4 Cerita Inspiratif Miliuner Sukses Berkat Saham, Intip Strategi dan Rahasia Investasinya
Ada beberapa investor ritel yang mampu mencetak return melimpah dari investasi pasar modal. Di antaranya bahkan mampu menjadi miliuner.
IDXChannel—Banyak cerita inspiratif tentang kesuksesan seseorang dalam berinvestasi di pasar modal. Investor-investor ini memulai investasinya dengan modal yang tak besar, namun berhasil keluar sebagai pemenang.
Dalam hal ini, keempat investor yang akan diulas dalam artikel ini menemukan strategi yang tepat untuk profil risikonya masing-masing, dan berhasil mendulang keuntungan yang sepadan dengan konsistensi yang dipraktikkan selama bertahun-tahun.
Umumnya, saat berbicara tentang cerita inspiratif investor saham, masyarakat akan mengingat nama Lo Kheng Hong. Namun pada artikel ini, IDXChannel akan mengulas investor ritel lain dengan kesuksesan yang tak kalah mengesankan.
Investor pemula dapat menjadikan keempat nama ini sebagai inspirasi untuk kian tekun mempelajari pasar modal, mencari strategi investasi yang tepat sesuai dengan kemampuan finansial dan profil risikonya masing-masing.
Siapa saja mereka dan bagaimana kisahnya?
Cerita Inspiratif Investor Saham: Temukan Startegi Terbaik Sesuai Profil Risiko
1. Anne Schieber, Amerika Serikat
Anne Schieber adalah seorang penduduk Amerika Serikat yang mencatatkan nama dalam sejarah investasi pasar modal AS. Namanya mungkin tidak sepopuler Warren Buffet, tapi ia lebih dulu mencetak kesuksesan investasi sebelum Buffet.
Tidak seperti investor era modern yang memulai investasi sejak dini, Schieber justru sebaliknya. Ia mulai berinvestasi saat sudah pensiun, ketika fisik dan usianya tak lagi produktif untuk mendapatkan penghasilan bulanan yang rutin.
Schieber bekerja sebagai pegawai IRS (Internal Revenue Service) untuk pemerintah AS, IRS adalah lembaga yang mengelola perpajakan di negara tersebut. Seumur hidup, Schieber tak pernah mendapat gaji lebih dari USD4.000 selama setahun.
Pada periode tersebut, nominal itu adalah rata-rata gaji penduduk di Amerika Serikat. Artinya, upah Schieber bisa dibilang ‘biasa-biasa saja’, sebab pendapatannya tak pernah melebihi angka rerata.
Namun, begitu pensiun dan mulai berinvestasi, ia berhasil melipatgandakan modal hingga nilai investasinya mencapai USD22 juta, setara Rp3,35 triliun dengan kurs hari ini. Jumlah yang terbilang besar bahkan dalam level inflasi masa kini. Schieber memulai investasi dengan modal USD8.100 dari tabungan dan pesangonnya.
Bagaimana cara Scheiber melakukannya? Lima puluh tahun setelah pensiun, Scheiber tak pernah berhenti mempelajari pasar modal. Dalam periode tersebut, Scheiber mengembangkan strategi investasi yang tepat, yakni dengan cara ‘buy and hold’.
Ia memanfaatkan pengetahuannya soal perpajakan dan menerapkannya dalam berinvestasi, dengan cara memilih saham-saham perusahaan untuk pertumbuhan harga yang maksimal. Ia juga menjual sebagian asetnya untuk menghindari pungutan pajak.
Scheiber juga belajar membangun portofolio saham bertahun-tahun. Dilansir dari Yahoo!Finance (11/8), ia dikabarkan memiliki banyak saham dari berbagai sektor industri dalam portofolionya.
Cara ini mungkin tidak tepat bagi investor pemula, namun bagi Scheiber, cara ini terbukti ampuh. Dengan memiliki banyak saham yang ia seleksi sendiri dengan cermat, ia memperbesar peluang untuk mendapatkan saham-saham dengan kinerja terbaik.
Dengan demikian, capital gain dari saham-saham terbaik itu memberikannya return yang fantastis, mengalahkan return dari saham-saham lain, baik return berupa loss ataupun gain.
Disamping cermat mempelajari saham, Scheiber juga terkenal dengan gaya hidupnya yang frugal. Ini bisa menjadi catatan bagi investor pemula.
