Siapa Pemilik Ratu Plaza? Dulu Mal Ternama Kini Sepi Pengunjung
Banyak orang penasaran siapa pemilik Ratu Plaza? Pasalnya, salah satu mal ternama di Jakarta Pusat ini kini kondisinya cukup memprihatinkan dan sepi pengunjung.
IDXChannel – Banyak orang penasaran siapa pemilik Ratu Plaza? Pasalnya, salah satu mal ternama di Jakarta Pusat ini kini kondisinya cukup memprihatinkan dan sepi pengunjung.
Ratu Plaza merupakan pusat perbelanjaan di Jakarta yang sempat menjadi mal ternama dan populer pada masanya. Mal yang terletak di Jalan Jenderal Soedirman ini memang sempat berjaya dan hype di tahun 1980-an. Namun, sayangnya saat ini kondisinya sangat sepi. Tidak banyak toko yang beroperasi dan pengunjungnya pun tidak lagi sebanyak dulu.
Lantas, siapa pemilik Ratu Plaza? IDXChannel mengulas informasinya sebagai berikut.
Siapa Pemilik Ratu Plaza?
Ratu Plaza merupakan pusat perbelanjaan dan perkantoran di Jakarta yang dibangun pada 1970-an. Proyeknya sendiri dimulai pada 1977 dan tahap pembangunan selesai di tahun 1980-an. Mal ini sempat berjaya pada tahun 1980-an dan sangat populer pada masanya.
Berdasarkan informasi di laman Setiapgedung, Ratu Plaza merupakan pusat perbelanjaan milik PT Ratu Sayang Internasional. Adapun sosok di balik PT Ratu Sayang Internasional ini adalah Henry Onggo.
Henry Onggo sendiri merupakan salah satu konglomerat Indonesia yang pernah masuk daftar orang terkaya RI versi Forbes 2018. Ia merupakan pendiri Ratu Sayang Group dan juga komisaris PT Unitex Tbk sejak tahun 1988. Forbes mencatat kekayaan Henry Onggo pada tahun 2018 mencapai USD310 juta atau setara Rp4,82 triliun.
Mal Ratu Plaza sendiri berada di superblok yang terdiri dari perkantoran, apartemen, dan perkantoran. Mal ini memiliki luas total 58.084 meter persegi dan terdiri dari 5 lantai dan 2 basement.
Mal ini dihuni oleh berbagai brand ternama seperti Supermarket Gelael, Batik Keris, Toko Gunung Agung, Revlon, Lancome, Bata, hingga Rudy Hadisuwarno. Berdasarkan laporan Majalah Properti Indonesia edisi 1995, departement store Matahari dan Levi’s juga sempat menghuni ruang ritel mal Ratu Plaza ini.
Dengan banyaknya brand tersebut, Ratu Plaza berhasil menjadi mal populer yang banyak dikunjungi masyarakat. Jika dianalogikan, Ratu Plaza bahkan setara dengan Plaza Senayan atau Pondok Indah Mal (PIM) yang selalu ramai pengunjung.
Sayangnya, kejayaan tersebut tak bertahan lama. Dekade 90-an menjadi masa surut bagi Ratu Plaza. Mal-mal besar mulai bermunculan dan menimbulkan persaingan ketat yang akhirnya menumbangkan Ratu Plaza di tahun 1990-an.
Hingga saat ini Ratu Plaza menjadi sangat sepi. Banyak ruko di sana yang telah tutup. Hanya suasana sepi yang meliputi Ratu Plaza. Tak banyak pengunjung yang wara-wiri di mal tersebut.