INSPIRATOR

Hadapi Pandemi, Ini Rahasia UMKM Sepatu Bandung Raup Omset Rp500 Juta per Bulan

Agung Bakti Sarasa 25/06/2021 11:05 WIB

Lewat inovasi, Alope konsisten mengeluarkan produk dengan desain terbaru setiap bulannya.

Lewat inovasi, Alope konsisten mengeluarkan produk dengan desain terbaru setiap bulannya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Industri fesyen diklaim menjadi salah satu sektor yang tahan banting di tengah pandemi yang melanda saat ini. Perkembangannya yang dinamis membuat pelakunya terus berinovasi mengikuti zaman hingga produknya laku terjual. 

Hal itu diakui pelaku industri fesyen spesialis produk alas kaki, Muhammad Firman Faiki. Berkat keuletan dan kerja keras bersama timnya, UMKM lokal ini mampu meraup omset hingga Rp500 juta per bulan. 

Mengusung brand Alope, Firman mengungkapkan, meski secara resmi baru berdiri 2020 lalu, namun dia telah merintis usahanya sejak 2018 silam, saat sistem cash on delivery (COD) mulai marak.

"Saat ini kita menggeluti produk alas kaki seperti sepatu dan sandal untuk pria saja," ujar Firman, Jumat (25/6/2021).

Disinggung soal brand produknya, pria asal Pemalang, Jawa Tengah ini menjelaskan, nama Alope diambil dari nama seorang Dewa Yunani yang digambarkan sebagai pembawa kesuburan. Harapannya, Alope dapat terus tumbuh subur dalam kesuksesan.

Lewat inovasi, lanjut Firman, pihaknya konsisten mengeluarkan produk dengan desain terbaru setiap bulannya. Seluruh produk alas kakinya itu dikerjakan sendiri dibantu 20 orang karyawannya. 

"Jumlah karyawan ada 20, sedangkan reseller ada 100 sekian di seluruh Indonesia," sebutnya seraya menambahkan, ada pula dropshipper dan distributor yang membeli produknya dalam jumlah besar.

Menurutnya, sandal pria menjadi produk yang selalu best seller. Setiap bulannya, sebanyak 10.000 pasang sepatu diproduksi. Adapun sepatu, total produksinya mencapai 5.000 pasang per bulan. "Omset per bulan rata-rata Rp350 juta  hingga Rp500 juta," ungkapnya. 

Lebih lanjut Firman mengatakan, keunggulan produknya terletak pada kualitas dan modelnya yang simpel dan elegan. Sandal Alope, kata Firman, dikenal dengan kombinasi warna yang unik yang membuatnya selalu diburu pelanggan.

Berbicara soal kualitas, Firman mengatakan, alas kaki hasil produksinya menggunakan bahan kulit dan sol thermoplastic rubber (TPR) yang mampu mengatasi slip di jalanan licin serta empuk dan nyaman dipakai.

"Kita dapat dari impor dan lokal. Kadang kalau impor lagi susah, kita pakai yang lokal. Impor biasanya dari Cina," terangnya. 

Soal harga yang ditawarkan, sandal Alope dibanderol mulai dari Rp40.000 hingga Rp55.000. Sementara harga sepatu berkisar di Rp70.000-Rp85.000.

"Dalam jangka panjang, Alope berencana memproduksi tas dan jam tangan. Modelnya masih dikhususkan untuk pria," imbuhnya. 

Firman mengakui, dampak pandemi sempat dirasakannya. Bahkan, saat itu, dia harus memotong gaji karyawan, agar tidak ada karyawan yang dirumahkan.

"Untuk menjaga kestabilan, di awal (pandemi) beban produksi besar, tapi pendapatan menurun. Akhirnya, karyawan dipotong gaji tapi gak ada pengurangan (karyawan)," ungkapnya.

Firman pun bergerak cepat mengambil strategi lain untuk mendongkrak penjualan Alope dengan memasarkan produk alas kaki impor dari Cina saat itu. Strategi jitu tersebut akhirnya membuat Alope kembali bangkit, bahkan bisa merekrut karyawan baru.

Firman mengaku yakin bisnis fesyen di Tanah Air memiliki masa depan yang cerah, terlebih jika pemerintah turut andil. 

"Kemarin ada isu produk Cina akan masuk ke Indonesia, dari fashion. Saya juga agak gugup di sini, berat banget," ujarnya. 

Namun, pemerintah kemudian menggaungkan penguatan sektor UMKM yang dianggapnya sebagai kesempatan emas bagi pengusaha lokal untuk bersemangat mengembangkan bisnis. (TIA)

SHARE