INSPIRATOR

10 Daftar Pahlawan Perjuangan Wanita yang Bisa Jadi Teladan

Salsa Nabila/SEO 12/08/2022 16:00 WIB

Daftar pahlawan perjuangan wanita, tak hanya laki-laki saja yang menjadi pahlawan Indonesia. Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari perjuangan seorang wanita.

10 Daftar Pahlawan Perjuangan Wanita yang Bisa Jadi Teladan. (FOTO : MNC Media)

IDXChannel - Daftar pahlawan perjuangan wanita, tak hanya laki-laki saja yang menjadi pahlawan Indonesia. Kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari perjuangan seorang wanita hebat yang patut diteladani. 

Disebut sebagai pahlawan wanita, hal itu tentu tak lepas dari jasa-jasa dan perjuangan mereka dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Pahlawan wanita ini juga memberikan inspirasi bagi generasi selanjutnya dalam mengisi kemerdekaan. Patut untuk dihargai dan diteladani perjuangan pahlawan wanita ini.

Lantas, siapa saja pahlawan perjuangan wanita? Simak beberapa daftar pahlawan perjuangan wanita berikut ini.

1. Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien tentu sudah tak asing di telinga warga Indonesia, sebab namanya paling sering muncul dalam buku sejarah. Cut Nyak Dien berasal dari Aceh.Pahlawan wanita ini bertekad sampai akhir hayatnya dalam melawan Belanda. Cut Nyak Dien tampil sebagai sosok yang selalu memberikan semangat kepada rakyat Aceh untuk melakukan perlawanan kepada Belanda. Ia sempat beberapa kali menyerang pasukan Belanda sebelum akhirnya ditangkap oleh tentara Belanda.

Cut Nyak Dien memberikan pengaruh kuat terhadap rakyat Aceh sehingga membuatnya diasingkan ke Sumedang dan meninggal  pada 6 November 1908 karena usia dan kondisi yang sering sakit. Cut Nyak Dien merupakan wanita pertama yang mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 2 Mei 1964 melalui SK Nomor 106 Tahun 1964.

2. R.A Kartini

Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai sosok perempuan yang gigih dalam memperjuangkan emansipasi wanita.

pahlawan wanita asal Jepara yang berjuang di Tanah Air melalui pendidikan untuk kaum wanita.

Saat masa perjuangannya, Kartini merasa ada banyak diskriminasi antara laki-laki dan perempuan, terutama perihal pendidikan. Kartini tergerak membangun sebuah sekolah untuk wanita karena pada masa itu pendidikan resmi untuk wanita dianggap hal yang tabu. Kartini membangun sebuah sekolah di bawah naungan Vereeniging Bataviasche Kartinischool. Sekolah ini menampung anak-anak yang tidak mampu.

Kartini diberi gelar Pahlawan Nasional pada 2 Mei 1964 melalui SK Nomor 108 Tahun 1964. 

21 April 1879 hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Kartini sebagai bentuk penghormatan jasa-jasanya untuk bangsa Indonesia. 

3. Cut Meutia

Cut Meutia adalah pejuang Aceh yang berjuang untuk mengusir Belanda.

10 Daftar Pahlawan Perjuangan Wanita yang Bisa Jadi Teladan. (FOTO : MNC Media)

Cut Meutia awalnya turut bersama sang suami, Teuku Muhammad dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda.Ia kerap berperang dengan keluar masuk hutan bersama suaminya. Namun, suaminya berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati pada tahun 1905.

Karena keberanian Cut Meutia itu seringkali membuat temannya cemas dan meminta agar Cut Meutia meminta pengampunan oleh Belanda. Namun, usulan itu langsung ditolak Cut Meutia bertekad berjuang sampai mati. Ia memimpin pasukannya dengan memakai senjata rencong dan pedang. Cut Meutia beberapa kali melakukan peperangan sampai akhirnya gugur di medan perang pada 24 Oktober 1910. Cut Meutia kemudian diberikan gelar Pahlawan Nasional atas jasanya pada 2 Mei 1964 melalui SK Nomor 107 tahun 1964.

4. Raden Dewi Sartika

Pahlawan wanita ini berasal dari Cicalengka. Perjuangannya dilakukan melalui pendidikan, ia memiliki kepedulian dengan pendidikan kaum perempuan.

Raden Dewi Sartika ingin mendidik anak perempuan dan untuk memajukan harkat dan martabat perempuan. ia mendirikan Sekolah Isteri di Pendopo pada 16 Januari 1904. Sekolah ini mengganti nama menjadi Sekolah Kaoetamaan Isteri di tahun 1910, kemudian berubah lagi menjadi Sekolah Raden Dewi pada tahun 1929. Di Sekolah itu, para perempuan diajarkan beberapa pelajaran, seperti menulis, berhitung, dan membaca. 

Pada 11 Dewi Sartika diberikan gelar Pahlawan Nasional pada 7 Oktober 1966 melalui SK Nomor 252 Tahun 1966.

5. Martha Cristhina Tijahahu

Martha Chrusthuna Tijahahu berasal dari Desa Abubu, Pulau Nusa Laut.  lahir pada 4 Januari 1800. Sejak umur 17 tahun, Martha sudah berani mengangkat senjata melawan penjajah Belanda. Martha juga diketahui tak pernah absen dalam memberi semangat pada kaum perempuan untuk membantu laki-laki di medan pertempuran. Pahlawan wanita ini kerap melakukan berbagai pertempuran bersama ayahnya, Paulus Tijahahu. Namun, ayahnya dijatuhi hukuman mati oleh Belanda. 

