INSPIRATOR

Kisah Inspiratif Pendiri Ayam Bakar Wong Solo: Resign dari PNS Demi Bangun Usaha Kuliner

Kurnia Nadya 25/05/2023 16:18 WIB

Pendiri Ayam Bakar Wong Solo adalah Puspo Wardoyo, cucu dari perintis sate kere khas Solo.

Kisah Inspiratif Pendiri Ayam Bakar Wong Solo: Resign dari PNS Demi Bangun Usaha Kuliner. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Perjalanan Puspo Wardoyo mendirikan restoran Ayam Bakar Wong Solo adalah kisah inspiratif. Ia rela meninggalkan kariernya sebagai PNS untuk membuka restorannya sendiri dengan modal yang minim. 

Namun kini, Ayam Bakar Wong Solo memiliki 283 gerai restoran yang tersebar di Indonesia, Malaysia, bahkan Arab Saudi. Puspo Wardoyo adalah lelaki kelahiran 30 November 1957, ia adalah cucu dari perintis sate kere, Wongso. 

Sate Kere pun merupakan kuliner khas Solo yang mulanya ditujukan untuk masyarakat kelas bawah yang tak mampu membeli daging ayam. Alih-alih menggunakan ayam, sate kere dibuat menggunakan tempe gembus yang disiram dengan bumbu kacang. 

Sementara orangtuanya adalah pedagang daging ayam dan membuka warung kecil. Puspo senang membantu orangtuanya sejak kecil untuk turut menyembelih ayam, lantas menjajakan masakan ayam siap saji pada malam harinya. 

Kisah Inspiratif Pendiri Ayam Bakar Wong Solo 

Dilansir dari iNews (25/5), meskipun dua generasi keluarganya menekuni usaha kuliner, Puspo Wardoyo tak langsung terjun ke bidang yang sama. Ia malah memilih profesi sebagai PNS, yakni menjadi guru kesenian di SMAN 1 Muntilan. 

Ia lantas mengundurkan diri untuk menjadi pengusaha. Puspo kerap mendapatkan ejekan dari rekan-rekannya karena meninggalkan pekerjaannya sebagai PNS demi berjualan. Namun hal itu tak menghentikan langkah Puspo. 

Puspo membuka warung ayam bakarnya di Medan, ia disarankan oleh temannya yang berjualan bakso di Medan untuk membuka usaha kuliner di kota tersebut. Karena saran itu, Puspo akhirnya berangkat ke Medan. 

Puspo masih terhalang modal yang pas-pasan saat itu, oleh karenanya ia kembali mengajar selama dua tahun (1989-1991) untuk menabung modal sebesar Rp2,4 juta. Ia gunakan uang untuk untuk membeli motor dan menyewa rumah kontrakan, lalu Rp700.000 ia gunakan untuk modal ayam bakar. 

Ia membuka warung kaki lima di Medan Polonia dengan nama Ayam Bakar Wong Solo. Nama itu didapatnya dari kota asal dan nama kakeknya, Wongso. Nama itu lantas ia gabungkan menjadi Wong Solo. 

Pertama kali membuka warung, ia hanya mampu memotong tiga ekor ayam setiap hari dan menjalankan semua operasional sendirian. Mulai dari memotong ayam, meracik bumbu, hingga melayani pembeli. Sampai akhirnya ia mampu membayar seorang karyawan. 

Rupanya, keahliannya dalam meracik bumbu sejak kecil itu membuat warungnya laris didatangi pelanggan. Namun salah satu kejadian yang turut melambungkan nama usahanya justru berasal dari karyawannya. 

Salah seorang karyawannya pernah mengeluh bahwa rumahnya akan disita kepada Pupso, karena tidak tega, ia memberikan tabungan Rp800.000 untuk membantu karyawan itu. Tak disangka, karyawannya membawa wartawan lokal untuk menuliskan cerita tentang tempat kerja dan pemiliknya yang membantunya terbebas dari renterir. 

Berita soal karyawan dan bantuannya itu membuat warung makannya makin laris hingga terjual 100 ekor ayam. 

Demikianlah ulasan singkat tentang kisah inspiratif Puspo Wardoyo, pendiri Ayam Bakar Wong Solo yang kini punya ratusan gerai hingga mancanegara. (NKK)

SHARE