Dengan Teknologi XR, Industri Film Indonesia Diklaim Bisa Saingi Hollywood
Indonesia masih memiliki kesempatan untuk unggul dengan mengandalkan teknologi XR yang diciptakan oleh Unreal Engine.
IDXChannel - Sutradara kawakan Upie Guava menilai industri film Indonesia bisa bersaing dengan Hollywood. Menurutnya, Indonesia masih memiliki kesempatan untuk unggul dengan mengandalkan teknologi XR yang diciptakan oleh Unreal Engine.
"Teknologi XR di industri film masih terbilang baru, mulai di tahun 2019 dan mungkin baru diadopsi di studio itu baru 2020 ke atas. Jadi kita mulai bareng, apa yang kita capai itu sama dengan yang negara lain capai," ungkapnya, Rabu (8/2/2023).
Pria dengan mana asli Lutfie Abdullah itu mengatakan saat ini studio di berbagai negara masih terus mengembangkan metode yang lebih sempurna. Dengan begitu, setiap studio bisa saling menginspirasi dan saling mengisi satu sama lain.
"Makanya gue sebegitu ngototnya karena this is the only change kita untuk menyamakan standar Hollywood. Kalau ngomongin animasi pasti kalah lah. Di sini kita mulai bareng jadi persaingannya masih sangat kompetitif," lanjutnya.
Lebih lanjut Upie menyebut saat ini yang diperlukan untuk bisa unggul dari negara lain adalah imajinasi kreator film. Ia pun sangat yakin bahwa dengan teknologi XR ini tidak ada yang bisa menghalangi Indonesia untuk bisa membuat film lebih bagus.
"Optimis lah udah banyak film Indonesia yang bagus. Jadi jika bicara soal seberapa yakin ya harus yakin. Yang penting saat ini adalah imajinasi kreator, bagaimana bisa mengeksekusi ide mereka karena teknologi saat ini sudah mumpuni," ujarnya.
Upie pun mengatakan tidak ada alasan menolak teknologi XR dengan dalih teknologi tersebut lebih mahal. Pasalnya dengan XR, set yang biasa memakan ongkos ratusan juta bisa dipangkas dengan sangat signifikan.
"Bayangin kalau lu butuh set desa kebakar, itu lu butuh desa terdekat yang satu kali shooting untuk adegan 1 menit bisa habis Rp200 juta. Kalau dengan XR, meski gak murah tapi setidaknya bisa diulang-ulang terus. Murah mahal itu tergantung parameter visualnya," pungkasnya. (NIA)