ECOTAINMENT

Tak Cuma Tuban, Warga Desa Mojokerto Ini Jadi Miliarder Borong Mobil

Fariza Rizki 31/03/2021 17:34 WIB

Umiyati mengatakan dirinya bisa membangun rumah sejak satu bulan terakhir dari hasil panen cabai.

Tak Cuma Tuban, Warga Desa Mojokerto Ini Jadi Miliarder Borong Mobil (FOTO:MNC Media)


IDXChannel  -  Tidak hanya di Tuban, ternyata warga Mojokerto juga jadi miliarder dari hasil penjualan cabai. Harga cabai yang kian mahal saat ini membawa berkah pada para petani cabai di daerah Dawarblandong, Mojokerto sehingga bisa membangun rumah, membeli sepeda motor, bahkan membeli mobil.

Salah satu petani cabai, Umiyati mengatakan dirinya bisa membangun rumah sejak satu bulan terakhir dari hasil panen cabai. Berkat mahalnya harga cabai di pasaran, dia mendapatkan uang hingga Rp15 juta per minggunya setiap kali panen.

“Satu bulan terakhir dari hasil jual cabai yang harganya Rp90 ribu, panen dapat 90 kilo bisa dapat uang Rp15 juta satu minggu, total sekitar Rp350 juta lebih ya, sekarang pernah harga cabai bisa Rp100.000 udah turun harganya jadi Rp90.000 sampai Rp65.000,” jelas Umiyati.

Sebagai informasi, Kecamatan Dawarblandong merupakan salah satu kecamatan sentra penghasil cabai di Mojokerto. Dalam satu bulan, rata-rata penghasilan petani cabai di daerah tersebut bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Adapun Listiyanto, petani cabai yang lain dengan luas lahan mencapai satu hektar, dia menghasilkan sepuluh kali panen cabai dan mendapatkan uang mencapai Rp100 juta. Uang tersebut langsung dia pakai untuk membeli mobil.

Beli mobil dengan sepuluh kali panen, harga cabai macam-macam, ada Rp90 ribu, Rp70 ribu, atau Rp80 ribu ya masih lebih baik dari dulu paling murah 5 ribu 4 ribu, sekarang naik terus bisa beli mobil dua mingguan dengan luas lahan 800 meter persegi,” ungkap Listiyanto.

Kepala Desa Pucuk Nanang Sudarmawan mengatakan mahalnya harga cabai meningkatkan perekonomian warga desanya. Harga kali ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang mencapai Rp90.000 per kilogram dalam jangka waktu yang lama.

"Alhamdulilah masyarakat Desa Pucuk menikmati hasil cabai mahal, jadi taraf hidup meningkat. Setahu saya banyak yang beli sepeda motor, mobil, renovasi rumah. Sekarang ini harga lumayan mahal hampir dua bulan masih mahal, jadi banyak keluar masuk orang jualan keliling kampung membawa barang seperti spring bed, lemari,” ujar Nanang.
(SANDY)

SHARE