Kisah Inspiratif Bahlil Ladahalia, Menteri BPKM yang Dulunya Sopir Angkot dan Penjual Koran
Kisah inspiratif Bahlil Ladahalia, Menteri BPKM memang sangat menarik untuk dibahas.
IDXChannel - Kisah inspiratif Bahlil Ladahalia, Menteri BPKM memang sangat menarik untuk dibahas. Sebelum diangkat menjadi anggota kabinet, Bahlil Lahadalia memiliki catatan profesional yang panjang.
Kisah Inspiratif Bahlil Ladahalia
Mengutip berbagai sumber, Bahlil sempat bercerita bahwa ia lahir dari keluarga sederhana. Ibunya merupakan seorang pekerja buruh cuci pakaian di rumah orang atau pembantu rumah tangga. Ayah dari Menteri BPKM ini juga dulunya diketahui merupakan seorang buruh bangunan dengan gaji Rp7.500. Bahlil mengatakan bahwa ia adalah keluarga dengan 9 sanak saudara, yang dimana satunya meninggal dunia.
Serba keterbatasan dalam hidupnya tak membuat pria yang besar di Papua ini berkecil hati. Ia coba hidup mandiri mulai sebagai sopir angkot, menjual koran, hingga buka usaha sendiri. Kemandiriannya itu terbukti saat ia duduk di bangku sekolah dasar, ia sudah membantu perekonomian keluarga dengan menjajakan kue di sekolah.
Memasuki bangku SMP, ia juga sempat menjadi kondektur, di saat SMEA, ia menjadi sopir angkot secara paruh waktu. Walaupun begitu, Bahlil tetap menunjukkan prestasinya di sekolah, bahkan ia pernah menjadi ketua OSIS.
Pada tahun 2003, namanya tercatat dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat. Setelah memiliki berbagai pengalaman dalam organisasi dan memiliki pekerjaan dengan gaji yang tinggi, Bahlil memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaan sendiri. Inilah awal kesuksesan pria Papua ini.
Melihat begitu banyaknya sumber daya alam yang melimpah di tanah Papua, Bahlil Lahadalia membuka peluang untuk membuka usaha. Kini ia memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai perusahaan induk.
Dengan panjangnya perjalanan hidup yang dijalaninya, menurut Bahlil menjadi menteri adalah sebuah rencana Tuhan. Sebab cita-citanya dulu adalah bagaimana menjadi konglomerat, jadi pengusaha sukses dan juga tidak bercita-cita terjun ke politik. (SNP)