Dituduh Penipu, Ini Klarifikasi Lengkap Ustaz Yusuf Mansur
Seorang bernama Darso Arief Bakuama menuding Ustaz Yusuf Mansur melakukan penipuan. Tuduhan tersebut membuat sang dai berusia 44 tahun itu angkat bicara.
IDXChannel - Seorang bernama Darso Arief Bakuama menuding Ustaz Yusuf Mansur melakukan penipuan. Tuduhan tersebut membuat sang dai berusia 44 tahun itu angkat bicara untuk menyampaikan klarifikasi.
"Buat teman-teman semua, ini juga sebagai jawaban saya atas semuanya. Saya sudah tanya kanan-kiri ke kai, ke para guru, alim ulama, jawaban semuanya bahwa saya boleh menyampaikan kebenaran," kata Ustaz Yusuf Mansur dalam rekaman suara yang diterima MNC Portal, Sabtu (11/12/2021).
Dia meyakini, tuduhan itu bersumber dari setan dan dia sangat berharap tidak ada pihak-pihak yang akan membongkar kejahatan dan keburukan yang tentunya akan selalu ada dalam diri manusia.
"(Sebetulnya) saya sudah pernah sampaikan ini bahwa hal yang terjadi pada saya dengan izin Allah SWT, karena awalnya salah sangkanya seseorang yang mulia, yang pernah berjasa dalam hidup saya, tapi salah sangka menyangka bahwa saya adalah orang yang sangat tidak beradab, orang yang sangat tidak berakhlak, orang yang sangat jahat, yang sangat buruk," terangnya.
"Dan datanglah sifat hasad-hasud, iri, dengki, dari seseorang yang juga dimuliakan Allah SWT, yang saya yakin semuanya karena salah saja. Ini perbuatan setan yang sama-sama kita harus berlindung pada Allah supaya tidak saling mengorek kejahatan keburukan yang pastinya ada," lanjut Ustaz Yusuf Mansur.
Pada 2005, ia melanjutkan, atas izin Allah dirinya dibawa ke televisi oleh seseorang yang menganggap bahwa itulah pertama kalinya saya ke televisi. Dengan segala ketawadhu'an, sebagai pemula, di depan seorang kaya raya yang konglomerat dan juga seorang sahabat yang merupakan wartawan di salah satu koran Islam terkemuka, ya, Yusuf Mansur memilih untuk tidak banyak bicara kecuali berterima kasih dan mengiyakan.
"Tapi saya sudah masuk tv dulu sebelumnya dan bahkan sudah ada di salah satu radio terkenal sepanjang 2004 dan 2005 ujung itulah saya masuk ke tv swasta paling terkemuka dan membesut sinetron 'Tukang Bubur Naik Haji'," terangnya.
Peristiwa sekali-kalinya dibawa ke tv itulah yang kemudian dianggap sebagai jasa yang luar biasa dan Yusuf Mansur juga tidak menampik peristiwa berjasa tersebut. Ia pun mengaku bahwa di peristiwa itu dia tak bertata krama, tidak beradab.
"Orang itu mencintai saya dengan tulus, orang itu mencintai saya dengan ikhlas. Saya sampai tidak berani menyebut nama, khawatir orang benci beliau dan berdampak pada ekonominya, berdampak pada usaha restorannya," kata Yusuf Mansur.
Pernyataan tersebut rupanya sudah ia sampaikan di Masjid Istiqlal pada 2014 ketika beliau naikan 2 file pertama ke Youtube, yang di situ berisi narasi kemarahan dan kebencian. Ia pun memperhatikan baik-baik file tersebut, narasinya berasal dari sikap Yusuf Mansur yang tidak berakhlak.
Dari situlah Yusuf Mansyur belajar betul bahwa hal kecil yang tidak di-maintenance, akan menjadi hal yang sangat besar. "Saya betul-betul introspeksi diri, salah saya apa sampai-sampai orang yang mencintai saya berlaku sebegitunya. Saya lihatin 2 file Youtube tersebut benar-benar," ceritanya.
Sampai akhirnya Yusuf Mansur menemukan titik terang bahwa pada 2005 dia disedekahi mobil kesayangan beliau, orang yang tak mau disebutkan namanya oleh Yusuf Mansur tersebut.
