INSPIRATOR

Kisah Inspiratif Investor: Karyawan Belajar Trading dan Reinvesment, Untung Ratusan Juta

Kurnia Nadya 26/05/2023 18:36 WIB

Seorang karyawan belajar trading, berhasil melipatgandakan modalnya hingga mencapai Rp500 juta.

Kisah Inspiratif Investor: Karyawan Belajar Trading dan Reinvesment, Untung Ratusan Juta. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Pengalaman Sofyan menjadi trader saham adalah kisah inspiratif yang layak diulas. Ia adalah karyawan yang berhasil melipatgandakan modalnya hingga mencapai Rp500 juta setelah beberapa tahun mempelajari pergerakan saham. 

Sofyan mengisahkan perjalanan investasinya di channel Youtube yang dikelolanya sendiri, yakni Sofyan Financial. Pada video berdurasi 12 menit itu, Sofyan bercerita bahwa ia mulai tertarik pada pasar modal sejak masih kuliah. 

Modal pertamanya pun tidak banyak, selain masih mahasiswa, Sofyan juga bukan berasal dari keluarga kaya raya. Untuk menambah modal investasi, ia mengikuti banyak kompetisi di kampusnya untuk memenangkan uang hadiah. 

“Waktu itu ada promo pembukaan akun sekuritas, saat mahasiswa saya gabung. Modalnya Rp750.000, tujuannya untuk belajar pasar modal saja. Saham yang pertama kali saya beli adalah ACES,” tuturnya, dilansir dari channel Youtube Sofyan Financial (26/5). 

Beberapa waktu mempelajari pasar modal, akhirnya ia menyadari bahwa investasi saham adalah opsi yang paling tepat untuk memarkirkan uangnya. Dua tahun pertama aktivitas investasinya adalah belajar pergerakan saham, modalnya dalam periode tersebut pun tidak banyak. 

Kisah Inspiratif Investor Saham: Berkah Berkat Reinvestment 

“Pembelajaran saya waktu itu otodidak, berbekal dari literasi akademisi. Baca-baca buku Intelligent Investor. Tidak seperti sekarang, sudah banyak akun-akun belajar investasi,” katanya. 

Setelah lulus kuliah, ia mulai bekerja dan setiap bulan menyisihkan gajinya untuk diinvestasikan. Sofyan mengaku sangat agresif menyisihkan uang. Jika financial planner menyarankan untuk menyisikan 10-15%, Sofyan menyisihkan 30-50%. 

“Fase produktif adalah fase wealth accumulation, jadi saya benar-benar jor-joran masuk ke pasar saham. Sambil menyisihkan itu saya putar terus uangnya, dan saat market sedang bullish, saya manfaatkan betul-betul,” lanjut Sofyan. 

Ia mengaku pernah menjajal scalping, trading, bahkan bermain margin. Sekitar 2016, akhirnya modalnya terkumpul Rp50 juta. Lantas ia manfaatkan untuk mempraktekkan ilmu yang telah ia pelajari. 

Didukung dengan kondisi pasar yang sedang bagus, Sofyan berhasil mendapatkan cuan dari ITMG. Namun keuntungan yang ia dapatkan tak pernah ditarik tunai. Sofyan menginvestasikannya kembali ke pasar modal dengan memperdagangkannya dalam jangka pendek. 

Namun ia mengaku, keberuntungannya saat itu didukung oleh kondisi pasar. Sehingga ia tak menyarankan investor lain untuk menirunya. Ia mengakui, bahwa beberapa kali ia berinvestasi dengan cara yang cukup berisiko pada masanya. 

“Jadi ini jangan ditiru, ya. Kondisi pasar dulu dengan sekarang sudah berbeda,” lanjutnya. 

Saat modalnya sudah mencapai Rp100 juta, Sofyan mulai mengubah pola investasinya. Dari full-trading, ia mulai masuk ke investasi jangka panjang dengan membeli saham-saham bluechip, atau saham small cap dengan kinerja bagus. 

“Saya rebalancing mindset investasi, 30% saya alokasikan untuk saham jangka panjang. Saya juga beli saham luar negeri, seperti Apple. Saham-saham yang memberikan tambahan modal yang signifikan saat itu adalah INKP dan TKIM,” paparnya. 

Ia mendapatkan keuntungan yang sangat luar biasa dari dua emiten tersebut. Pada 2018, ia mulai mengurangi proporsi trading, mengikuti perubahan pasar yang menurun. Saat itu, ia telah beberapa kali melakukan reinvestment, dan tak sekalipun menarik keuntungan tunai. 

“Saya hasilnya sekarang Rp500 juta, tidak seluruhnya hasil keuntungan, 50-70% keuntungan, sisanya modal dari kantong pribadi. Jika komitmen, kalau bisa kuncinya adalah disiplin menyisihkan setiap bulan untuk modal,” katanya. 

Sehingga, investor pemula tidak stagnan dengan komposisi modal yang terus menerus sama. Tidak mesti banyak, kata Sofyan, yang penting selalu ada yang disisihkan untuk menabung modal. 

“Tidak bisa kita berdebat enaknya short term, atau long term saja. Faktanya, tujuan investasi adalah menghasilkan profit. Berbagai strategi punya cara yang berbeda, yang penting investor tahu apa yang dibeli, dan tidak ikut-ikutan,” tutupnya. 

Demikianlah kisah inspiratif investor saham yang belajar trading dan melakukan reinvestment untuk membangun investasi jangka panjang. (NKK)

SHARE