ECOTAINMENT

Menteri Ekonomi ASEAN Pacu Integrasi Perdagangan Barang, Progres Perundingan ATIGA Capai 89 Persen

Nia Deviyana 09/02/2025 05:00 WIB

Hingga saat ini, 10 dari 17 bab baru pada peningkatan ATIGA telah disepakati dengan kemajuan perundingan mencapai 89 persen.

Menteri Ekonomi ASEAN Pacu Integrasi Perdagangan Barang, Progres Perundingan ATIGA Capai 89 Persen. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Para Menteri Ekonomi dari 10 negara ASEAN mendorong penyelesaian perundingan terkait peningkatan (upgrading) Perjanjian Perdagangan Barang ASEAN atau ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA), pada Jumat (7/2/2025).

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri, didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono dan Direktur Perundingan Organisasi Perdagangan Dunia, Dina Kurniasari.

"Kami mengharapkan seluruh pihak dapat mengintensifkan pertemuan. Dengan demikian, perundingan dapat diselesaikan sesuai target," ujar Roro.

Hingga saat ini, 10 dari 17 bab baru pada peningkatan ATIGA telah disepakati dengan kemajuan perundingan mencapai 89 persen.

Indonesia, kata Roro, siap mendukung usulan landing zone untuk mempercepat proses. Lebih lanjut, Indonesia mengusulkan liberalisasi wajib bagi negara-negara ASEAN yang belum mencapai rata-rata komitmen liberalisasi dalam ATIGA. 

Langkah ini bertujuan untuk menciptakan lapangan bermain yang lebih adil dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di seluruh kawasan. 

Roro mengutarakan, peningkatan perjanjian ATIGA juga bertujuan untuk memodernisasi cakupannya agar lebih relevan dan responsif terhadap dinamika regional ASEAN dan global. 

Salah satu hasil pertemuan ini adalah disepakatinya pengaturan khusus untuk beras dan gula sebagai komoditas pangan strategis di ASEAN.

"Pengaturan terkait beras dan gula tetap menjadi bagian dari peningkatan ATIGA. Hal tersebut sejalan dengan kebijakan domestik dan berfungsi sebagai jaring pengaman (safety net)untuk menjaga kestabilan pasokan serta harga beras dan gula dalam negeri," kata Roro.

(NIA DEVIYANA)

SHARE