Cerita Inspiratif Tentang Sampah: TPS BUMDes yang Terima Penghargaan Internasional
BUMDes Panggung Lestari di Yogyakarta mengelola TPS Kupas yang menjadi pendapatan bagi desa Panggungharjo.
IDXChannel—Cerita inspiratif tentang sampah dapat memotivasi banyak pihak untuk mulai mengelola dan memanfaatkannya sebagai sumber cuan. Seperti yang dilakukan pengurus desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta.
Cerita tentang desa Panggungharjo ini diangkat oleh channel Youtube Punca Media pada Februari 2022. Desa dengan jumlah penduduk 28.000 jiwa ini memiliki BUMDes, bernama Panggung Lestari, yang mengelola empat unit usaha, dan salah satunya adalah tempat pengolahan sampah.
Berkat usaha ini, Panggungharjo menjadi salah satu desa mandiri di Indonesia. Adapun jenis usaha yang didirikan BUMDes adalah tempat pengolahan sampah Kupas, Desa Matraman, dan penyewaan gedung serbaguna.
Usaha TPS Kupas berhasil menuai keuntungan puluhan juta per tahun, dan berkat bisnis inilah Panggungharjo menerima penghargaan tingkat ASEAN untuk pengembangan desa dan pengentasan kemiskinan pada 2019.
Penghargaan itu menjadikan BUMDes Panggung Lestari sebagai satu-satunya BUMDes yang menerima penghargaan tingkat internasional. Kemudian pada tahun yang sama, Panggung Lestari menjadi BUMDes terbaik nasional, karena berhasil meraup penghasilan mencapai Rp3,6 miliar.
Bagaimana kisah pendirian unit usaha TPS BUMDes Panggung Lestari ini? Simak ulasannya berikut ini.
Cerita Inspiratif tentang Sampah: Awalnya Ditolak Warga
Kepala Desa Panggungharjo Wahyu Anggoro Hadi mengatakan saat ia terpilih menjadi kepala desa pada 2012, ia berusaha mereformasi hubungan antara pemerintah desa dengan masyarakat setempat.
“Sebab selama ini hanyalah relasi administratif, sehingga penting untuk memperluas dimensi layanan publik agar hubungan pemerintah desa dengan warga itu tidak cuma sebatas pelayanan publik,” tutur Wahyu.
Salah satu layanan yang ia berikan adalah inisiatif untuk mengelola dan mengolah sampah yang dihasilkan warga desa Panggungharjo. Awalnya, Wahyu membongkar tempat pembuangan sampah dengan harapan tak ada lagi yang membuang sampah di situ.
Namun, bahkan setelah dibongkar pun warga masih saja membuang sampah di tempat itu. Sehingga ia berinisiatif untuk membangun rumah pengolahan sampah. Saat ia melakukan sosialisasi, ia menerima penolakan dari banyak warga.
“Lalu saya tanya, ‘Lha, ini sampah siapa? Sampeyan cari kepala desa mana yang mau mengurus pampers anak sampeyan, lurah mana yang mau ngurus pembalut bekas istri sampeyan’,” lanjut Wahyu.
Setelah diskusi beberapa saat, akhirnya warga menyetujui usulan pembangunan rumah pengolahan sampah Kupas. Ia lantas ‘mengunci’ usulan tersebut dengan menjadikan Kupas sebagai BUMDes, agar Kupas tidak berhenti beroperasi atau menghilang begitu saja.
Kupas memiliki empat jenis pekerjaan dalam alur dan prosedur pengolahan sampah. TPS itu mempekerjakan penarik untuk menarik sampah dari rumah tangga warga. Setelah sampah tiba di TPS, sampah dinaikkan ke meja loading untuk dipilah secara manual oleh pemilah.
Kemudian pemilah akan menyortir sampah yang masih memiliki nilai ekonomi dan sampah yang tidak bisa masuk ke mesin cacah pilah. Jenis sampah yang tidak bisa diolah di mesin adalah kain, barang keras, dan kayu balok yang besar.
Setelahnya, sampah yang telah disortir akan naik secara vertikal ke mesin cacah pilah untuk kemudian hasilnya dipilah lagi oleh pemilah sampah cacah. Kupas memiliki empat mesin produksi, yakni conveyor belt di meja loading dua unit, mesin pencacah, dan mesin press untuk mengurangi volume sampah.
Wahyu mengatakan bisnis pengolahan sampah yang dilakukan Kupas mampu bertahan bahkan saat pandemi tengah memuncak. Dari lima unit bisnis yang dikelola BUMDes Panggung Lestari, hanya Kupas yang masih beroperasi saat pembatasan sosial berlangsung.
“Tetap beroperasi saat pandemi, karena tidak bisa ditunda pengolahannya. Malah bisa menumpuk kalau ditunda, dari sini menunjukkan bahwa pengolahan sampah itu bisnis yang tidak akan pernah mati,” lanjut Wahyu.
Demikianlah cerita inspiratif tentang sampah yang membawa berkah bagi penduduk desa Panggungharjo. (NKK)