ECOTAINMENT

Oxford United Masuk ke Divisi Championship, Intip Jejak Erick Thohir Rambah Bisnis Sepak Bola

Maulina Ulfa 21/05/2024 16:06 WIB

Klub sepak bola berbasis di Oxford, Inggris, Oxford United, berhasil promosi ke kasta kedua Liga Inggris Championship musim depan.

Oxford United Masuk ke Divisi Championship, Intip Jejak Erick Thohir Rambah Bisnis Sepak Bola. (Foto: Oxford FC)

IDXChannel - Klub sepak bola berbasis di Oxford, Inggris, Oxford United, berhasil promosi ke kasta kedua Liga Inggris Championship musim depan.

Kabar ini menghebohkan jagad maya karena klub ini merupakan klub bola yang dimiliki dan dikendalikan ketua umum PSSI cum Menteri BUMN Indonesia, Erick Thohir (ET) dan taipan pengusaha konglomerasi Bakrie, Anindya Bakrie.

Prestasi terbaru Oxford United ini berhasil mengobati dahaga Erick yang getol mengembangkan bisnis klub bola sejak beberapa tahun terakhir.

Mantan Presiden Inter Milan itu membagikan kabar ini melalui unggahan instagram pribadinya pada Minggu (19/5/2024).

"25 tahun menunggu Oxford United promosi ke Championship. Oxford go to Championship,"ujar Erick dalam postingannya.

Kegembiraan Erick bukan tanpa alasan. Pasalnya, Oxford United terakhir tampil di kasta kedua Liga Inggris di tahun 1998-1999, di mana saat itu kompetisi masih bernama First Division.

Promosi Oxford United ke Championship dapat dipastikan setelah mengalahkan Bolton Wanderers di final play-off promosi dengan skor 2-0 di Stadion Wembley, Inggris, Sabtu (18/5).

Josh Murphy, pemain sayap kiri Oxford United ini menyumbang dua gol andalan pada menit ke-31 dan 42. Saat ini, Murphy memiliki nilai pasar di bursa transfer pemain mencapai €500 ribu.

Jejak ET dan Bakrie Akuisisi Klub Bola

Sebelumnya, Erick Thohir membeli Inter Milan pada 2013 dan merogoh kocek USD480 juta.

Erick mengakuisisi saham mayoritas Massimo Moratti. Namun, tim yang pernah menjadi Treble Winners ini tidak banyak bersinar masa itu.

Inter Milan harus berpuas diri mencapai posisi 4 pada klasmen Serie A di masa kepemimpinan ET.

Setelah tiga tahun, ET akhirnya melepaskan sahamnya ke Suning Grup. Kemudian Erick tidak lagi menjadi pemilik utama klub itu setelah menjual sahamnya sebanyak 39 persen pada 2016 lalu.

Erick juga sempat diakuisisi klub Major League Soccer (MLS) atau Liga Utama Amerika Serikat, DC United pada 2012. Thohir bersama rekannya, Jason Levien, membeli saham DC United sebesar 78 persen.

Kebersamaannya bersama DC United berakhir pada Agustus 2018 di mana sahamnya dipegang oleh Levien, sementara Erick hanya berstatus co-president bersama Stephen Kaplan.

Sementara untuk kiprahnya di Oxford United, Anindya Bakrie dan Erick Thohir masuk sejak 2018. Anindya dan Erick kini tercatat memiliki 51 persen saham di Oxford United efektif sejak 19 September 2022.

"Bisnis sepak bola berubah dengan cepat. Diam di tempat bukan pilihan, dan saya sangat senang kami membangun masa depan yang lebih bisa dipertahankan untuk klub," kata ketua dewan direksi Oxford United dan mantan direktur Grant Ferguson dikutip BBC september lalu.

Selain Erick, kiprah Grup Bakrie di bidang olahraga juga tak main-main. Selain Oxford United, Grup Bakrie turut juga sempat memiliki klub sepakbola berbasis Australia, Brisbane Roar juga klub berbasis Uruguay SAD Deportivo hingga Belgia C.S. Visé.

Taipan dan Bisnis Bola

Sebelumnya, Klub sepak bola Italia Como 1907 akan bersaing di liga Serie A Italia musim depan setelah penantian 21 tahun. I Biancoblù terakhir kali berlaga di Serie A pada 2003.

Melansir Jakarta Globe, Como menempati posisi ke-2 di Serie B, membuat mereka mendapat promosi ke Serie A musim depan bersama Parma, yang sudah mengamankan gelar juara Serie B musim ini.

Como, yang dimiliki oleh keluarga terkaya di Indonesia yakni keluarga Hartono, pemilik Bank Central Asia dan raksasa rokok Djarum, telah membuat kemajuan signifikan di sepakbola Italia.

Como 1907 merupakan klub sepak bola Italia yang kini dimiliki oleh duo Djarum bersaudara, Budi dan Bambang Hartono.

Mereka adalah kakak beradik dan keluarga terkaya di Indonesia yang membeli Como 1907 melalui perusahaannya, SENT Entertainment, pada 2019 saat klub tersebut masih berlaga di Serie D.

Akuisisi Como 1907 yang dilakukan keluarga Hartono mengejutkan banyak pihak sekaligus di luar dugaan. Bahkan, media besar pun mengabaikan berita mengejutkan ini.

Klub sepak bola juga telah berevolusi dari sekadar sumber hiburan menjadi peluang investasi yang menarik bagi individu dan bisnis. 

Pasar sepak bola global bernilai miliaran dolar, menjadikannya pilihan yang menguntungkan bagi investor. 

Sebagai contoh, kisah City Group membeli Manchester City pada 2008. City Group adalah konglomerat investasi yang berbasis di Uni Emirat Arab. Kelompok ini dikendalikan oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, Perdana Menteri Uni Emirat Arab.

Sejak dikelola oleh Sheikh Mansour, klub tersebut mengalami perkembangan pesat. City telah memenangkan beberapa kali gelar Liga Premier, Piala FA, dan Liga Champions.

Ada juga keluarga Glazer yang menyelesaikan pengambilalihan rival City, Manchester United, dengan nilai hampir USD1 miliar termasuk utang. (ADF)

SHARE