Cerita Orang Sukses yang Dulunya Miskin: Jadi Fashion Designer Internasional Berkat Nekat
Bram Aji adalah fashion designer asal Tulungagung yang sukses berkat nekat dan tekat kuat untuk terus belajar dan membuka jalan kesuksesannya sendiri.
IDXChannel—Cerita orang sukses yang dulunya miskin dapat dijadikan inspirasi. Banyak pengusaha sukses, skala besar atau kecil, yang memulai bisnisnya dari nol. Bermodalkan nekat dan tekad, bisnisnya sukses berkembang.
Seperti cerita Aji Bram, fashion designer asal Tulungagung, Bram Aji, yang meniti kariernya sebagai desainer dari nol. Bram yang bukan berasal dari keluarga terpandang, menggapai mimpinya murni lewat kenekatan dan kepercayaan diri.
Bram Aji kini tinggal di Indonesia dan Swiss, ia mengaku dalam setahun kerap bolak-balik setiap beberapa bulan sekali. Karena pekerjaannya kini mengharuskannya untuk terlibat dalam project-project dengan klien di luar negeri.
Bram mengisahkan cerita suksesnya di kanal YouTube Pecah Telur. Dalam video berdurasi nyaris 30 menit itu ia mengisahkan bagaimana peluang untuk menata kariernya terbuka berkat kenekatannya berinteraksi dengan orang asing.
Bram adalah anak seorang penjual tahu, ibunya berdagang tahu dengan bakulan di Pasar Wage, Tulungagung. Ia juga kerap membantu ibunya mencari kayu bakar. Saat sekolah, Bram adalah anak yang berprestasi, namun terkendala biaya.
Dari situ, ia nekat menulis surat untuk Presiden Soeharto, meminta sang presiden untuk membelikannya sepatu, seragam, dan tas. Tak disangka-sangka, suratnya dibalas dan ia mendapatkan beasiswa tiap bulan langsung dari Kemendikbud.
“Saya sukanya belajar, yang saya tonton waktu itu Dunia Dalam Berita. Saya pengin beli buku dan segala macam, tapi tidak tega minta uang ke ibu,” katanya.
Kenekatan Bram tak sampai situ, ia juga pernah nekat mengirim surat ke radio Australia untuk dikirimi buku-buku berbahasa Inggris. Saat itu ia tengah tekun mempelajari bahasa Inggris. Ia belajar dari menonton tanpa subtitle, mendengar radio di rumah tetangga, dan membaca.
Ia percaya dengan jalur pendidikan, ia bisa mengangkat derajat keluarganya. Benar saja, prestasinya terus meningkat, dan Bram berhasil lolos untuk mendapat beasiswa di luar negeri untuk belajar akuntansi.
Ia sempat bekerja juga di Australia, untuk membiayai keluarga dan sekolah lanjutannya di manajemen perhotelan. Ia melanjutkan studi di Jerman dan Swiss. Selulusnya dari sekolah perhotelan, ia sempat bekerja di Amerika dan Inggris.
Bram juga sempat mengelola hotel di Bali milik seorang warga Swiss. Dari sinilah ia bertemu dengan seseorang yang membuka jalannya di industri fashion. Kisahnya bermula saat ia diminta untuk menggarap proyek seragam untuk kapal pesiar.
Berawal nekat, ia menerima pesanan itu meskipun tanpa pengalaman di bidang fashion. Namun Bram tetap bertekad untuk belajar, terbuka pada ide-ide baru, hingga akhirnya ia sukses di bidang ini.
Dari sebatas menerima orderan seragam, akhirnya ia mampu mendesain pakaian sendiri. Ia bahkan pernah mendesain gaun-gaun untuk miss Indonesia, dan ajang-ajang beauty pageant lainnya di kancah internasional.
“Sebelum saya terjun ke bisnis fashion, saya memang sudah memperhatikan fashion. Siang hari saya ke garment, malamnya saya les privat tata busana. Sambil jalan belajarnya,” katanya.
Bram Aji sekarang memiliki butik dan kafe sendiri di kampung halamannya. Namun ia memiliki jejaring klien di luar negeri. Kesuksesannya ini berawal dari kenekatannya untuk membuka jalan sendiri.
Bram kini sudah berhasil mengangkat derajat keluarganya. Meskipun sang ibu tidak begitu memahami bagaimana luas dan dampak kesuksesan Bram, ia tetap bersyukur karena mampu memberikan penghidupan yang lebih baik untuk keluarganya.
"Kamu yang harus memotivasi diri sendiri, jangan mengharapkan orang lain. Jangan menghindari proses, lalui proses itu. Dari situ kita bisa belajar banyak ilmu yang tidak diajarkan di sekolah," katanya.
Itulah cerita orang sukses yang dulunya miskin yang dapat dijadikan inspirasi. (NKK)