Mengulik Perjalanan Hidup OK Lim, dari Pedagang Kecil, Sukses, dan Kini Bangkrut
Perjalanan hidup OK Lim, taipan minyak asal Singapura tengah menarik perhatian usai perusahaannya dinyatakan bangkrut.
IDXChannel – Perjalanan hidup OK Lim, taipan minyak asal Singapura tengah menarik perhatian usai perusahaannya dinyatakan bangkrut.
OK Lim atau Lim Oon Kuin bersama anak-anaknya yakni Lim Huey Ching dan Lim Chee Meng harus menerima putusan pailit atas perusahaannya Hin Leong Trading Pte pada 19 Desember lalu. Padahal sebelumnya, menurut laporan Business Standard, Hin Leong Trading dikenal sebagai salah satu perusahaan minyak besar di dunia.
Namun sejak pandemi Covid-19 menyerang dan menyebabkan harga minyak anjlok, bisnis OK Lim harus merosot drastis pada 2020. Akibatnya, kerajaan bisnis minyak OK Lim pun runtuh.
Bagaimana perjalanan hidup OK Lim? IDXChannel menyajikan kisah lengkapnya seperti berikut.
Perjalanan Hidup OK Lim
Lim Oon Kuin merupakan pendiri Hin Leong Trading Ltd yakni sebuah perusahaan yang berkembang pesat dan menjadi salah satu raksasa dalam industri perdagangan minyak di Singapura. Bisnisnya dimulai pada 1963 dengan menjadi seorang pedagang kecil. OK Lim menjual bahan bakar kepada para nelayan menggunakan perahu kecil. Dari titik itu, ia pun akhirnya berhasil meraih kesuksesan dan perlahan membangun kerajaan bisnis minyaknya yang akhirnya memiliki lebih dari 100 kapal tanker raksasa.
Bisnis OK Lim mencakup perdagangan minyak mentah, bahan bakar minyak (BBM), hingga oli. Didorong hubungan baik Hin Leong pun berhasil mencatatkan laba luar biasa hingga Rp1,5 triliun. Keberhasilan ini didorong oleh hubungan yang baik dengan bank-bank internasional yang memberi Lim kredit besar, termasuk pinjaman jumbo senilai 4 miliar dolar AS, Hin Leong pun berhasil mencatatkan laba luar biasa hingga Rp1,5 triliun.
Hin Leong dikenal sebagai perusahaan swasta tertutup yang bebas mengatur keuangan dan manajemennya. OK Lim dan keluarganya memegang kontrol penuh atas perusahaan ini dengan menguasai 75 persen saham perusahaan.
Kejayaan Hin Leong harus diterpa badai besar pada 2020 ketika pandemi Covid-19 menggoyahkan stabilitas perdagangan minyak. Hal ini menyebabkan penurunan drastis dalam harga dan permintaan minyak. Harga minyak pun kian anjlok terutama setelah konflik antara Arab Saudi dan Rusia.
Meski sempat menyembunyikan fakta kerugian perusahaan yang membuat terlilit utang sangat besar, OK Lim akhirnya mengakui bahwa perusahaan tersebut mengalami kerugian lebih dari USD800 juta dan gagal membayar utangnya. Usai menyadari bahwa perusahaan yang telah susah payah dibesarkannya itu tidak dapat bertahan lagi, OK Lim pun akhirnya mengajukan permohonan kebangkrutan pada April 2020. Proses hukum ini pun menyeret Hin Leong ke pengadilan.
Guna menyelamatkan aset-aset perusahaan yang tersisa, manajemen baru pun akan diangkat. Diperkirakan nilai aset yang tersisa hanya sekitar USD700 juta dan jauh dari nominal utang Hin Leong yang mencapai USD3,3 miliar.
Pada September 2024, Pengadilan Tinggi Singapura pun memutuskan bahwa OK Lim harus membayar USD3,59 miliar kepada likuidator dan kreditornya, HSBC Holdings Plc. Putusan ini pun mengakhiri proses hukum perdata yang dihadapi taipan berusia 82 tahun tersebut
Tak hanya bangkrut, OK Lim juga dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan penipuan terhadap HSBC dan pemalsuan dokumen. Namun, ia kemudian mengajukan banding dan tidak akan menjalani hukuman penjara sampai proses banding selesai.
Itulah penjelasan mengenai perjalanan hidup OK Lim, taipan minyak Singapura yang kini harus jatuh dalam kebangkrutan.