Cerita Inspiratif Jason Citron: dari Dipaksa Resign hingga Sukses Dirikan Discord
Jason Citron berhasil sukses di industri game tanpa mendirikan video game. Ia mendirikan Discord yang dulu digunakan komunitas gamer di seluruh dunia.
IDXChannel—Cerita inspiratif tentang Jason Citron menarik untuk diulas. Dia adalah sosok di balik pendirian Discord, platform instant messaging dan distribusi digital untuk komunitas. Mulanya, Discord terkenal di kalangan gamer.
Namun perlahan-lahan, Discord mulai digunakan komunitas lain secara general, di luar lingkup komunitas gamer. Terlebih saat pandemi melanda dan hampir semua penduduk dunia diharuskan bekerja secara remote dari rumah.
Pengguna Discord berkomuniasi di website-nya dengan panggilan suara, video, pesan teks, media, dan file. Obrolan antar pengguna bisa dilakukan secara personal ataupun dalam komunitas. Salah satu kelebihan Discord adalah pengguna tidak perlu mengunduh aplikasi.
Sebab Discord merupakan wadah sosial berbasis website. Sehingga, pengguna hanya perlu masuk situs dengan klik. Pengguna juga bisa membuat server tempat berkumpul pengguna lain untuk saling berbincang.
Saat pertama kali diluncurkan pada Mei 2015, Citron sebenarnya tidak menargetkan segmen pengguna spesifik. Namun beberapa komunitas gamer di Reddit mulai menggunakan Discord untuk menggantikan IRC. Sejak saat itulah, Discord mulai ramai digunakan komunitas esport.
Discord juga mendapat keuntungan dengan keberadaan streamer-steamer Twitch, komunitas Reddit untuk game ‘Diablo’ dan ‘World of Warcraft’. Tercatat hingga 2020, pengguna Discord mencapai 140 juta orang.
Setelah kesuksesannya, Discord beberapa kali dilirik investor besar seperti Warner Media, Greenoaks Capital, Sony Interactive Entertainment. Microsoft pun sempat dikabarkan berminat membeli Discord dengan harga penawaran USD10 miliar.
Namun Citron dan Stanislav Vishnevskiy, co-founder Discord, memutuskan bahwa situs buatan mereka itu akan tetap beroperasi independen. Dari situ, Citron mengakhiri fase negosiasi dengan Microsoft.
Sebelum membangun Discord, Citron rupanya telah beberapa berkecimpung dalam bisnis gaming selama beberapa tahun, tak semuanya sukses. Jika pun sukses, tingkat kesuksesannya tidak sebesar Discord.
Seperti apa kisahnya?
Cerita Inspiratif Jason Citron: Sukses di Industri Game Tanpa Game
Dilansir dari AI-Bees.io (17/8), sejak kecil Jason Citron sudah tertarik dengan video games dan komputer. Ia memiliki kreativitas dan kecerdasan yang mumpuni, sehingga kehidupannya berputar pada perkembangan teknologi dan industri game.
Minatnya yang besar pada video games muncul berkat Nintendo DES yang dimainkannya di usia lima tahun. Di usia muda, Citron mulai belajar program komputer. Ayahnya pun mendukung tiada henti, sehingga bakat dan minat Citron tersalurkan dengan baik.
Benar saja, di usia muda ia sudah ahli dalam programming. Pada usia 16 tahun, ia mulai bekerja lepas waktu untuk beberapa perusahaan teknologi sebagai progammer. Setelah lulus kuliah dari Full Sail University, Citron sempat bekerja untuk beberapa studio game.
Ia juga sempat membuat game sendiri hingga sukses meluncurkannya ke pasaran. Namun tak semua berhasil bertahan. Citron lantas membangun software jaringan sosial untuk developer game.
Saat software ini mulai disiarkan oleh TechCrunch, sebanyak 4.000 developer langsung mendaftarkan diri untuk menjajal perangkat lunak buatannya itu. Pada akhirnya software tersebut, OpenFeint, berhasil dibuat dan diperkenalkan pada Maret 2009.
OpenFeint akhirnya dibeli oleh GREE seharga USD100 juta, dua tahun setelah diperkenalkan. Namun karena perbedaan prinsip dengan manajemen GREE, Citron diminta untuk mengundurkan diri dari OpenFeint. Perusahaan itu akhirnya tutup pada 2012.
Lantas untuk kedua kalinya, Citron mendirikan studio game bernama Hammer & Chissel. Ia sudah berhasil membuat game dan meluncurkannya, namun game tersebut tidak bertahan di pasaran.
Barulah setelahnya Citron mulai menyusun pembuatan Discord bersama co-founder. Ia terinspirasi dari kesulitan yang dialami timnya saat melancarkan strategi di game-game seperti Final Fantasy dan League of Legend menggunakan software voice-over IP.
Ia terpikir untuk membuat layanan perpesanan (chat service) yang mengedepankan fungsi dan kegunaan sepenuhnya di tangan pengguna, dan dengan imbas performa yang paling minim.
Setelah itu, sejak kesuksesannya, Discord menerima pendanaan startup bernilai ratusan juta dolar.
Demikianlah cerita inspiratif Jason Citron, pendiri Discord, website perpesanan yang mengumpulkan komunitas gamer di seluruh dunia. (NKK)