INSPIRATOR

Kisah Inspiratif Anak Petani Jadi Penerbang F-16, Bisa Nyetir Mobil setelah Jago Bawa Pesawat Tempur

Kurnia Nadya 18/02/2023 16:49 WIB

Marsma TNI Wastum adalah anak petani yang berhasil menjadi penerbang pesawat tempur TNI AU.

Kisah Inspiratif Anak Petani Jadi Penerbang F-16, Bisa Nyetir Mobil setelah Jago Bawa Pesawat Tempur. (Foto: Youtube/Andika Perkasa)

IDXChannelKisah inspiratif anak petani tak pernah membosankan untuk dibaca. Kehidupan para petani, sampai saat ini masih identik dengan kesederhaan dan pedesaan. Sehingga, kesukseskan seseorang dari keluarga petani kerap memberikan kesan yang baik bagi pembacanya. 

Kisah kali ini datang dari Marsekal Pertama TNI Wastum. Dia adalah seorang perwira petinggi AU yang kini menjabat sebagai Komandan Komando Sektor III Koopsud III. Ia adalah seorang penerbang jet tempur andal. 

Perjalanan hidupnya diunggah di channel Youtube milik Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa dan telah ditonton 330.000 kali. Dalam video itu, Wastum menceritakan perjalanan hidupnya sejak memasuki taruna hingga ia berhasil menjadi seorang penerbang pesawat tempur

Bagaimana kisah inspiratif dan unik Marsma TNI Wastum? Dilansir langsung dari channel Youtube Andika Perkasa, simak kisahnya berikut ini. 

Kisah Inspiratif Anak Petani: Sejak Kecil Ingin Jadi Tentara

Wastum terlahir pada 7 Desember 1974. Ia adalah seorang anak petani yang bermukim di Desa Ujunggebang, Cirebon. Desa itu cukup terpencil dari kota. Jaraknya dari jalan besar saja bisa 2 Km, sehingga saat itu PLN dan Telkom tidak dapat menjangkau desanya untuk menyediakan listrik dan saluran telepon. 

Hingga Wastum lulus sekolah penerbangan, barulah desanya mencicipi listrik dan telepon. Sejak kecil, Wastum ingin sekali menjadi tentara. Buat penduduk dan anak-anak kampung, kata Wastum, tentara adalah sosok idaman. 

“Waktu kecil saya cuma bisa lihat babinsa. Danramil hanya bisa saya lihat waktu 17 Agustusan saja, saya lihat dia (danramil) berdiri di sebelah pak camat saat upacara. Saya jadi pramuka saat itu, gegap gempita mengibarkan bendera, dan hanya bisa lihat itu,” tutur Wastum mengenang masa kecilnya. 

Dia mengaku saat itu belum tahu mau menjadi tentara apa, yang Wastum kecil tahu, pokoknya dia mau menjadi tentara. Setelah masuk SMA Taruna Nusantara, barulah dia mengerti bahwa TNI terbagi dalam tiga matra, yakni TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. 

“Awalnya saya mau jadi TNI AD, tapi ternyata hasil psikotes menunjukkan saya lebih cocok untuk masuk ke TNI AU,” lanjutnya. 

Kisah Inspiratif Anak Petani: Langgar Aturan Demi Bantu Ayah Garap Sawah 

Karena sejak kecil bercita-cita menjadi tentara, Wastum menjalani masa pendidikannya dengan suka cita. Padahal, seperti yang diketahui khalayak umum, pendidikan militer tidaklah gampang. Ada latihan fisik yang berat, belum lagi kedisiplinan yang dibangun dalam ruang lingkup akademi. 

Namun Wastum senang-senang saja menjalani. Oleh karenanya, kegiatan baris berbaris ia lakukan dengan penuh kesungguhan. Ia sampai tanpa sadar membuat langkah tegap yang hingga saat ini dicontoh dan dijadikan standar oleh angkatan-angkatan muda di sekolah tarunanya. 

