Inilah Sosok Crazy Rich Pertama di Indonesia, Penyumbang Emas Tugu Monas
Sosok crazy rich pertama di Indonesia menarik perhatian. Ia adalah Teuku Markam, pengusaha kaya raya di era Soekarno.
IDXChannel – Sosok crazy rich pertama di Indonesia menarik perhatian. Ia adalah Teuku Markam, pengusaha kaya raya di era Soekarno.
Teuku Markam juga disebut-sebut menyumbangkan emas seberat 28 kg untuk pembangunan tugu api Monumen Nasional (Monas). Meski kebenaran hal tersebut masih diperdebatkan, namun fakta bahwa Teuku Markam merupakan pengusaha super tajir pada masa pemerintahan Presiden Soekarno ini bukanlah perdebatan belaka.
Lalu, seperti apa sosok crazy rich pertama di Indonesia ini? Simak ulasan lengkap IDXChannel sebagai berikut.
Sosok Crazy Rich Pertama di Indonesia
Teuku Nyak Markam atau lebih dikenal Teuku Markam adalah seorang pengusaha kaya asal Aceh di masa pemerintahan Presiden Soekarno (1945-1967). Ia merupakan keturunan uleebalang (bangsawan) yang lahir pada 12 Maret 1924. Ayahnya meninggal dunia ketika usianya sembilan tahun. Sementara itu, sang ibu telah lebih dulu tiada. Sepeninggal orang tuanya, Teuku Markam diasuh oleh sang kakak, Cut Nyak Putroe.
Meski merupakan keturunan bangsawan yang memiliki keistimewaan, namun Teuku Markam memilih untuk tidak bersekolah. Ia hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 4 Sekolah Rakyat (SR).
Ketika memasuki usia 20 tahun, Teuku Markam memutuskan untuk turut dalam perjuangan melawan penjajah Belanda. Ia berperan menjadi penyelundup senjata api dari Singapura ke Pekanbaru. Perjuangan ini dilakukannya hingga selama 10 tahun. Ia pun masuk dalam golongan perwira menengah dan berpangkat Kapten.
Akan tetapi, pada 1957, ia lantas memutuskan keluar dari militer dan terjun menjadi pengusaha. Teuku Markam pun mendirikan sebuah perusahaan bernama PT Karkam yang merupakan singkatan dari Kulit Aceh Raya Kapten Markam. Perusahaan ini dipercaya oleh pemerintah untuk mengelola senjata rampasan perang agar dijadikan dana revolusi.
Teuku Markam menggeluti usaha ini dan memiliki sejumlah aset berupa kapal dan beberapa dok kapal di Palembang, Makassar, Medan, Surabaya, dan Jakarta. Bisnis Teuku Markam ini juga mengimpor mobil Toyota Hardtop dari Jepang, plat baja, besi beton, dan senjata atas persetujuan Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) serta Presiden.
Dalam buku Indonesia: The Rise of Capital (2009), Richard Robinson menyebut bahwa perusahaan Karkam milik Teuku Markam berhasil menjadi satu-satunya perusahaan yang memiliki hak eksklusif ekspor karet dari Sumatera Selatan ke Malaysia dan Singapura pada masa konfrontasi antara 1960-1963. PT Karkam juga memegang lisensi proyek besar dari negara yakni impor Nissan Jeep dan Semen Asano dari Jepang.
Bisnis yang dijalankan Teuku Markam ini terbilang sukses kala itu. Perusahaannya bahkan diperkirakan memiliki aset hingga jutaan dollar AS. Tak heran, ia disebut sebagai crazy rich pertama di Indonesia. Dari bisnis itu jugalah, Teuku Markam disebut mampu menyumbangkan 28 kg emas yang menjadi puncak tugu Monas karya arsitek Frederich Silaban.
Selain itu, Teuku Markam juga turut andil dalam proses pembebasan lahan Senayan untuk menjadi pusat olahraga. Ia juga turut membiayai berbagai hal yang berkaitan dengan upaya melepaskan Indonesia dari penjajahan Belanda, termasuk ikut serta menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika.
Akan tetapi, kedekatannya dengan Soekarno rupanya membuat nasibnya berubah drastis pada era Pemerintahan Presiden Soeharto. Ia dituduh dan diduga terlibat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga membuatnya dipenjara pada 1966 tanpa proses peradilan. Tak hanya dipenjara, perusahaan miliknya yakni PT Karkam diambil alih oleh pemerintah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya BUMN PT Berdikari (Persero).