"Ketika saya diminta memberikan tausiah di hadapan pegawainya dari beberapa cabang di Jakarta dan sekitarnya, beliau bercerita, 'Saya mencintai sedekah, bahkan saya sedekah 30 persen dan saya mewajibkan mitra sedekah besar', tapi saya pengen kamu (Ustaz Yusuf Mansur) bercerita tentang sedekah supaya sama semuanya dan datanglah saya ke tausiyah tersebut dan meminta semua yang hadir untuk bersedekah, ya, kan temanya sedekah," paparnya.
Peristiwa itu dilihat oleh sosok tersebut bahwa itulah yang menjadi kebiasaan Yusuf Mansur saat dirinya bercerita tentang bersedekah. "Memang saya terkesan nodong dan maksa, tapi terserah. Bukan nodong dan maksa jamaah untuk digondol, hampir enggak pernah dari 1999 cerita tentang sedekah sampai 2021 ini saya bahkan mempersilakan teman-teman kepada publik, jika pernah saya membawa uang sedekah setelah tausiyah soal sedekah, ngomong saja, saya berhenti jadi ustaz," katanya.
"Hal ini juga yang saya lakukan di 2005 di outlet beliau yang ada di Bintaro. Saya minta agar semuanya bersedekah ke mana saja. Tulis sedekahnya apa, tanpa menuliskan nama, dan semuanya nulis. Nah, salah satunya ngisi mobil," lanjutnya.
Merasa karyawan lain tidak akan sedekah mobil, Ustaz Yusuf Mansur bertanya langsung ke sosok tersebut dan sosok itu membenarkan bahwa mobil itu sedekah beliau dan diberikan kepada Ustaz Yusuf Mansur. Bukan dipinjamkan.
"Di waktu itu juga mobil yang diberikan langsung saya sedekahkan. Di sini letak kesalahannya. Mestinya saya bilang dulu, tapi saya enggak bilang," jujurnya.
Di pernyataannya juga, Yusuf Mansur menjelaskan bahwa pada 2001 sejujurnya dia sudah pernah sedekah mobil, walau pada 2005 saat memberi tausiyah ke Bintaro, dia naik motor. "Saya hati-hati sekali menyampaikan fakta ini, takut disangka sombong. Tapi Bismillah, saya tetap sampaikan," terangnya.
Kemudian, tambah Ustaz Yusuf Mansur, 2003 sudah pakai Mercedes Benz. "Saya datang waktu itu dengan naik motor, ya, karena saya suka motor, saya anak motor. Lagian, kalau jaraknya dekat, ngapain naik mobil. Dari bilangan Ciledug ke Bintaro, macet, mending naik motor," tambah dia.
Nah, di hari pertama dirinya disedekahi mobil, lalu dia sedekahkan langsung mobil tersebut, sampai detik ini mobil itu masih ada. "Nah, katanya mobil ini akan diperkarakan lagi sebagai perkara baru," ujarnya.
Di pernyataan klarifikasinya, Yusuf Mansur juga menjelaskan soal pengembalian uang 2.500 nasabah dari 2.900 anggota. nasabah "Di 2012, 2.500 lebih sudah dipulangkan, sisanya enggak tahu. Datanya ada dan saya koordinasi dengan teman teman OJK, BI, Kementerian Koperasi," katanya.
"Sudah saya pulangkan 2.500, lho. Masa enggak jadi pembuktian. Nah, ada yang belum dipulangkan, ini yang kemudian dirawat, enggak mau dipulangkan. Ada yang minta Rp1,8 miliar dari investasi Rp10 juta. Yang terakhir gugat lagi ke pengadilan negeri. Satu orang Rp2,5 juta minta gantinya Rp80-100 juta," terangnya.
Menurut Yusuf Mansur, jika dirinya menuruti semua, itu adalah sikap tidak adil. "Bagaimana dengan yang lain?" jelasnya. Soal hotel, ia pun meminta untuk diwakafkan dan jadi pesantren.
Kembali ke topik awal, Yusuf Mansur juga menjelaskan soal dirinya yang dibilang tidak mau bertemu dengan beliau, sementara itu dia menegaskan bahwa dirinya sudah minta maaf dan tidak dianggap. Kemudian, laporan polisi yang diminta untuk dicabut, Ustaz Yusuf Mansur kabulkan.
