INSPIRATOR

Cerita Inspiratif Andi Wijaya Membangun Prodia (PRDA), Berawal dari Hasil Lab yang Salah

Kurnia Nadya 11/07/2023 18:27 WIB

Andi Wijaya dan ketiga rekannya membangun Prodia karena pernah menerima hasil pemeriksaan golongan darah yang salah.

Cerita Inspiratif Andi Wijaya Membangun Prodia (PRDA), Berawal dari Hasil Lab yang Salah. (Foto: Website/Prodia))

IDXChannelCerita inspiratif Andi Wijaya bangun PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) menarik untuk diulas. Andi Wijaya dan rekan-rekannya mendirikan laboratorium Prodia di Solo, pada 1973, usai menemukan kesalahan hasil tes golongan darah. 

Berawal dari laboratorium sederhana dengan dua orang karyawan, dengan omzet yang bahkan tidak cukup untuk membayar gaji karyawan, PRDA kini mengoperasikan 276 klinik pelayanan kesehatan yang tersebar di puluhan kota dan kabupaten. 

PRDA melangsungkan initial public offering (IPO) pada 7 Desember 2016 dan berhasil menghimpun dana segar senilai Rp1,21 triliun. Pada perdagangan hari ini, PRDA ditutup di zona hijau senilai Rp5.800 per saham, naik 4,98% dari harga penutupan sebelumnya. 

PRDA didirikan oleh Andi Wijaya, Gunawan Prawira, Hamdono Widjojo, dan Singgih Hidayat. Keempatnya merupakan sosok sentral dalam peristiwa yang menjadi tonggak pendirian Laboratorium Prodia. 

Sebagai informasi singkat, Andi Wijaya merupakan seorang kelahiran Klaten, pada 2 Juli 1936. Ia merupakan Sarjana Farmasi ITB (1963), Ph.D. Biologi Molekuler University of Munster, Jerman (1978), dan menyandang gelar MBA dari University of California (1986). 

Bagaimana kisahnya? Dihimpun dari berbagai sumber, simak ulasannya di bawah ini. 

Cerita Inspiratif Andi Wijaya Membangun Prodia 

Dilansir dari theceomagazine.com (11/7), inspirasi pendirian Prodia berawal saat istri Gunawan Prawira hendak melahirkan, namun mengalami plasenta previa sehingga mengharuskannya untuk operasi caesar. 

Saat itu, belum ada PMI dan bank darah di Solo. Sehingga dokter yang menangani istri Gunawan memintanya untuk mengumpulkan calon-calon pendonor darah untuk berjaga-jaga. Istri Gunawan memiliki golongan darah O. 

Kemudian, hasil pemeriksaan saat itu menyebutkan bahwa Andi Wijaya, Hamdono, dan Gunawan sama-sama memiliki golongan darah O, sehingga dinyatakan layak menjadi pendonor untuk istri Gunawan. 

Padahal Andi ingat golongan darahnya adalah AB. Andi lantas menyampaikan hasil tes yang salah itu kepada pihak rumah sakit yang menangani istri Gunawan, bahwa hasil tes tersebut sebaiknya diperiksa lagi, sebab berbahaya jika darahnya digunakan untuk membantu istri rekannya. 

Dokter yang mengoperasi istri Gunawan itu lantas menyarankannya untuk memanfaatkan keahliannya, mendirikan layanan kesehatan yang lebih baik untuk masyarakat Solo. Saat itu, fasilitas layanan kesehatan di Solo memang mengalami keterbatasan.

Ide itu benar-benar dipikirkan oleh Andi dan Gunawan. Keduanya, beserta dua rekan lainnya, akhirnya membangun laboratorium Prodia pertama di Solo. Saat itu, keduanya masih bekerja di Universitas Atmajaya. 

Keempatnya urunan mengumpulkan uang untuk menyewa tempat di Jalan Pasar Nongko 83, Solo. Pada awal pendiriannya, Prodia pun mengalami keterbatasan peralatan dan fasilitas. 

Beruntung, saat itu Andi dan Gunawan diperbolehkan membawa instrumen lab milik Atmajaya sebagai kompensasi, karena universitas tersebut tengah bangkrut dan tidak mampu membayar gaji yang sudah menunggak. 

Andi memilih mononuclear microscope untuk dibawa pulang. Sementara Gunawan membawa pulang pipet dan tabung gelang. Sementara yang membantu membuat perkakas adalah Singgih, yang merupakan seorang sarjana teknik. 

Keterbatasan fasilitas dan peralatan tak membuat keempat pendiri ini berkecil hati. Terbukti, kini laboratorium Prodia menguasai 38% pangsa pasar di Indonesia. PRDA memiliki koneksi erat dengan jaringan akademisi, sehingga memungkinkan perseroan untuk menggaet talenta-talenta medis terbaik untuk laboratoriumnya. 

Selain itu, PRDA juga menjalin kemitraan dengan banyak universitas di Indonesia untuk menyediakan beasiswa bagi karyawan-karyawannya untuk melanjutkan studi di bidang kedokteran. 

PRDA unggul dikenal sebagai laboratorium terpercaya di Indonesia. Sesuai dengan pondasi yang melandasi pendiriannya, yakni kesalahan hasil tes golongan darah tersebut, sehingga PRDA berkomitmen tinggi untuk menyediakan layanan kesehatan dengan hasil pemeriksaan yang akurat. 

Hal menarik lainnya dari Andi, ia belajar kepemimpinan dari sekawanan bebek. Pada masa remajanya, Andi rupanya pernah mengangon kawanan bebek. Dari aktivitas itu, Andi mempelajari bahwa bebek adalah kawanan hewan yang sangat solid dan produktif. 

Demikianlah cerita inspiratif Andi Wijaya membangun Prodia, laboratorium klinik terbesar di Indonesia. (NKK)

SHARE