalu, Beckham menyetujui kesepakatan untuk mempromosikan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dengan bayaran 10 juta poundsterling atau setara Rp186 miliar.
“Berbicara sebagai penggemar, saya telah datang ke Qatar selama beberapa tahun. Saya telah melihat keramahan, kehangatan orang-orang di dalamnya.” ujar Beckham dilansir dari dailymail.co.uk pada Selasa (27/9/2022).
Namun, promosinya untuk Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 justru mendapat kritik keras dari publik Inggris. Meski begitu, dua bulan kemudian, Beckham muncul dalam video baru untuk mempromosikan negara Timur Tengah itu.
Lagi-lagi, mantan kapten Inggris itu menyebut Qatar sebagai tempat yang luar biasa untuk menghabiskan waktu beberapa hari. Dia juga memperkenalkan Qatar sebagai representasi wajah negara Islam di Timur Tengah.
Hingga saat ini, belum ada kepastian dari pihak Beckham untuk mengakui kontrak kontroversial untuk gelaran bergengsi Piala Dunia 2022 Qatar.
David Beckham telah diberitahu bahwa dia membuat kesalahan besar dalam mengambil peran sebagai duta untuk Piala Dunia Qatar Tahun 2022, oleh mantan rekan setimnya Eric Cantona.
Mantan pemain Internasional Inggris itu mendapat kecaman dalam beberapa bulan terakhir karena keputusannya untuk menjadi duta turnamen tersebut dan dituduh bermuka dua dalam kampanye olahraga negara tersebut.
Cantona, yang dikenal baik oleh Beckham saat mereka di Manchester United, telah mendesak ikon sepak bola Inggris itu untuk memikirkan kembali sikapnya dan menyatakan bahwa Beckham tidak menyadari apa yang telah terjadi di ajang Piala Dunia Qatar 2022, termasuk larangan terhadap kaum gay untuk menonton Piala Dunia dan sejumlah keputusan Qatar lainnya yang dianggap kontroversi bagi negara-negara Barat.
Penulis: Hafiz
(FRI)