"Tapi, begitu saya cabut, narasinya begitu lagi. Padahal sudah ada surat permohonan dan permintaan maaf yang ada di Bareskrim. Enggak pernah saya publish kemana-mana," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa akar permasalahan ini adalah soal disedekahi mobil oleh seseorang lalu disedekahkan lagi sedekah tersebut. Menurutnya, hal itu tidak keliru, karena 'toh' orang sudah memberikan, maka barang yang dikasih bebas untuk diapakan.
"Ketika perpanjangan STNK, di situ saya salah karena saya pakai sopir. Mestinya saya yang bilang langsung ke beliau. Saya akui di situ saya kurang beradab. Saya enggak nyangka peristiwa ini jadi kemana-mana," curhatnya.
Entah kenapa, Yusuf Mansur bercerita bahwa pada 2005 dirinya sudah punya mobil Alphard, jumlahnya 8 unit. Lalu, dia lompat ke cerita bahwa anaknya yang bersekolah di Daarul Quran itu bayar uang sekolah, bahkan ada yang nunggak dan ditegur sekolah.
"Nah, dari kejadian itu bagaimana bisa saya dituduh penipu? Bahkan, ada wali santri yang melaporkan, unbelievable! Kalau bukan karena hasat-husut iri dengki, enggak akan terjadi," katanya.
Tambah parahnya lagi, mobil tersebut dilihat beliau dengan kondisi yang sudah berbeda. Jadi, ternyata di muka mobil ditempelkan branding restoran beliau. Tapi, saat Yusuf Mansur pulang haji dan dijemput dengan mobil tersebut, branding restoran beliau sudah dicopot dan diganti dengan branding lainnya yang setipe.
"Ini kesalahan saya. Bukan soal tipu menipu, enggak, tapi soal kesalahan ini. Pun soal batu bara, enggak. Dari dulu saya ngalah mulu, ikut ganti di beberapa orang, ada satu orang Rp23 miliar. Belum lain-lain. Kalau sekarang ada yang mau mempermasalahkan, silakan ke polisi saja," katanya.
Ustaz Yusuf Mansur juga menceritakan bahwa ada kejadian dirinya merasa dituduh yang tidak benar. Jadi, beliau berkata bahwa Ustaz Yusuf Mansur sudah pakai tarif, diberangkatkan ke Medan, ceramah soal sedekah, sampai sana terkumpul Rp60 juta, uang itu 'digondol' ke Jakarta. Cerita ini kemudian diklarifikasi.
"Waktu itu suasananya gimana-gimana, saya bilang iya pak Insyaallah saya akan perbaiki. Padahal di dalam hati, saya akan kontak beliau yang dimaksud itu yang sebagai informan dia, mau nanya benar enggak saya begitu," katanya.
Untungnya ada 3 saksi dalam peristiwa ini. Tiket, kata Ustadz Yusuf Mansur, beli sendiri. "Memang gelar sorban (minta sedekah) dan terkumpul Rp60 juta, tapi demi Allah tidak ada sepeserpun uang itu yang saya ambil dan bawa ke Jakarta," katanya.
Di pernyataannya, Yusuf Mansur pun menerangkan bahwa sekalipun ada kasus ini, dia tidak akan menghentikan niatnya untuk memajukan ekonomi bangsa dan umat. Pun dirinya tak akan berhenti berdakwah di jalan kebenaran.
"Sekalipun ada kasus ini, saya enggak akan berhenti memajukan kesejahteraan umat. Saya tidak akan berhenti juga jadi ustaz," terang Yusuf Mansur
"Saya juga masih penasaran untuk minta teman-teman publik, siapa yang pernah jadi panitia saya sejak 1999 hingga 2021, kalau memang ada cerita saya minta duit, narikin duit, dan ngegondol duit sedekah, tapi berani bersaksi menjelaskan kebenaran jangan cuma ngecap, kalau benar, satu saja, saya berhenti jadi ustaz. Ini semata-mata saya sampaikan, mana buktinya saya nipu," tutup dia. (TYO)