Cerita Sukses dari Berjualan Bakso Bisa Hasilkan Rp250 Juta, Sempat Dikira Pakai Dukun
Joko Hartanto sempat dikira menggunakan cara-cara tidak halal untuk mengembangkan bisnisnya oleh penduduk di sekitar rumahnya.
IDXChannel—Bisnis yang sukses tidak mesti megah dan mewah. Seperti Joko Hartanto yang sukses mendirikan pabrik bakso dan mampu menghasilkan penjualan hingga Rp250 juta saat puncak musim hari raya.
Joko Hartanto sempat dikira menggunakan cara-cara tidak halal untuk mengembangkan bisnisnya oleh penduduk di sekitar rumahnya. Padahal, Joko telah melakoni bisnis ayam sejak 1986-1987.
Joko sendiri adalah orang kelahiran Sukoharjo, tetapi merantau ke Cibadak, Sukabumi, pada 1986 demi mencari penghidupan yang lebih baik. Pertama kali berbisnis, Joko hanya membuka lapak berupa kios kecil di Terminal Cibadak.
Awalnya, Joko juga hanya mampu menggiling daging sebanyak 0,5 kilo saja, lalu dipikul dan dipasarkannya sendiri. Keuntungannya saat itu tidak banyak, hanya Rp2.500 saja. Namun Joko merasa senang bukan main.
Bisnis ayamnya ini mulai menunjukkan peningkatan pendapatan perlahan-lahan setelah 10 tahun beroperasi. Saat ini, pabrik baksonya mampu membuat bakso sebanyak 1-1,2 ton dalam sehari, saat ramai bahkan bisa hingga 1,5 ton.
Pabriknya juga tidak pernah berhenti beroperasi. Joko tidak hanya mengolah daging ayam menjadi bakso. Pabriknya juga memproses daging sejak awal. Mulai dari pencabutan bulu, pemotongan daging, hingga ke pengolahan daging.
Joko juga memiliki tempat pemeliharaan ayam sementara dan cold storage sendiri untuk menyimpan stok daging. Dalam satu hari, pabriknya bisa memproses pemotongan dua kali, dengan jumlah 600 ayam induk dan ayam broiler 1.000 ekor.
Berkat kerja kerasnya selama berpuluh-puluh tahun, saat ini pabriknya bisa mencatatkan pendapatan hingga Rp70 juta dalam satu hari operasi. Saat lebaran, pabrik Joko bahkan bisa menghasilkan Rp250 juta hingga Rp300 juta dalam sehari.
Bisnisnya yang berkembang dalam tiga dekade lebih ini, sempat dikira diperoleh dengan cara-cara yang tidak halal. Padahal bisnis ini dikembangkannya selama 38 tahun, bukan waktu yang sebentar untuk membangun usaha yang sustainable.
Joko adalah contoh pebisnis yang sukses mengembangkan usahanya dari nol, dengan proses yang sama sekali tidak instan, dan beberapa kali goyah karena salah perhitungan. Namun Joko pantang menyerah dan terus mempertahankan usaha ayam dan produksi baksonya.
Itulah cerita sukses dari berjualan bakso yang menarik untuk disimak.
(Nadya Kurnia)