ECOTAINMENT

Menilik Motif Batik yang Banyak Digemari Gen Z

Dimas Andhika 30/09/2023 23:45 WIB

Nah, kira-kira seperti apa motif batik yang banyak diburu atau cocok dikenakan para Gen Z? Berikut ulasannya.

Menilik Motif Batik yang Banyak Digemari Gen Z. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Fashion batik telah mengalami transformasi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Ini berkat sentuhan inovatif dari para desainer yang berhasil membuat batik tampil lebih modern, tidak lagi identik dengan kesan kolot, tua, atau terlalu formal. 

Dampaknya cukup membanggakan. Kini banyak generasi muda termasuk Gen Z yang tertarik untuk mengenakan batik.

Nah, kira-kira seperti apa motif batik yang banyak diburu atau cocok dikenakan para Gen Z? Berikut ulasannya.

Motif kontemporer

Batik sejatinya menyimpan kekayaan budaya khususnya masyarakat Jawa yang begitu kental. Hal tersebut tercermin dari motif-motif klasik khas sogan dari Yogyakarta dan Solo. 

Batik Sogan memang banyak mendominasi produk batik di pasaran, seperti motif kawung dan parang. Namun bagi sebagian orang, motif ini dinilai terlalu old-fashioned dan tidak cocok dengan jiwa anak muda. 

Sebagai alternatif, para desainer mengembangkan motif-motif kontemporer yang sebagian besar terinspirasi dari batik pesisir. Motif batik ini tampil dengan corak yang beraneka ragam didominasi nuansa alam seperti flora dan fauna. 

"Batik pesisir itu tidak menggunakan pola-pola kraton sehingga lebih berani. Contohnya ada motif burung merak. Visualisasinya benar-benar tegas tidak seperti batik klasik yang cenderung terselubung (tidak gamblang)," ujar Pengamat dan Penggiat Batik Alami Agnes Dwina Herdiasti saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Sabtu (30/9/2023). 

Selain itu, lanjut Agnes, batik pesisir juga mendapat pengaruh dari budaya, Eropa, China, hingga Jepang. Dari proses akulturasi ini, kemudian muncullah motif-motif batik seperti burung phoenix, bunga delima, bunga lotus, bunga seruni, dan masih banyak lagi.

Motif kontemporer juga bisa diartikan sebagai desain atau motif yang benar-benar baru. Kendati demikian, ia tidak meninggalkan pakem-pakem dari batik itu sendiri. 

"Seperti pengalaman saya diminta untuk mendesain batik bermotif truntum, tapi di bagian depannya diberi twist gambar Superman sehingga lebih personal bagi si pemakai. Sekilas terlihat nyeleneh, kenapa tiba-tiba ada Superman? Tapi sebetulnya ada benang merahnya," kata Agnes. 

"Superman itu kan dikenal mementingkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadinya, sama seperti makna dari motif parang. Lalu dipadukan dengan motif truntum yang memiliki arti cinta tulus. Menurut saya kenapa tidak, selama si pemakai menemukan spirit dari pilihan motifnya itu," tambahnya.

Pemilihan warna 

Selain motif, generasi muda atau Gen Z juga sangat memperhatikan pilihan warna batik yang akan mereka kenakan. Menurut Co-Founder Batik Concept Christian Saputra, warna-warna cerah seperti biru muda, hijau tosca, hingga lilac paling banyak diburu oleh Gen Z.

"Anak-anak muda lebih menyukai warna-warna vivid, cerah, cheerful. Sangat kontras dengan batik klasik yang warnanya cenderung lebih kelam," ujar founder brand batik tulis asal Jakarta itu.

Christian dan timnya juga bereksperimen bermain warna-warna tak terduga, seperti mengombinasikan warna netral lalu diberi aksen cerah yang mencolok. 

Padu padan ini sangat pas bagi mereka yang ingin tampil klasik, tapi tetap dengan sentuhan modern yang elegan dan dinamis. 

Potongan yang modern

Batik yang digemari generasi muda atau Gen Z umumnya memiliki potongan yang modern. Biasanya didominasi dengan garis-garis yang bersih, siluet yang ramping, serta bentuk-bentuk geometris yang menarik. 

Tak hanya itu, mereka juga menyukai penambahan detail dan aksen-aksen khusus untuk menonjolkan nuansa kontemporer. 

"Contohnya dulu masih jarang yang mengombinasikan kain tenun dengan sentuhan aksen batik (tumpal). Sekarang, kombinasi ini menjadi salah satu produk terlaris di kalangan anak muda karena terlihat sangat elegan, modern, dan juga classy," tutup Christian Saputra.

(YNA)

SHARE