Intip Gaya Sederhana Crazy Rich Indonesia, Makan di Warung Biasa
Gaya sederhana crazy rich Indonesia ditunjukan oleh orang terkaya RI, Bambang Hartono. Meski hartanya ratusan triliun, namun gaya hidupnya sangat sederhana.
IDXChannel – Gaya sederhana crazy rich Indonesia ditunjukan oleh orang terkaya RI, Bambang Hartono. Meski hartanya ratusan triliun, namun gaya hidupnya sangat sederhana.
Sebagai orang terkaya di Tanah Air, bukan hal yang sulit bagi pemilik Grup Djarum ini untuk menampilkan kemewahannya. Namun, ia justru memperlihatkan gaya hidup sederhananya. Bahkan beberapa waktu lalu, Bambang Hartono kedapatan tengah makan tahu pong di sebuah warung biasa di Semarang.
Bagaimana gaya sederhana crazy rich Indonesia yang satu ini? IDXChannel mengulas informasinya sebagai berikut.
Gaya Sederhana Crazy Rich Indonesia
Michael Bambang Hartono merupakan saudara dari Robert Budi Hartono dan pemilik dari salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia, Grup Djarum. Bambang Hartono juga merupakan pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BCA). Berdasarkan data Forbes terbaru, harta kekayaan Bambang Hartono dilaporkan mencapai USD23,8 miliar atau setara dengan Rp369 triliun.
Meski memiliki harta yang bergelimang, namun Bambang Hartono kerap tampil dengan gaya yang sangat sederhana seperti orang biasa. Dalam beberapa kesempatan, Bambang Hartono justru kerap tampil hanya mengenakan kaos berkerah polos atau kemeja biasa.
Ia juga pernah tertangkap kamera sedang makan tahu pong di sebuah warung biasa di Semarang. Tak hanya itu, ia juga diketahui langganan di warung tersebut.
Penampilan Bambang Hartono jauh dari kesan kebanyakan crazy rich lain yang seringkali menampilkan kemewahan dan glamor. Ia juga tak pernah memamerkan kekayaannya di media sosial.
Perjalanan bisnis keluarga Hartono sendiri juga disebut tidak mudah. Bambang Hartono dan keluarganya menjalankan bisnis sepeninggal ayahnya yakni Oei Wie Gwan di usianya yang masih sangat muda yakni 23 tahun. Kala itu, ayah Bambang sudah memiliki usaha rokok kretek bernama Djarum yang sudah dijalankan sejak April 1951. Namun, setelah ayahnya meninggal Bambang dan Budi Hartono harus melanjutkan bisnis tersebut di tengah kondisi yang cukup karut marut. Pabrik rokok Djarum terbakar hingga bisnis ini mengalami kesulitan finansial.
Di tengah kondisi yang serba susah tersebut, Bambang Hartono dan Budi Hartono harus melanjutkan bisnis Djarum dan menyelamatkannya. Meski masih terbilang muda, namun Bambang dan saudaranya tersebut telah memiliki naluri bisnis dan ketekunan luar biasa hingga akhirnya bisa menyelamatkan perusahaan rokok tersebut. Tak sampai di sana, Bambang dan Budi Hartono juga berhasil membawa Djarum ke posisi yang lebih bergengsi sebagai konglomerasi besar di Tanah Air.