INSPIRATOR

Cerita Sociopreneur: Berkat Produk Olahan Singkong, Para Petani Singkong Mampu Ekspor ke Inggris

Noviyanti R/Magang 30/10/2023 20:37 WIB

Dengan mendirikan Rumah Mocaf, Riza memberdayakan para petani dan anak muda di Banjarnegara hingga mampu mengekspor produk singkong ke Inggris.

Cerita Sociopreneur: Berkat Produk Olahan Singkong, Para Petani Singkong Mampu Ekspor ke Inggris. (Foto: Youtube/CapCapung)

IDXChannel—Riza Azyumarridha adalah pendiri Rumah Mocaf, yakni usaha produk makanan berbasis tepung singkong atau modified cassava flour (mocaf). Usahanya berlokasi di Banjarnegara, Jawa Tengah, yang mana merupakan salah satu kabupaten penghasil singkong terbesar.

Berawal dari 2014, Riza merintis rumah mocaf ini berawal dari kegiatan sosial yang bernama Sekolah Inspirasi Pedalaman. Di mana tujuan dari program sosial itu adalah untuk menginspirasi para anak-anak yang putus sekolah di desa terpencil.

Saat itu indeks pembangunan manusia di Banjarnegara masih tergolong yang rendah di Jawa Tengah. Ketika berkunjung untuk memberi motivasi dan pelatihan, Riza bertemu dengan salah satu petani singkong yang mengeluh karena harga singkong pada saat itu hanya Rp200 per kilo.

“Singkong itu didiamkan saja, karena di sini susah dijual. Kalau dipanen malah nombok. Kemudian dari situlah kami tergerak hatinya untuk bisa menyelesaikan masalah petani singkong tersebut,” ujar Riza dalam kanal YouTube CapCapung.

Pemuda lulusan teknik elektro bersama teman-temannya berkonsultasi dengan para pakar singkong untuk menemukan solusi dari masalah tersebut. Berdasarkan hasil risetnya, ia mengetahui bahwa tepung mocaf memiliki karakteristik yang hampir sama dengan tepung terigu yang terbuat dari gandum.

Tepung mocaf berbeda dengan tepung tapioka karena memiliki proses pengolahan yang spesifik. Tepung mocaf juga dibudidaya oleh Rumah Mocaf menggunakan sistem pertanian organik. 

Setelah itu, Riza dan teman-temannya memberikan edukasi kepada para petani singkong untuk membuat mocaf secara cuma-cuma. Namun ternyata, begitu mampu memproduksi, para petani kesulitan untuk menjual mocaf hingga menumpuk berton-ton di gudang. Saat itulah Riza memulai untuk menerapkan sociopreneur untuk memberdayakan masyarakat dan juga bisa menjalankan dari pemberdayaan tersebut. 

“Pikir kami ketika mereka bisa membuat singkong menjadi mocaf, maka singkong akan memiliki nilai jual yang tinggi ternyata tidak sesimple itu, memang perlu adanya kolaborasi antar petani, anak-anak muda dan ibu rumah tangga yang ada di desa ini sehingga bisa membentuk rumah mocaf ini,” ujar Riza. 

Rumah Mocaf ini merupakan kegiatan sosial dan kegiatan bisnis menjadi sociopreneur. Bisnis yang memiliki profitable dan sustainability tetapi tidak mengeksploitasi para petani, tidak mencemari lingkungan, dan tidak menggunduli hutan. Dari Rumah Mocaf, Riza mampu mengajak ibu-ibu setempat untuk aktif dalam usaha olahan singkong. 

"Ibu-ibu yang tadinya menganggur, kita berdayakan. Ngupas singkong, motong singkong, pengolahan fermentasi. Jadi muncul perputaran ekonomi baru, yang tadinya tidak ada penghasilan, jadi punya uang," kata Riza. 

Selain itu, anak-anak muda setempat juga ikut aktif dalam Rumah Mocaf dalam hal branding dan pemasaran. Setiap beberapa waktu, mereka semua akan berkumpul untuk berdiskusi ihwal usaha yang mereka jalankan bersama. 

Saat ini pemasaran mocaf dalam negeri terus melakukan ekspansi pasar agar semakin massif dan untuk ke luar negeri Rumah Mocaf telah mengirim ke beberapa negara antara lain Inggris, Malaysia, dan Singapura. (NKK

Penulis: Noviyanti Rahmadani

SHARE