INSPIRATOR

Cerita Sukses Sarjana Jadi Petani, Tiap Bulan Hasilkan Puluhan Juta Rupiah

Kurnia Nadya 06/04/2023 12:44 WIB

Pemuda asal Desa Kembang Mertha berani bertani dan berhasil membuktikan kesuksesannya.

Cerita Sukses Sarjana Jadi Petani, Tiap Bulan Hasilkan Puluhan Juta Rupiah. (Foto: Youtube/Kebun Organik)

IDXChannel—Hidup menjadi petani sayuran merupakan pilihan yang diambil seorang pemuda asal Desa Kembang Mertha yang bernama Komang Agus, atau yang akrab disapa bli Komang.

Dilansir dari channel Youtube Rumah Kebun Organik (6/4), Komang mempunyai latar belakang pendidikan sebagai sarjana. Ia adalah satu dari sedikit anak muda yang memiliki ketertarikan untuk menjadi seorang petani. 

Minatnya untuk menjadi seorang petani lahir karena menurutnya bertani itu fleksibel dan tidak terikat oleh jam kerja seperti pegawai pada umumnya. Dari segi penghasilan pun petani juga bisa memiliki penghasilan yang baik.

“Pertama saya bertani, hidup kita bisa dibilang bebas. Artinya kita yang sendiri atur waktu gitu. Tidak pernah ditekan sama waktu, jam segini harus gini misalnya gitu. Enggak. Kalau bertani dengan tekun juga pasti ga kalah lah hasilnya sama pegawai,” kata Komang seraya tersenyum.

Bli Komang menjalani kegiatan bertaninya di lahan seluas 2.000 meter persegi dengan berbagai macam jenis sayuran yang ditanam seperti cabai, selada keriting, selada romaine dan berbagai sayuran lainnya.

Pada tanaman selada yang ditanamnya, Komang menggunakan teknik sungkup tanaman dengan menggunakan plastik yang berguna untuk menciptakan keamanan terhadap cuaca pada tanaman.

“Ini biar nanti kalau hujan enggak busuk dia, soalnya selada ini rentan kalau kena hujan, dua hari aja udah busuk, makanya ditutup atau disungkup gitu,” jelasnya.

Media yang digunakan Komang untuk menanam seladanya adalah campuran dari tanah subur dan kotoran sapi yang telah difermentasi. Penyemaiannya juga menggunakan media persemaian tray. Proses semai memakan waktu sampai dua minggu sebelum nantinya dipindahkan ke lahan. 

Usia panen dari selada keriting yang ditanam Komang juga terbilang singkat yaitu sekitar 30 hari sudah bisa dipanen. Sedangkan untuk selada jenis baby romaine memakan waktu sampai 45 hari untuk bisa dipanen.

Untuk proses pembibitan tanaman sayur yang dilakukan Komang sendiri menggunakan metode semi green house dengan memanfaatkan sinar UV. 

Dengan banyaknya jenis sayur yang ditanam di lahan miliknya, Komang menuturkan bahwa seluruh sayurnya mampu ia rawat dengan baik sampai bisa dipanen secara bergantian. Jadi setiap harinya ia dapat dikatakan tidak pernah berhenti memanen sayurannya.

“Ya, jadi enggak pernah berhenti panen kita. Setiap hari panen setiap hari juga nanam,” tutur Komang.

Saat ini dari sisi penjualannya, usaha pertanian sayur yang dijalani Komang di lahan seluas 2.000 meter persegi ini bisa menghasilkan keuntungan sampai Rp20 juta dalam sebulan. Tetapi dahulu saat badai pandemi covid-19 melanda dunia, penjualan sayurnya sempat mengalami penurunan sampai 50% .

Namun hal itu tidak serta merta membuat Komang putus asa, Ia tetap bersyukur dan terus berusaha dalam membangun usaha pertaniannya tersebut.

“Ya, penurunan ada sekitar 50% lah, tapi masih menikmati kok, ya maksudnya bersyukurlah masih ada kerjaan ketimbang menganggur. Tetap jalanlah intinya,” ucap Komang.

Komang juga memberikan kuncinya untuk sukses dalam bertani yaitu harus ulet, tekun dan terus berusaha.

Demikianlah cerita sukses petani muda yang berhasil meraup untung hingga jutaan rupiah perbulan dari bertani sayuran. (NKK)

Penulis : Rizky Aulia

SHARE