ECOTAINMENT

Perjalanan Ruang Angkasa Berdampak Buruk Bagi Bumi

Intan Rakhmayanti 17/06/2021 14:46 WIB

Miliarder internasional saat ini sedang berlomba-lomba membuka perjalanan luar angkasa untuk umum.

Perjalanan Ruang Angkasa Berdampak Buruk Bagi Bumi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Miliarder internasional saat ini sedang berlomba-lomba membuka perjalanan luar angkasa untuk umum. Namun, sejumlah ahli justru memperingatkan bahaya yang akan terjadi jika bisnis itu benar-benar dilaksanakan.

Banyak perusahaan, termasuk SpaceX, Virgin Galactic, dan Space Adventures ingin membuat pariwisata luar angkasa tersedia untuk masyarakat umum, dan ternyata menarik perhatian banyak orang.

Di tengah krisis iklim yang terjadi saat ini di Bumi, para ahli menyebut mengirim miliarder ke luar angkasa dengan roket bukanlah keputusan yang ramah lingkungan.

Pasalnya, roket yang terbakar melalui sejumlah besar propelan untuk lepas landas dan mendarat. Baik itu minyak tanah di roket Falcon 9 SpaceX, metana di Starship, atau hidrogen cair di Sistem Peluncuran Luar Angkasa (SLS) baru NASA, yang membakar material itu dan berdampak pada atmosfer bumi.

Tidak peduli bahan bakar apa yang digunakan, semua peluncuran memancarkan banyak panas yang mengadung nitrogen di atmosfer untuk menciptakan oksida nitrogen yang mengganggu.

"Tergantung di mana mereka dilepaskan di ketinggian, oksida nitrogen itu dapat berkontribusi pada pembentukan ozon atau penipisan ozon," jelas Eloise Marais, profesor geografi fisik di University College London, dikutip dari Mashable, Kamis (17/6/2021).

Di stratosfer, di mana ozon bertindak sebagai perisai terhadap radiasi ultraviolet dari matahari, panas itu dapat menggerogoti ozon.

Sementara di troposfer yang lebih dekat ke tanah, panas itu bisa menambah ozon. Sayangnya, di sana ia bertindak lebih seperti gas rumah kaca dan menahan panas. Bahan bakar yang berbeda merusak atmosfer dengan cara yang berbeda.

"[Nitrogen oksida] penting, tentu saja, tetapi ada juga bahan bakar padat yang dibakar dan menghasilkan klorin," kata Marais.

"Klorin berkontribusi pada perusakan lapisan ozon dan sangat, sangat efisien dalam melakukan itu," sambungnya.

Bahan bakar hidrokarbon seperti minyak tanah dan metana menghasilkan karbon dioksida, gas rumah kaca yang terkenal, serta karbon hitam, alias jelaga, yang menyerap panas dan semakin membuat hangat suhu di Bumi.

Bahkan sebelum peluncuran terjadi, produksi propelan sudah berdampak pada lingkungan. Dan setiap peluncuran menggunakan ribuan ton propelan untuk mencapai luar angkasa.  

Jadi bisa dibayangkan jika peluncuran roket menjadi lebih umum, pengaruhnya terhadap lingkungan akan meningkat.

Marais menunjukkan bahwa kita belum mengetahui efek penuh bahan bakar roket terhadap atmosfer dan lingkungan, karena para peneliti baru saja mulai mempelajari topik tersebut. (TYO)

SHARE