ECOTAINMENT

Kota di 2 Negara Asia Tenggara Ini Masuk Daftar Destinasi Wisata Rawan Penipuan Turis

Ibnu Hariyanto 28/05/2025 15:19 WIB

Dua negara di Asia Tenggara masuk dalam daftar tempat wisata yang rawan penipuan terhadap turis. Dua negara yang dimaksud yakni Thailand dan Veitnam.

Dua negara di Asia Tenggara masuk dalam daftar tempat wisata yang rawan penipuan terhadap turis yakni Thailand dan Veitnam. (foto: iNews Media)

IDXChannel- Dua negara di Asia Tenggara masuk dalam daftar tempat wisata yang rawan penipuan terhadap turis. Dua negara yang dimaksud yakni Thailand dan Veitnam.

Hal itu diketahui dari studi yang dikeluarkan Mastercard Economics Institute dikutip oleh nationthailand, Rabu (28/5/2025). Menurut laporan tersebut penipuan di sektor wisata meningkat hingga 28 persen selama musim liburan secara global.

Penipuan yang terjadi lewat agen wisata dan pemesanan tur empat kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata di sektor lain. Tingkat penipuan naik lebih dari 18 persen di destinasi musim panas saat cuaca hangat dan naik 28 persen di destinasi musim dingin selama musim dingin.

Thailand khususnya di Bangkok dan Phuket menjadi dua kota yang paling disorot. Biasanya penipuan terjadi saat menyewa taksi atau mobil menjadi yang paling sering terjadi di Bangkok, sedangkan Phuket lebih sering kasus penipuan pemesanan hotel.

Layanan taksi dan rental mobil menjadi sumber utama penipuan terhadap turis di Bangkok. Total ada 48 persen dari seluruh kasus yang dilaporkan berasal dari penipuan taksi.

“Setelah pembayaran dilakukan, tur yang dijanjikan mungkin tidak pernah terjadi atau berbeda jauh dari yang diiklankan,” tulis laporan tersebut.

Selain Thailand, beberapa negara juga rawan penipuan turis terjadi di Hanoi (Vietnam), Cancun (Meksiko) dan Dhaka (Bangladesh). Kepala Ekonom Asia Pasifik dari Mastercard Economics Institute David Mann menjelaskan bentuk penipuan sangat tergantung pada lokasinya.

“Di beberapa tempat, penipuan lebih banyak berasal dari sektor pariwisata dan tur. Tapi di kota lain seperti Los Angeles, justru sektor makanan yang paling banyak mengalami penipuan,” ujarnya.

(Ibnu Hariyanto)

SHARE