Profil Peter Harjani, Bos Promotor Coldplay yang Dikritik Perkara Ticketing Kacau
Peter Harjani adalah CEO PK Entertainment yang kemarin menyelenggarakan konser Coldplay di GBK. Promotor menerima banyak kritikan karena kendala di lapangan.
IDXChannel—Profil Peter Harjani menarik untuk diulas. Dia adalah direktur utama PK Entertainment yang telah berhasil membawa Coldplay untuk menggelar konser di Jakarta Rabu (15/11) kemarin.
Perusahaan yang didirikan bersama saudara dan rekannya itu menjadi bulan-bulanan warganet selama penyelenggaraan konser Coldplay berlangsung. Seperti yang diketahui, banyak penonton mengeluhkan kendala hingga situasi di sekitar venue menjadi kacau.
Kabar tentang kekacauan PK Entertainment dalam menangani ticketing dan mengurusi proses masuk selama konser mendapat kritikan keras dari warganet. Sebab banyak penonton yang telah membeli tiket secara langsung di kanal resmi tanpa perantara, rupanya tidak bisa masuk karena kode QR tiketnya telah digunakan.
Ada pula yang penonton yang tidak diizinkan masuk oleh staff dengan alasan Xyloband yang habis tidak bersisa. Ada pula yang tidak bisa masuk karena staff yang bertugas untuk memindai QR code tak muncul di pos penugasannya.
Karena kendala-kendala tersebut, banyak penonton yang merasa tidak puas dan marah, hingga berseteru dengan petugas keamanan dan akhirnya menerabas untuk memasuki arena venue, meskipun para penonton tersebut tetap tidak dapat mengikuti konser.
Beberapa thread berisikan kritik dan laporan kejadian ihwal kekacauan proses masuk konser Coldplay mulai bermunculan di X sejak konser mulai berlangsung. Ada pula warganet yang mengusulkan agar para penonton mengajukan gugatan kepada PK Entertainment.
Profil Peter Harjani, CEO PK Entertainment
PK Entertainment didirikan oleh tiga orang, yakni Peter Harjani, Kenny Harjani, dan Harry Sudarma. Ketiganya sama-sama tidak memiliki latar belakang pendidikan di dunia entertainment ataupun event organizing.
Peter Harjani menempuh pendidikan akuntansi di Australia, tepatnya di The University of Western Australia. Bahkan Harry Sudarma sejatinya adalah seorang dokter. Namun pada 2015, Peter dan kedua rekannya bertekad untuk mendirikan PK Entertainment.
Dalam wawancara bersama Brava Radio, Peter mengaku pernah punya pengalaman bekerja sebagai promotor, tepatnya saat ia bekerja bersama sepupunya di Marygops Studio. Namun setelah ia meninggalkan perusahaan tersebut, Peter bertemu dengan temannya, Harry.
“Jadi waktu di perusahaan yang lalu itu peluang untuk belajar. Kemudian pada 2015 kami sepakat untuk membuat PK Entertainment, tapi waktu itu fokusnya adalah event brand activation, tidak langsung membuat konser,” kata Peter.
PK Entertainment akhirnya masuk ke bisnis penyelenggaraan konser pada 2018. Celine Dion adalah artis pertama yang mereka bawa ke Indonesia untuk gelaran konser. Menyusul setelahnya Ed Sheeran, Callum Scott, Shawn Mendez, dan akhirnya, Coldplay.
Pada bisnis brand activationnya, Peter telah menangani event bersama brand-brand ternama seperti Facebook, Google, YouTube, GOTO, Netflix, Spotify, dan lain-lain.
Itulah sekilas tentang profil Peter Harjani, CEO PK Entertainment promotor Coldplay yang menerima protes keras dari para penonton konser Coldplay. (NKK)