INSPIRATOR

Cerita Inspiratif Muhammad Sadad: CEO Erigo yang Bangun Bisnis Fesyen dengan Rp50 Juta

Kurnia Nadya 03/08/2023 19:05 WIB

Muhammad Sadad memulai bisnis fesyen saat masih duduk di bangku kuliah, dengan modal Rp50 juta dan melakoni banyak pekerjaan seorang diri.

Cerita Inspiratif Muhammad Sadad: CEO Erigo yang Bangun Bisnis Fesyen dengan Rp50 Juta. (Foto: MNC Media)

IDXChannelCerita inspiratif tentang Muhammad Sadad, CEO Erigo, menarik untuk dikisahkan. Pendiri sekaligus bos brand lokal ternama ini sempat mengalami kegagalan sebelum bisnisnya mulai meroket. 

Erigo kini menjadi salah satu brand fesyen lokal ternama yang sukses membuka outlet offline, menggelar peragaan busana di New York Fashion Week selama dua tahun berturut-turut, yakni pada 2021 dan 2022. 

Ia memulai bisnisnya pada 2010 dengan modal Rp50 juta, namun lima tahun kemudian bisnisnya mulai berkembang pesat hingga Erigo yang saat itu sudah memiliki 600 karyawan sudah mampu mencatatkan income sebesar Rp22 miliar pada 2015. 

Bagaimana Sadad mengawali dan mengasuh bisnisnya hingga sukses? Dihimpun dari beragam sumber, ikuti kisahnya di bawah ini. 

Cerita Inspiratif Muhammad Sadad: Korbankan Kuliah Demi Erigo 

Muhammad Sadad adalah pemuda kelahiran Aceh pada 15 Juni 1990. Saat memulai bisnis fesyen, Sadad sebenarnya masih berstatus mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 

Ia mendapat dukungan besar dari kedua orangtuanya saat terjun ke dunia bisnis, mereka bahkan turut patungan memodali usaha Sadad dengan menjual ruko. Erigo saat itu berdiri dengan nama Selected & Co., bermarkas di Depok, tak jauh dari kampus UI. 

Namun rupanya, nama brand tersebut sudah dipatenkan. Sehingga Sadad harus mengganti namanya menjadi Erigo yang resmi mulai digunakan pada Juni 2013. Awal berbisnis, Sadad sendiri yang melakoni banyak pekerjaan, termasuk membeli bahan di Pasar Cipadu hingga berjualan. 

Ia beberapa kali mengikuti bazar, namun tak juga membuahkan hasil. Sadad bahkan berani mengikuti bazar hingga ke Malaysia. Saat itu ia bermodalkan Rp25 juta, namun hanya mencatatkan omzet Rp5 juta saja. 

Erigo yang saat itu sudah membuka lapak di Mall Kota Kasablanka bahkan pernah mencatatkan penjualan nol. Namun bisnisnya mulai membuahkan hasil positif pada 2014, di mana penjualan Erigo mulai perjalan meroket. 

Mengusung street style, rupanya produk Erigo berhasil mencuri perhatian anak-anak muda. Setahun kemudian barulah Erigo mencatatkan penjualan hingga puluhan miliar rupiah selama setahun. 

Pada 2019, Erigo sempat diterpa masalah. Mulai dari akun Instagram yang diretas, hingga masalah yang membuat mobilnya harus disita. Masalah pada tahun itu membuat Sadad harus memindahkan Erigo ke Bogor. 

Di kota tersebut Sadad kembali membangun bisnisnya. Setahun kemudian ia berhasil membalik keadaan, membangun pabrik di Legok, Banten, di atas lahan seluas 5 hektare untuk Erigo. 

Mulai 2020, Sadad menjalin kerja sama dengan Shopee untuk penjualan Erigo dan pengembangan bisnis menuju orientasi ekspor. Program yang dihelat Shopee untuk UMKM itu berhasil membawa Erigo untuk menjual produknya hingga negeri paman sam. 

Terakhir, kini Erigo berhasil menggelar peragaan busana di Amerika Serikat, menggandeng figur-figur publik tenar sebagai brand ambassador. Popularitas Erigo di industri fesyen lokal makin bersinar. 

Demikianlah cerita inspiratif Muhammad Sadad, CEO Erigo yang memilih untuk berhenti kuliah dan sukses berbisnis di industri fesyen domestik. (NKK)

SHARE