Kondisi kesehatan fisik dan mental melemah, sampai akhirnya tertangkap bersama 39 orang lainnya dan dibawa ke Pulau Jawa dengan kapal Eversten untuk dipekerjakan paksa di perkebunan kopi. Kondisinya makin memburuk karena tidak mau makan dan diobati, pada akhirnya di tanggal 2 Januari 1818  Martha menghembuskan napas terakhirnya 

Martha Cristhina Tijahahu diberikan gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia pada 20 Mei 1969 melalui SK Nomor 012/TK/1969.

6. Maria Walanda Maramis

Bernama asli Maria Josephine Catherine Maramis merupakan pahlawan wanita asal Sulawesi Utara. Lahir pada  1 Desember 1872. 

Maria berupaya membebaskan perempuan dari keterbelakangan pendidikan. Ia mengajarkan pengetahuan menyulam, membuat kue, hingga memasak kepada perempuan di lingkungannya.

Kemudian, Maria mendirikan organisasi Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya dan membuka sekolah rumah tangga. Sekolahnya itu menampung para perempuan pribumi dari berbagai kalangan. Tak hanya memperjuangkan lewat pendidikan, ia juga cukup vokal terkait kesetaraan gender.

Maria Walanda Maramis meninggal pada 22 April 1924 dan diberikan gelar Pahlawan Nasional pada 20 Mei 1969 melalui SK Nomor 012/TK/1969.

7. Nyai Ahmad Dahlan

Nyai Ahmad Dahlan adalah istri KH Ahmad Dahlan, tokoh pendiri Muhammadiyah. Nyai Ahmad Dahlan, bernama lengkap Siti Walidah, lahir pada 3 Januari 1872 di Yogyakarta.  Merupakan sosok yang mengobarkan semangat kepada generasi muda untuk berjuang demi Indonesia.

Ia termasuk tokoh penting dalam Muhammadiyah dan Aisyiyah. Perjuangannya untuk Indonesia adalah menyelenggarakan sekolah-sekolah putri, memberantas buta huruf bagi orang lanjut usia, dan penyelenggaraan rumah untuk anak orang miskin. 

Pada 31 Mei 1946 ia menghembuskan nafas terakhir. Karena jasa-jasanya pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional pada 22 September 1971 melalui SK Nomor 042/TK/1971.

8. Rasuna Said

Rasuna Said memiliki nama asli Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Rasuna Said berasal dari Sumatera Barat. Lahir pada 14 September 1910. 

Rasuna Said pahlawan perempuan yang memperjuangkan persamaan hak antara perempuan dan laki-laki. 

Selain itu, ia berjuang di bidang politik dan pendidikan. Dalam bidang politik, ia aktif di Sarekat Rakyat sebagai sekretaris dan kerap berpidato mengenai penindasan pemerintahan Belanda. Dalam bidang pendidikan, Rasuna Said mengajar di sekolah-sekolah dan mendirikan Persatuan Muslimin Indonesia. Ia juga mendirikan sekolah pendidikan khusus wanita Perguruan Tinggi.

Pada 2 November 1965 Rasuna Said menghembuskan nafas terakhirnya.

Atas jasanya Rasuna Said, ia mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 14 Desember 1974 melalui SK Nomor 084/TK/1974.

9. Hj. Fatimah Siti Hartinah Suharto

Hj. Fatimah Siti Hartinah Suharto adalah istri presiden kedua Indonesia, Soeharto. Atau dikenal Tien Soeharto. Lahir pada 23 Agustus 1923 di Jakarta. 

Selama menjadi ibu negara, Ibu Tien membenahi Istana Negara dan Istana Merdeka di Jakarta dengan menambah unsur nusantara.

Ia melengkapi gedung-gedung itu dengan perabot dari ukiran jati khas Jepara dan mengganti lukisan dari pelukis asing dengan lukisan karya pelukis Indonesia.

Meninggal pada 28 April 1996.

Ia diberi gelar Pahlawan Nasional pada 30 Juli 1996 dengan SK Nomor 060/TK/1996.

10. Hj. Fatmawati Soekarno

Hj. Fatmawati Soekarno merupakan istri ke-3 presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Lahir pada 5 Febuari 1923 di Jakarta.

Fatmawati adalah orang yang menjahit bendera Sang Saka Merah Putih. Fatmawati menghabiskan waktunya untuk menjahit bendera itu dalam kondisi fisiknya cukup rentan karena hamil tua. Bendera yang dijahitnya itu dikibarkan pada Proklamasi dan dalam upacara kenegaraan selama bertahun-tahun. Namun, sejak tahun 1969 bendera merah putih jahitan Fatmawati itu disimpan di Istana Merdeka karena kondisinya sudah sangat rapuh. 

Atas jasanya Fatmawati diberikan gelar Pahlawan Nasional pada 4 November 2000 melalui SK Nomor 118/TK/2000.

Itulah daftar pahlawan perjuangan wanita, semoga bisa menambah wawasan mengenai pahlawan anda.

SHARE