INSPIRATOR

Bripda Fahrudin Suyuti, Kisah Sukses Anak Berbakti Jadi Polisi Setelah Dua Kali Gagal

Kurnia Nadya 20/08/2024 13:59 WIB

Fahrudin yang kini berpangkat bripa ini adalah seorang anak petani dan pedagang sayuran. Setiap hari dia membantu orang tuanya berdagang dan bertani.

Bripda Fahrudin Suyuti, Kisah Sukses Anak Berbakti Jadi Polisi Setelah Dua Kali Gagal. (Foto: Pemkab Batang)

IDXChannel—Keberhasilan Muhammad Fahrudin Suyuti adalah kisah sukses anak berbakti jadi polisi. Lulusan SMK Bintara Batang 2021 ini berhasil lolos seleksi dan rampung mengikuti pendidikan Pusdikpolairud Pondok Dayung Jakarta. 

Melansir laman resmi Pemkab Batang, Fahrudin yang kini berpangkat bripda ini adalah seorang anak petani dan pedagang sayuran. Sebelum akhirnya lolos pendidikan, Fahrudin pernah dua kali gagal mengikuti rangkaian tes.

Fahrudin berhasil pada seleksi ketiga dan mengikuti pendidikan di Jakarta selama lima bulan. Dia meraih peringkat pertama di Bakomsus Polair untuk pengiriman Polda Jateng, dan diterima untuk mengikuti pendidikan Bintara Polri. 

“Orang lain pasti tidak percaya, karena saya kan cuma anak petani. Mana mungkin bisa jadi polisi, tapi berkat tekun belajar dan berlatih, akhirnya saya bisa buktikan anak petani pun bisa jadi polisi, tanpa uang sepeser pun,” tuturnya. 

Sebelum bergabung dengan Polri sebagai polisi muda, Fahrudin disibukkan dengan kegiatan membantu orang tuanya. Setiap pagi dia membantu orang tuanya berdagang tempe di pasar, juga ikut bertani di sawah. 

“Juga mengantarkan belanjaan ke warung-warung langganan ibu. Sambil terus belajar materi dan latihan fisik sebelum tes penerimaan Polri,” tambahnya. 

Ayahnya, Suyanto, pun sempat tidak menyangka putranya akan lolos tes seleksi penerimaan Polri. Anak lelakinya yang setiap hari membantunya berdagang sayur dan ikut pergi ke sawah ini rupanya bisa menjadi polisi.

Baik Fahrudin dan sang ayah merasa senang karena Fahrudin dapat menggapai cita-citanya setelah gagal dua kali dan menempuh rangkaian tes yang rumit. Bagi masyarakat kecil seperti Suyanto, masuk ke kepolisian sering dianggap memerlukan ‘uang pelicin’ untuk menjamin sang anak diterima, seperti laporan kasus yang sudah-sudah. 

Itulah kisah sukses anak berbakti jadi polisi. Fahrudin yang sehari-hari membantu kedua orang tuanya, berhasil menjadi polisi. 


(Nadya Kurnia)

SHARE