ECOTAINMENT

Laba META Rp83,7 Triliun, Kekayaan Mark Zuckerberg Melonjak Dua Kali Lipat

Kunthi Fahmar Sandy 03/05/2023 14:33 WIB

Miliarder berusia 38 tahun tersebut kini memiliki kekayaan dua kali lipat dibandingkan enam bulan lalu yang diduga karena penghasilan besar dari META.

Laba META Rp83,7 Triliun, Kekayaan Mark Zuckerberg Melonjak Dua Kali Lipat (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Kekayaan bersih seorang CEO META Mark Zuckerberg, melonjak naik pada hari Kamis setelah reli besar-besaran pasca pengumuman laporan keuangan perusahaannya yang menunjukkan adanya nilai laba bersih META sebesar USD5,7 miliar atau Rp83,7 triliun.

Miliarder berusia 38 tahun tersebut kini memiliki kekayaan dua kali lipat dibandingkan enam bulan lalu yang diduga karena penghasilan besar dari META. 

Perusahaan meta telah membukukan pendapatan sebesar USD28,6 miliar atau mencapai Rp420 triliun selama tiga bulan pertama tahun 2023.

Selain itu, diketahui melalui laman Forbes, Selasa (02/05/2023), laba bersih perusahaan meta senilai Rp83,7 triliun dan terus mendapatkan kembali kepercayaan dari para investor karena Mark memimpin upaya dalam pengendalian biaya dan kembali fokus pada bisnis periklanan perusahaan.

Saham perusahaan Silicon Valley naik lebih dari 90% tahun ini dan memulihkan sebagian besar dari penurunan saham sebesar 76% antara September 2021 dan Oktober. Kemerosotan saham perusahaan tersebut sayangnya terjadi di tengah upaya Mark dalam mengembangkan metaverse.

Divisi metaverse telah kehilangan sekitar USD20 miliar atau Rp294 triliun dalam waktu kurang dari dua tahun keberadaannya, tetapi operasi media sosial perusahaan Meta telah terbukti tangguh, dengan pendapatan dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp yang tumbuh 4% dari tahun ke tahun.

"Tantangan Meta sebagian besar bersifat sementara," kata analis Deutsche Bank Benjamin Black dalam sebuah catatan kepada klien melalui laman Forbes, Selasa (02/05/2023).

Mark menegaskan bahwa perusahaannya tidak lagi ketinggalan dari para pesaing dalam membangun infrastruktur AI milik perusahaan META, bahkan ia juga mengklaim bahwa dorongan AI dan metaverse-nya saling terkait.

Dengan demikian, investor akan memperhatikan apakah Mark dan perusahaannya tersebut dapat menghindari pengeluaran uang miliaran dolar dalam usaha barunya atau tidak. Hal tersebutlah yang harus diperhatikan karena mempertanyakan bagaimana Meta dapat memanfaatkan ledakan kecerdasan buatan.

"Dapatkah Meta tetap disiplin saat berpartisipasi dalam ledakan AI?" tanya Mark Shmulik, analis Bernstein dalam sebuah catatan kepada klien melalui laman Forbes, Selasa (02/05/2023).

(Penulis Fidya Damayanti magang)

(SAN)

SHARE