INSPIRATOR

5 Perintis yang Menjadi Konglomerat di Indonesia, Mulai dari Nol, Intip Kisah Suksesnya

Kurnia Nadya 19/05/2025 18:02 WIB

Beberapa orang terkaya di Indonesia memulai bisnisnya sendiri dari nol, tanpa warisan bisnis dari orang tuanya.

5 Perintis yang Menjadi Konglomerat di Indonesia, Mulai dari Nol, Intip Kisah Suksesnya. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Artikel ini akan mengulas secara singkat 5 perintis yang menjadi konglomerat di Indonesia. Beberapa orang terkaya di Indonesia memulai bisnisnya sendiri dari nol, tanpa warisan bisnis dari orang tuanya.

Bisnis ini akhirnya berkembang dari tahun ke tahun, merambah ke berbagai sektor ekonomi, dan membentuk konglomerasi skala nasional yang bertahan sejak awal pendiriannya hingga saat ini. 

Berikut ini adalah 5 perintis yang menjadi konglomerat di Indonesia. 

5 Perintis yang Jadi Konglomerat di Indonesia 

1. Prajogo Pangestu - Barito Pacific Group 

Prajogo Pangestu adalah konglomerat dibalik pendirian Barito Pacific berikut anak-anak usahanya. Saat ini, Prajogo memiliki beberapa perusahaan di beragam sektor, dan sebagian telah melantai di bursa efek. 

Antara lain PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Namun selain ketiga emiten ini, Prajogo juga memiliki saham di beberapa perusahaan publik lainnya. 

Prajogo memulai bisnisnya di industri kayu. Dia adalah anak seorang pedagang karet dan hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat menengah. Namun perjalanan bisnisnya mulai berubah saat bertemu dengan pengusaha kayu asal Malaysia, Burhan Uray. 

Setelah beberapa tahun bekerja di industri kayu, Prajogo berhasil membawa perusahaannya menjadi pemain besar pada masanya. Dia melakukan ekspansi bisnis dan terjun ke sektor bisnis petrokimia dan energi. 

2. Hermanto Tanoko & Keluarga - Tanobel Group

Hermanto Tanoko adalah konglomerat yang memiliki beberapa perusahaan ternama. Antara lain pabrik cat PT Avia Avian Tbk (AVIA), produsen AMDK PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), dan beberapa emiten lainnya. 

Bisnis cat Avia dimulai oleh ayah Hermanto Tanoko, yang kemudian dikembangkan bersama Hermanto dan saudara-saudaranya hingga berhasil menjadi salah satu produsen cat terbesar di Indonesia. 

Hermanto sempat mengalami masa-masa sulit bersama ayah dan keluarganya, dan ikut berpartisipasi dalam bisnis keluarga sejak usia muda. Dia juga sempat gagal menjalankan bisnis-bisnis di luar usaha cat milik keluarganya. 

3. Ir. Ciputra – Ciputra Group

Mendiang Ciputra adalah salah satu konglomerat dan pengusaha properti terbesar di Indonesia. Semasa hidupnya, orang yang kerap disapa ‘Pak Ci’ ini telah membangun nama Ciputra sebagai salah satu developer ternama di Indonesia.

Sebelum akhirnya mendirikan perusahaan sendiri, Ciputra pernah bekerja dengan BUMD Jaya Group. Dia terlibat dalam pembangunan Ancol dan kawasan Pondok Indah. Dia bahkan baru mendirikan perusahaannya sendiri di usia 60 tahun lebih. 

Bisnis Ciputra mencakup developer, pembangunan rumah dan apartemen, universitas, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan sebagainya. 

4. Dato’ Sri Tahir – Mayapada Group

Dato’ Sri Tahir adalah konglomerat yang merintis bisnisnya dari nol, dia berasal dari keluarga sederhana di Surabaya. Karena keterbatasan dana kedua orang tuanya, Tahir tidak bisa melanjutkan kuliah dan harus membantu bisnis sang ayah. 

Namun Tahir mendapatkan beasiswa untuk belajar di luar negeri, pada masa inilah Tahir mulai bisnis kecil-kecilan untuk menambahi biaya sekolahnya. Tahir terus berbisnis selepas lulus dari universitas. 

Bisnisnya mencakup industri perbankan (Bank Mayapada), kesehatan (RS Mayapada), properti (Maha Properti), media dan penyiaran, dan sebagainya. 

5. Aguan/Sugianto Kusuma – Agung Sedayu Grup 

Aguan terlahir di Palembang pada 1951, dia termasuk salah satu konglomerat yang merintis dari nol. Pada masa mudanya, Aguan pernah bekerja sebagai penjaga gudang dan tukang bersih-bersih di perusahaan impor.

Nasibnya berbalik arah saat temannya yang bekerja sebagai pemborong, dan kebetulan kehabisan modal untuk membiayai proyek. Aguan menggunakan tabungannya untuk memodali temannya dengan kesepakatan bagi hasil.

Dari sinilah dia belajar seluk beluk bisnis bangunan. Aguan lantas mendirikan usaha kontaktor bangunan sendiri. Bisnisnya melesat saat order baru, di mana pembangunan mulai dijalankan lebih masif. 

Aguan-lah yang membangun Harco Mangga Dua, dan kelak melalui perusahaannya yang telah berkembang, dia membangun Pantai Indah Kapuk. Selain bisnis properti, Aguan juga memiliki bisnis perbankan dan properti lain yang dijalankannya bersama Tomy Winata.

Itulah 5 perintis yang jadi konglomerat di Indonesia dan kisah bisnisnya yang menarik. 


(Nadya Kurnia)

SHARE