INSPIRATOR

Kisah Jatuh Bangun Sido Muncul, Sampai Pernah Terlilit Hutang

Nadya Kurnia 23/11/2022 12:23 WIB

Merk jamu Sido Muncul mengalami perjalanan bisnis yang panjang sejak 1930. Perusahaan yang produknya laris ini sempat berutang ratusan milyar.

Kisah Jatuh Bangun Sido Muncul, Sampai Pernah Terlilit Hutang.(Foto: MNC Media)

IDXChannel – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, atau yang kini dikenal sebagai Sido Muncul, didirikan oleh sepasang suami istri, Rakhmat Sulistio dan Ny Rakhmat Sulistio. Siapa sangka, perusahaan jamu yang sangat terkenal ini pernah terlilit utang ratusan miliar.

Pada 1930, pasangan Sulistio ini mulai merintis usaha dengan toko roti yang diberi nama Roti Muncul di Yogyakarta. Pada tahun yang sama, Ny Rahmat Sulistyo mulai meracik jamu masuk angin. 

Berbekal kemahirannya dalam mengolah jamu, akhirnya pasangain ini memutuskan membuka usaha jamu di Yogyakarta pada 1935. Mereka terus melakukan inovasi, sampai pada 1940, dibuatlah jamu dalam bentuk godokan serta memasarkannya.

Pada 1949, Belanda melakukan penyerangan ke Kota Yogyakarta, sampai pasangan ini mengungsi ke Semarang  dan mendirikan usaha jamu disana.

Pada 1951, mereka mulai serius memproduksi jamu dengan mendirikan usaha rumahan sederhana dengan nama Sido Muncul, yang punya arti “Impian yang terwujud. Mereka juga mengubah nama jamu tujuh angin jadi Tolak Angin.

Tanpa disangka usaha mereka disambut dengan baik oleh masyarakat. Alhasil pada tahun 1953, mereka berhasil mendirikan pabrik pertamanya. Sampai pada 1970 dibentuklah CV Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul.

Tidak perlu waktu yang lama, setelah menjadi CV Sido Muncul berubah menjadi Perseroan Terbatas pada 1975. Lalu, pada 1984 perseroan merelokasi pabrik tersebut menjadi pabrik yang lebih modern di Jalan Kaligawe, Semarang.

Perjalanan Bisnis mereka tidaklah selamanya mulus, mereka memiliki utang sebesar Rp46 juta yang mana saat itu adalah nominal yang sangat besar, karena penjualan jamunya hanya Rp800.000.

Sampai akhirnya, cucu mereka Irwan Hidayat menjadi direktur, demi menyelamatkan usahanya ini dirinya berinisiatif untuk mengadakan program dan iklan yang membuahkan hasil. Dengan iklan yang mereka lakukan, penjualannya langsung naik sampai Rp12 juta per bulan dan berhasil melunasi utangnya setelah delapan bulan.

Pada 1997, mereka mulai membangun pabrik jamu modern seluas 30 hektare. hingga tiga tahun kemudian, mereka meresmikan pabrik barunya, dan pada 2004 mereka berhasil memproduksi lebih dari 250 jenis produk. 

Namun sayangnya, di tahun yang sama mereka mengalami kerugian besar. dan hampir bangkrut karena terlilit hutang Rp160 miliar, yang mana pemasukan mereka hanya Rp10 miliar.

Saat ini Sido Muncul punya 300 jenis produk, dan 122 titik distribusi di seluruh Indonesia. Sedangkan jumlah karyawannya kini lebih dari 4.000 orang. Hingga kini Sido Muncul menjadi perusahaan terkemuka di Indonesia. (NKK)

Penulis: Mila Pertiwi

SHARE