ECOTAINMENT

Laba Netflix Tumbuh 24 Persen di Q1-2025 saat Perang Dagang Tekan Perusahaan Teknologi

Febrina Ratna Iskana 21/04/2025 10:43 WIB

Netflix berhasil menjaga kinerjanya tumbuh positif pada kuartal I-2025 di tengah perang dagang yang menekan perusahaan teknologi lainnya.

Laba Netflix Tumbuh 24 Persen di Q1-2025 saat Perang Dagang Tekan Perusahaan Teknologi. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Netflix berhasil menjaga kinerjanya tumbuh positif pada kuartal I-2025 di tengah perang dagang yang menekan perusahaan teknologi lainnya.

Bahkan, pertumbuhan pendapatan dan laba Netflix dalam tiga bulan pertama tahun ini lebih baik dari proyeksi analis. Hal itu menandakan layanan streaming video terbesar di dunia itu masih berkembang pesat meski kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membebani ekonomi.

Dilansir dari AP News pada Senin (21/4/2025), Netflix tercatat meraup laba sebesar USD2,9 miliar, atau USD6,61 per saham, tumbuh 24 persen dari periode yang sama tahun lalu. Pendapatan naik 13 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi USD10,54 miliar.

Kedua angka tersebut melampaui perkiraan yang disusun oleh FactSet Research. Tanpa memberikan rincian, Netflix mengutip pertumbuhan pelanggan yang berkelanjutan sebagai alasan utama untuk kinerja yang kuat di awal tahun ini.

Angka yang dirilis Kamis (17/4/2025) itu menunjukkan Netflix masih terus membangun momentum dengan tambahan 41 juta pelanggan di seluruh dunia tahun lalu, kenaikan tahunan terbesar dalam 27 tahun sejarah perusahaan.

Namun, tidak dijelaskan berapa banyak pelanggan yang diperoleh Netflix selama periode Januari-Maret karena laporan perusahaan teknologi itu tidak memberikan pembaruan triwulanan tentang total pelanggannya.

Netflix mengumumkan tidak akan lagi melaporkan jumlah pelanggan mulai kuartal ini karena perusahaan berupaya mengalihkan fokus investor ke laba setelah melampaui 300 juta pelanggan global pada Desember lalu. Sebagai bagian dari hal itu, Netflix berupaya menjual lebih banyak iklan untuk menambah pendapatan langganan.

Pertumbuhan yang kuat itu terjadi di tengah kekacauan ekonomi dan perang dagang Trump yang berfluktuasi. Industri teknologi telah terpukul sangat keras oleh tarif yang diumumkan Trump pada 2 April 2025 lalu karena begitu banyak perusahaan bergantung pada rantai pasokan internasional.

Namun, layanan streaming global Netflix belum tersentuh dampak tarif Trump. Hal itu menjadikan perusahaan tersebut sebagai pengecualian penting di tengah sektor teknologi.

Bahkan harga sahamnya meningkat 9 persen sepanjang tahun ini, sementara nilai pasar sebagian besar perusahaan teknologi besar lainnya telah anjlok.

"Netflix tetap menonjol di lanskap teknologi yang tidak stabil," kata analis Zacks Investment Research, Andrew Rocco.

Saham perusahaan itu kembali naik hampir 3 persen dalam perdagangan yang diperpanjang setelah laporannya keuangannya terbit.

Tarif Trump Bisa Kurangi Pelanggan Netflix

Meski begitu, perang dagang masih dapat merugikan Netflix jika memicu resesi atau memicu tekanan inflasi seperti yang ditakutkan banyak ekonom. Dalam skenario tersebut, banyak konsumen yang mungkin mengurangi pengeluaran untuk hiburan.

Volatilitas ekonomi juga dapat mengakibatkan perlambatan periklanan yang merugikan upaya Netflix untuk menjual lebih banyak iklan untuk versi layanan streaming dengan harga murah, yang menyumbang sebagian besar pertumbuhan pelanggan tahun lalu.

"Kami memperhatikan dengan saksama sentimen konsumen dan ke mana ekonomi yang lebih luas bergerak," kata salah satu CEO Netflix Greg Peters dalam panggilan konferensi hari Kamis.

"Tetapi berdasarkan apa yang kami lihat dengan benar-benar menjalankan bisnis saat ini, tidak ada yang benar-benar signifikan untuk dicatat,” lanjutnya.

Peters juga mengatakan opsi berbiaya rendah Netflix, yang saat ini dihargai USD8 per bulan di AS, akan membantu melindungi layanan streaming videonya jika rumah tangga mulai berhemat.

Sebagai tanda kepercayaan dirinya, Netflix menegaskan kembali prediksi sebelumnya untuk pendapatan tahunan sekitar USD44 miliar, naik 13 persen dari 2024.

“Secara historis dalam ekonomi yang sulit, nilai hiburan rumah sangat penting bagi rumah tangga konsumen,” kata co-CEO Netflix Ted Sarandos selama panggilan konferensi.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE