Kisah Inspiratif Gudeg Pagi Bu Dewi: Tetap Pasang Harga Murah Demi Bantu Mahasiswa
Pemilik Gudeg Pagi Bu Dewi masih menjual makanan dengan harga yang sangat murah, meneruskan prinsip yang diwariskan sang perintis.
IDXChannel—Cerita pemilik Gudeg Pagi Bu Dewi adalah kisah inspiratif bagi para pengusaha kecil. Bagaimana tidak, demi meringankan beban para mahasiswa, pengelola warung rela menjual menu dengan harga yang sangat murah.
Gudeg Pagi Bu Dewi adalah tempat makan yang menyajikan menu gudeg dengan cita rasa khas yang berbeda dari gudeg secara umum di Yogyakarta. Sang pendiri menggunakan bumbu kacang untuk menambah cita rasa pada resepnya.
Warung makan yang terletak di Karangwuni, Sleman, ini sangat populer di Yogyakarta, terlebih di kalangan pelajar di tingkat universitas. Selain harganya murah, porsinya pun banyak. Meskipun terletak di gang kecil yang jauh dari pusat keramaian dan hanya berjualan di pagi hari, tempat ini selalu ramai pengunjung.
Berdagang sejak 2010, Gudeg Pagi Bu Dewi kini dikelola oleh generasi kedua, dan sampai saat ini pula warung kecil itu hanya buka pada pukul 06.00-10.00 pagi. Namun demikian, ibu sang pemilik sudah mulai melakoni usaha kuliner gudeg sejak 1975.
Dulu, sang ibu sering membolehkan para mahasiswa untuk kasbon saat sarapan di warungnya. Banyak pelajar yang kekurangan uang untuk makan, terlebih mereka yang tengah menggarap skripsi.
Prinsip ini diteruskan oleh Bu Dewi yang kini meneruskan usaha ibunya. Harga gudeg di warungnya masih dijual seharga Rp5.000 sampai dengan Rp10.000 per porsi. Isinya melimpah, cukup untuk mengenyangkan perut pengunjungnya. Gudeg Bu Dewi bisa disajikan dengan nasi atau bubur.
Isinya tentu komplit, mulai dari ayam suwir, telur, sayur krecek, daun singkong, dan sayur nangka gudeg. Teh hangat pun disajikan secara cuma-cuma oleh Bu Dewi. Dalam sehari, ia bisa menyajikan hampir 1.000 porsi gudeg.
Demikianlah kisah inspiratif tentang pemilik Gudeg Pagi Bu Dewi yang hingga kini masih menjual menu dengan harga pelajar untuk meringkankan beban keuangan para mahasiswa yang berlangganan datang ke warung kecilnya. (NKK)