Dedolarisasi, Apa Dampaknya bagi Indonesia?
Dedolarisasi atau upaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS mulai gencar dilakukan sejumlah negara, termasuk Indonesia.
IDXChannel- Dedolarisasi atau upaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS mulai gencar dilakukan sejumlah negara, termasuk Indonesia. Upaya ini, dinilai bakal memberi dampak positif, salah satunya stabilitas nilai tukar.
Indonesia terus memperluas transaksi Local Currency Settlement (LCS) dengan negara ASEAN dan Asia sejak 2017, di mana saat ini sudah berjumlah lima negara yang bekerja sama dengan RI, yaitu Malaysia, Thailand, Jepang, China, dan baru-baru ini dengan Korea Selatan.
Menarik untuk diperbincangkan, sejauh apa dampak dari upaya 'buang dolar' bagi perekonomian? Benarkah akan signifikankah manfaatnya? dan mungkinkah dolar AS benar-benar akan tergeser?
Sebagai informasi, dari sejumlah mata uang yang menjadi cadangan devisa di bank sentral dunia, dolar AS masih mendapatkan porsi tertinggi. Peranan dolar AS sebagai porsi cadangan devisa bank sentral sedunia menduduki angka 58,36%.
Mata uang berikutnya yang berperan adalah euro, yakni sebesar 20,47%. Sementara, yuan hanya 2,69%.
Saat ini kita sudah kedatangan narasumber, seorang Senior Economist dan Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah Redjalam.