Ada cerita menarik saat Wastum masih menjalani pendidikan taruna. Saat pulang ke kampung, peraturan mengharuskan ia tak boleh melepas seragamnya. Namun karena ia melihat ayahnya sedang repot di sawah, Wastum nekat melepas seragamnya demi membantu sang ayah. 

“Tidak mungkin saya di kampung, pakai seragam taruna sementara ayah saya pergi ke sawah. Saya anak laki-laki satu-satunya. Akhirnya saya lepas atribut, lalu saya bantu bapak nyangkul di sawah,” tuturnya. 

Kisah Inspiratif Anak Petani: Tidak Pernah Memilih Jadi Penerbang Tempur 

Wastum sebetulnya tidak pernah memilih untuk menjadi penerbang tempur. Tangannya penuh kapalan lantaran keseringan membantu ayahnya mencangkul. Namun nasib berkata lain. Saat pemilihan berlangsung, hasil tes menunjukkan bahwa Wastum punya bakat dan kemampuan untuk menerbangkan pesawat tempur. 

Saat itu Wastum terpilih untuk menerbangkan pesawat F-16, yang saat itu merupakan spesifikasi tertinggi yang dimiliki TNI sebelum pemerintah membeli armada Sukhoi. 

“Tidak semua orang bisa menerbangkan pesawat tempur. Saat itu saya bisa nyetir mobil saja enggak, tapi saya malah lebih dulu bisa menerbangkan pesawat tempur,” kata Wastum. 

Hal ini menjadi cerita lucu tersendiri bagi Wastum. Pernah ia diminta menyetir mobil oleh atasannya. Wastum sudah jujur berkata bahwa ia tidak bisa mengendarai mobil, namun sang atasan tetap bersikeras meminta Wastum untuk menyetir. Maksudnya, agar Wastum mulai belajar menyetir mobil. 

Karena belum pernah mengendarai mobil, tentu percobaan pertama membuatnya terkejut. Mobil tiba-tiba mundur dengan kencang saat Wastum mencoba menginjak pedal gas. 

“‘Ulangi lagi, Tum. Kayak kamu terbang gitu, lho, yang halus. Lepasnya yang halus, nah, seperti itu,’” Wastum menirukan perkataan atasannya saat mengajarinya menyetir mobil pertama kali. 

Pengalaman lain yang cukup menegangkan baginya adalah saat ia harus melakukan intersepsi pesawat militer Amerika Serikat berukuran besar yang masuk ke wilayah Indonesia tanpa pemberitahuan. 

“Itu sampai ketinggian 36.000 kaki. Kita intersep dari Madiun. Saya takjub, ternyata penerbangnya perempuan, pesawat itu kan besar sekali. Dia melapor dengan sopan mengapa pesawatnya masuk ke wilayah kita, setelahnya baru kita intersepsi,” lanjut Wastum. 

Menurutnya, pengalaman itu cukup menegangkan. Sebab mengalihkan pesawat militer negara lain melibatkan dua negara, yang jika tidak dia tangani dengan hati-hati bisa menimbulkan konflik diplomasi. 

Hingga saat ini, Wastum mencetak 1.038,15 jam terbang di pesawat F-16 Figthing Falcon dan 668,15 jam terbang AS-202 Bravo, T-34 Charlier, dan KT-1B/Wong Bee. Wastum adalah alumnus terbaik pada masanya, dan ia pernah menjabat sebagai Danlanud Soewondo. 

“Saya tidak bisa mencapai semuanya tanpa dukungan orang-orang terdekat saya. Kedua orang tua saya sudah almarhum, tapi saya yakin mereka telah bahagia di atas sana melihat saya berhasil menggapai impian,” tutupnya. 

Demikianlah kisah inspiratif anak petani yang berhasil menjadi penerbang pesawat tempur TNI AU. (NKK)

SHARE