2. Ronald Read, Amerika Serikat
Kisah Ronald Read sudah santer diberitakan beberapa tahun silam. Ia adalah investor saham yang mengejutkan masyarakat AS. Sebab ia meninggal dunia mewariskan harta senilai USD8 juta yang dihasilkannya dari investasi saham.
Padahal, Read hanyalah seorang petugas kebersihan. Sama dengan Scheiber, ia memulai investasi saham justru ketika usianya sudah memasuki masa pensiun. Keberhasilan investasinya ini didukung oleh gaya hidup frugal dan keinginannya untuk tetap bekerja selepas pensiun.
Sebelum pensiun, Read pernah memiliki SPBU dan bekerja sebagai penjaganya. Setelah pensiun, ia tetap bekerja lepas waktu untuk tetap menghasilkan pendapatan rutin. Dari sini pula ia mengumpulkan modal untuk berinvestasi.
Read tercatat memiliki saham di beberapa emiten di New York Stock Exchange, sebagian sahamnya adalah korporasi-korporasi dengan kinerja baik, seperti Johnson & Jonhson, General Electric, JPMorgan Chase, dan lain-lain.
Kunci investasi Read adalah, ia tak membeli saham perusahaan yang industrinya tidak ia pahami. Ia tak pernah membeli saham-saham perusahaan teknologi karena tak memahami prospek bisnis teknologi. Read juga mengincar perusahaan-perusahaan yang kerap membagikan dividen.
3. Jefrianus Adam, Indonesia
Jefrianus Adam adalah seorang penyandang disabilitas sekaligus investor saham sukses dari Makassar. Ia terlahir pada 1984 dan merupakan penyandang tuna netra. Meskipun begitu, Jefrianus tak lantas berkecil hati untuk mempelajari investasi.
Dengan berinvestasi, ia ingin menginspirasi penyandang disabilitas lain untuk berdaya lewat investasi pasar modal. Mulanya, Jefri mencoba investasi reksa dana. Namun ia sadar return yang dihasilkan tak sebesar investasi saham.
Ia lantas mencoba masuk ke investasi saham dengan modal Rp10 juta. Seperti investor lain pada umumnya, tentu ia pernah merugi. Saat itu, kerugian pernah membuatnya shock hingga ia berhenti berinvestasi.
Akan tetapi, ia menyadari kesalahannya saat berinvestasi. Ia kembali bersemangat berinvestasi lagi, namun kali ini ia membekali diri dengan pengetahuan dan ilmu yang lebih mumpuni.
Modal Rp10 juta akhirnya berlipat ganda menjadi ratusan juta, bahkan nilai investasinya menyentuh miliaran. Bahkan, satu sahamnya ada yang bernilai Rp500 juta. Strategi yang dilakukan Jefri terbilang sederhana, yakni memilih emiten yang benar-benar profitable dan bersabar menunggu harga sahamnya naik.
4. Andika Sutoro, Indonesia
Nama Andika Sutoro kini mulai banyak dikenal masyarakat. Ia adalah pendiri LandX, platform investasi equity funding yang telah mengantongi izin dari OJK. Namun jauh sebelum mendirikan usaha, Andika adalah seorang investor saham.
Ia memulai perjalanan investasinya bahkan sejak remaja, saat ia bahkan belum punya KTP, sehingga ia tak bisa membuat RDN. Mulanya ia ditentang orangtuanya, namun pelan-pelan ia meyakinkan ayah dan ibunya bahwa investasi saham bermanfaat untuk masa depannya.
Andika mencatatkan Rp1 miliar pertamanya pada usia 17 tahun. Dari tahun ke tahun, ia terus mempelajari pasar modal dan mencari strategi yang tepat untuknya. Andika menjadi ahli dalam berinvestasi hingga mampu mengelola dana investasi yang dipercayakan orang-orang kepadanya.
Menurutnya, investasi membutuhkan mindset dan mentalitas yang tepat. Modal yang cukup tanpa mental yang benar tak akan menghasilkan apa-apa, dan sebaliknya. Ia percaya tak semua orang mempunyai mental yang cukup kuat untuk melihat perubahan harga saham yang cepat.
Demikianlah cerita inspiratif tentang investor-investor ritel yang berhasil mencetak keuntungan berkat strategi investasi yang tepat dengan profil risikonya masing-masing. (NKK)