Kisah Inspiratif Wirausaha: Dulu Dilarang Dagang, Eks Guru Honorer Sukses Bisnis Furnitur
Mela Dwi Amalia adalah pemilik Zema Furniture. Sebelum ia sukses berbisnis, ia pernah menjadi seorang guru honorer.
IDXChannel—Kisah inspiratif dari wirausaha sukses kali ini datang dari Tasikmalaya. Mela Dwi Amalia adalah seorang pengusaha furnitur custom yang memulai bisnisnya dari nol, dan kini sukses mempekerjakan puluhan karyawan.
Mela mengisahkan cerita suksesnya di kanal YouTube Naik Kelas. Dalam video berdurasi 16 menit itu ia menurutkan latar belakang dan awal mula Zema Furniture—bisnisnya—dimulai setelah ia berhenti mengajar.
Setelah menikah, Mela bekerja sebagai guru honorer. Karena sekolah tempatnya mengajar belum begitu membutuhkan tenaga pendidik tambahan, Mela tidak dibayar selama enam bulan mengajar di sana.
“Tapi mama mengatakan, enggak apa-apa enggak dibayar. Nikmati aja prosesnya, nanti mendapatkan banyak hal,” tuturnya.
Namun tentu saja kebutuhan hidup harus dibayar, wajar pula bila seorang pekerja menginginkan penghasilan. Mela akhirnya memikirkan cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Dari situ, Mela berinisiatif untuk berjualan kerupuk. Produksi ia lakukan setelah pulang dari kegiatan mengajar ekskul dan mengajar les. Barang dagangan itu ia titipkan di koperasi sekolah.
Rupanya, banyak murid menyukai kerupuk yang ia buat. Barang dagangannya kerap laris. Namun, pihak sekolah tidak setuju bahwa Mela berdagang di sekolah. Ia dipanggil oleh pihak sekolah dan dilarang untuk lanjut berdagang.
Apa alasannya di balik larangan itu pun tidak jelas, ia hanya menitipkan kerupuk di koperasi dan tidak mengganggu aktivitas. Mela sempat memohon agar tetap diizinkan berdagang, namun pada akhirnya ia menuruti larangan itu.
“Saya masih ingat pihak sekolah bilang, ‘Kamu kalau mau uang banyak jangan di sini. Kamu keluar cari perusahaan yang gajinya gede’,” kenangnya dengan sedih.
Mela mengaku pernah menangis ketika mengingat perkataan pihak sekolah. Untungnya Mela tidak harus berlama-lama menghadapi pengalaman pahit itu, sebab tak lama kemudian ia hamil dan kondisinya mengharuskannya untuk bed rest.
Ia memutuskan untuk berhenti mengajar karena kehamilan yang membutuhkan perhatian ekstra. Setelah kondisi membaik, ia mulai mencoba untuk kembali berbisnis karena tidak betah berdiam diri.
Mela melihat potensi di Tasikmalaya, daerah itu memiliki banyak sekali perajin furnitur. Dari situ, ia terpikir untuk memulai usaha furnitur custom. Ia mengambil foto dari internet lalu mengunggah status di BBM.
“Ternyata banyak teman yang suka. Keunggulanku saat itu furniturnya bisa custom. Kenapa custom? Karena aku tidak punya modal,” katanya.
Karena ia tidak punya modal untuk merekrut desainer, Mela menyediakan opsi kepada customer untuk membuat desain sendiri. Dia yang akan menyalurkannya ke perajin furnitur setempat.
Ia juga mengiklankan produk custom hasil pengerjaan para perajin di OLX, sampai perlahan-lahan basis konsumennya terbangun. Dari uang yang dihasilkan, Mela memutarnya kembali menjadi modal.
Mela kini berhasil membangun workshop dan mempekerjakan beberapa perajin furnitur untuk bekerja padanya di Zame. Ada 68 karyawan bekerja untuk Mela saat ini, mulai dari perajin, staf pengiriman, dan admin.
Dulu ia hanya mampu menjual satu furnitur, dan kini volume penjualannya mencapai ratusan dalam sebulan. Furnitur buatan Zame juga dibeli oleh para artis, dan dibeli oleh konsumen di luar Jawa.
Sekarang bisnis Zame masih bertahan. Pemasarannya merambah ke TikTok. Ia juga membuka opsi cicilan dan arisan untuk pembelian furnitur.
Itulah kisah inspiratif dari wirausaha sukses yang menarik untuk diikuti. (NKK)