ECOTAINMENT

Tangan Midas Taylor Swift Ciptakan Swiftonomics Effect, Hasilkan USD1,04 Miliar

Maulina Ulfa - Riset 05/03/2024 16:43 WIB

Penyanyi pop asal Amerika Serikat (AS), Taylor Swift menggelar konser enam hari di Singapura, mulai 2 hingga 9 Maret 2024.

Tangan Midas Taylor Swift Ciptakan Swiftonomics Effect, Hasilkan USD1,04 Miliar. (Foto: AFP)

IDXChannel - Penyanyi pop asal Amerika Serikat (AS) Taylor Swift menggelar konser enam hari di Singapura, mulai 2 hingga 9 Maret 2024.

Melansir Sindonews, Taylor Swift dikabarkan menerima bayaran 3 juta dolar Amerika Serikat per pertunjukan, di mana Taylor Swift tampil enam kali di Singapura, tepatnya di Stadion Nasional di Kallang, mulai Sabtu (2 Maret) hingga hingga 9 Maret 2024.

Artinya, Taylor Swift menerima bayaran sebesar Rp270 miliar selama enam pertunjukan di Singapura.

Pelantun 'Bad Blood' ini telah melakukan tur sejak Maret 2023 dan Eras Tour dinobatkan sebagai tur dengan pendapatan kotor tertinggi sepanjang masa.

Sebelum konser di Singapura, Swift pernah tampil di Australia. Di negeri Kangguru ini konser Swift bisa mendorong 'peningkatan' belanja konsumen sebesar AUD145 juta, menurut laporan BBC News.

Sementara, lebih dari 570 ribu tiket terjual selama tujuh malam di Sydney dan Melbourne. Fenomena inilah yang ramai disebut sebagai Swiftonomics.

Dampak Ekonomi Konser Taylor Swift

Tak dimungkiri, pengaruh penyanyi pop ini jauh melampaui lagu-lagunya yang memenangkan penghargaan dan Grammy yang memecahkan rekor, hingga ke panggung bisnis internasional.

Istilah swiftonomics muncul sebagai gambaran fenomena di mana taji Swift mampu menciptakan efek riak ekonomi baik di tingkat lokal maupun internasional di mana ia melakukan konser.

Banyak menyebut “The Eras Tour,” sebagai titik awal dari dampak ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam konser-konser musik, khususnya di Amerika Serikat (AS).

Sebelum melakukan konser langsung (live concert), Swift merilis film 'The Eras Tour' yang akan diputar di 8.500 bioskop di lebih dari 100 negara di dunia.

Menurut AMC Theatres, film 'The Eras Tour' telah berhasil menghasilkan penjualan tiket awal yang mengesankan sebesar USD100 juta secara global di awal penayangannya.

Sepanjang turnya di AS hingga Oktober 2023, Taylor Swift telah meraup sekitar USD13 juta dalam penjualan tiket per malam, menarik rata-rata 72.000 penonton per konser.

Secara total, tur ini mencakup 146 tanggal di lima benua, di mana Swifties di Eropa, Asia, dan Amerika Latin sangat menantikan penampilan artis tersebut di wilayahnya masing-masing.

Ini akan menjadi tahun yang luar biasa bagi Swift, yang menurut perkiraan awal, diperkirakan akan mencapai penjualan tiket sekitar USD2,2 miliar untuk penampilannya di Amerika Utara.

Melansir Michighan State University, dalam sebuah artikel bertajuk ‘Swiftonomics': The Global Impact of Taylor Swift, raksasa penjualan tiket seperti Ticketmaster dan Seat Geek mencatat angka penjualan yang mencengangkan. Ini karena para Swifties – sebutan bagi para penggemar Taylor Swift - memborong habis kursi di stadion di seluruh negeri, dan mengumpulkan pendapatan sebesar USD554 juta.

Pada tingkat global, tur ini telah mengumpulkan sekitar USD1,04 miliar penjualan tiket kotor - tur pertama dalam sejarah yang mencapai angka miliaran dolar AS.

Contoh paling populer dari pengaruh Taylor Swift dapat dilihat di National Football League, atau NFL. Menyusul pengumuman bahwa Swift mengencani pemain Football Kansas City Chiefs, Travis Kelce, NFL mengalami lonjakan jumlah penonton game dan pembelian merchandise ke tingkat yang tidak terduga.

Setelah hari pertama Swift menghadiri salah satu pertandingan Football, penjualan jersey Kelce melonjak 400 persen hampir dalam semalam. Per Januari 2024, penyanyi ini telah menghasilkan USD331,5 juta yang setara untuk Chiefs dan NFL.

Ketika penyanyi lagu Anti-Hero ini menambahkan lebih banyak tanggal di berbagai negara ke dalam turnya, hotel, restoran, dan layanan transportasi di setiap lokasi mengalami lonjakan pendapatan yang signifikan.

Sejauh ini, Swift telah menghasilkan belanja konsumen sebesar USD4,6 miliar di AS saja, dan jumlah ini diperkirakan akan melebihi USD5 miliar secara keseluruhan.

Dengan turnya di Asia yang dimulai di Jepang, para ahli memperkirakan bahwa peningkatan ekonomi serupa akan terjadi.

Menurut dosen Universitas Kota Tokyo, Mitsumasa Etou, Swift diperkirakan menghasilkan hingga 34,1 miliar yen, atau USD229,6 juta. Etou menyebut tur tersebut sebagai acara musik terbesar yang pernah ada di Jepang dalam hal perkiraan dampak ekonomi, di mana Tokyo akan mengalami peningkatan pendapatan minimal 25 persen setiap malam setelah tur tersebut diadakan.

Bagi negara-negara seperti Singapura, swiftonomics memberikan peluang untuk meningkatkan lebih dari sekedar perekonomian.

Menurut Profesor Lau Kong Cheen dari Universitas Singapura, konser Eras Tour dapat merevitalisasi reputasi negeri Singa ini dalam hal pariwisata.

Cheen mengatakan efek riak dari tur ini membuat mereka terlihat “modern, berpikiran terbuka, dan bersemangat,” dan menciptakan citra yang “mengundang aksi hiburan dari seluruh dunia.”

Faktanya, penampilan Swift menarik ribuan orang ke Singapura, termasuk penggemar dari Asia Tenggara dan sekitarnya. Para ahli mengatakan tingkat pariwisata di negara ini meningkat, mencapai sekitar 80 persen dari tingkat sebelum pandemi. (ADF)

SHARE