INSPIRATOR

Cerita Inspirasi Bertema Bangkit dari Kegagalan Singkat tentang Pendiri Blackrock

Kurnia Nadya 02/01/2024 18:05 WIB

Perjalanan karier Larry Fink adalah cerita inspirasi bertema bangkit dari kegagalan. Ia mendirikan Blackrock setelah belajar dari kesalahannya di masa lalu.

Cerita Inspirasi Bertema Bangkit dari Kegagalan Singkat tentang Pendiri Blackrock. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Artikel ini akan membahas tentang cerita inspirasi bertema bangkit dari kegagalan secara singkat. Banyak tokoh menjemput kesuksesannya setelah mengalami kegagalan besar dalam hidupnya. 

Sebagian mesti menghadapi beberapa kegagalan, sebagian lagi mesti mengalami kegagalan dengan kerugian besar. Namun mereka mempelajari kesalahannya, lantas kembali bangkit dengan strategi bisnis yang lebih baik. 

Larry Fink adalah salah satu tokoh penting dalam dunia investasi global. Ia adalah salah satu pendiri sekaligus CEO Blackrock, perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang investasi. 

Saat ini, Blackrock merupakan aset manager terbesar di dunia, dengan dana kelolaan mencapai USD9,42 triliun per 30 Juni 2023. Tahun lalu, perusahaan ini mencatatkan laba sebesar USD17,87 miliar. 

Pendirian Blackrock diawali oleh kisah kegagalan yang dialami Larry Fink. Jauh sebelum mendirikan Blackrock, Fink pernah bekerja di bank investasi bernama First Boston. Kariernya di perusahaan ini sangat mulus dan cemerlang. 

Bahkan di usianya yang baru 31 tahun, Fink terpilih untuk masuk dalam jajaran komite dan menjadi managing director termuda di First Boston sepanjang sejarah. Namun pada 1986, ia salah memprediksi suku bunga, dan banyak trader menggunakan prediksinya. 

Kesalahan prediksi itu membuat departemen yang dipimpinnya merugi hingga USD100 juta. Nilai ini setara dengan Rp1,54 triliun dengan nilai tukar hari ini. Pada masanya, nilai ini tentu tidak bisa dibilang sedikit.

Dalam waktu singkat, reputasi Fink yang semula cemerlang, hancur begitu saja. Ia dijauhi kolega, dan akhirnya ‘dipaksa’ keluar dari First Boston pada 1988. Dua tahun setelah membuat kesalahan yang berakibat rugi ratusan juta dolar itu. 

Namun setelah didepak dari First Boston, alih-alih menyerah, Fink justru tetap berani untuk memulai usaha kembali. Ia mempelajari di mana letak kesalahannya saat membuat prediksi suku bunga itu. 

Pada wawancara dengan Vanity Fair, Fink mengungkapkan kerugiannya saat itu terjadi karena kalkulasi yang kurang matang. Menurutnya, pada masa itu investor sebenarnya tidak benar-benar memahami batasan risiko investasi. 

Sebabnya, karena sistem komputer yang kurang mumpuni, saat itu perkembangan teknologi memang terbatas. Program yang digunakannya di First Boston pun kurang canggih untuk mengukur dampak risiko pada tiap variabelnya, termasuk perubahan suku bunga. 

Dari situ, Fink menyusun strategi investasi baru, termasuk mengembangkan perangkat lunak—yang kelak dinamai Aladdin—untuk melacak dan mengelola portofolio investasi secara mendetail. Aladdin digunakan dalam divisi managemen risiko di Blackrock. 

Blackrock juga menyediakan layanan investasi dengan manajemen risiko tingkat tinggi. Fink bersikeras untuk tidak menempatkan modal pada instrumen yang risikonya tidak diketahui secara pasti dan mendetail. 

Kini, di bawah kepemimpinan Fink, Blackrock sukses menjadi perusahaan investasi terbesar di dunia dengan dana kelolaan yang fantastis. Semua berkat kegigihan dan kesediaan Fink untuk kalah dan belajar dari kekalahannya sendiri. 

Itulah cerita inspirasi bertema bangkit dari kegagalan secara singkat yang menarik untuk disimak. (NKK)

SHARE