Cerita Sukses Mantan Pengamen yang Dirikan Pabrik Mie Singkong
Sebelum akhirnya mendirikan pabrik, Fransiskus yang hanya tamatan SMP ini pernah menjadi pengamen, tukang bakso keliling, bahkan menjadi supir bajaj.
IDXChannel—Perjalanan bisnis Fransiskus Prayogokastu dapat menjadi cerita sukses mantan pengamen yang inspiratif. Mantan pengamen ini berhasil mendirikan pabrik mie berbahan dasar singkong di Bantul, Yogyakarta.
Sebelum akhirnya mendirikan pabrik, Fransiskus yang hanya tamatan SMP ini pernah menjadi pengamen, tukang bakso keliling, bahkan pernah merantau di Jakarta dan bekerja sebagai supir bajaj selama sembilan tahun.
Fransiskus pulang ke Bantul pada 1993 dan berupaya untuk merintis usaha sendiri. Dia baru menemukan usaha yang cocok untuknya pada 2003, yakni menjadi distributor tepung dan kerupuk.
Kisah perjalanan bisnis Fransiskus dengan pabrik mienya ini pernah diangkat oleh kanal YouTube Cap Capung. Dalam video berdurasi sembilan menitan itu, Fransiskus mengisahkan awal mula pendirian pabrik mie singkong.
Setelah pulang ke Bantul, Fransiskus tidak langsung mendirikan pabrik mie. Usaha distributornya pernah jatuh karena gempa yang terjadi di Yogyakarta pada 2006. Pada 2007 dia berhasil bangkit, namun usahanya kembali jatuh pada 2009.
Setelah itu, barulah Fransiskus berinovasi dan mencoba untuk membuat mie singkong yang ia beri nama Mie Reshik cap Dokar.
“Saya tidak punya skill buat bikin mie, ini semua saya pelajari otodidak. Banyak pengorbanan harus saya ambil untuk bikin pabrik ini,” kata Fransiskus.
Hal yang menarik dari pabrik mie singkong ini adalah mesin-mesin produksi yang dirancang sendiri oleh Fransiskus agar sesuai dengan kebutuhan produksi mie berbahan dasar singkong.
Dia juga mengalami kendala saat memasarkan produk mie reshik ini. Karena warnanya putih, banyak orang mengira mie ini adalah su’un (bihun). Padahal, warnanya putih karena bahan dasarnya adalah singkong.
Namun Fransiskus tidak menyerah. Dia kerap menawarkan mie secara door to door, sekaligus mengajari cara memasak Mie Reshik. Edukasi mie singkong ini tetap dia lakukan hingga hari ini.
Bahkan belum lama ini dia menggratiskan 3.000 orang untuk makan Mie Reshik untuk memperkenalkan produknya. Dia menyediakan mie mentah dan mie versi matang agar orang mengetahui rasa dan tekstur Mie Reshik.
“Mie ini terbuat dari sarinya singkong, lalu dicampur dengan tepung gaplek. Jadi mie ini gluten free, bisa jadi opsi bagi orang yang mengurangi konsumsi beras dan terigu,” lanjut Fransiskus.
Pabriknya hanya berproduksi seminggu sekali, namun dalam satu kali produksi itu Fransiskus dapat membuat dua ton Mie Reshik. Mie ini juga dibuat tanpa pengawet, dan dapat bertahan (mentah) selama satu tahun.
Pabriknya ini sering kedatangan tamu dari Italia, Jepang, Korea, dan Prancis. Fransiskus bahkan pernah mengirimkan Mie Reshik ke Italia.
Itulah kisah sukses mantan pengamen yang berhasil mendirikan pabrik mie singkong.
(Nadya Kurnia)