Kisah Mahasiswa S3 UGM Inspiratif, Berdayakan Wanita Tani sampai Bisa Ekspor ke Korea
Ella Rizki adalah mahasiswa S3 yang berhasil memberdayakan wanita tani dan mengembangkan potensi kelapa di desanya hingga mampu ekspor ke Korea dan Belanda.
IDXChannel—Ada banyak cara untuk bisa menjadi seorang yang sukses dan inspiratif. Ella Rizki Farihatul Maftuhah, memilih dengan mengelola perusahaan pertanian yang memproduksi gula semut.
Saat ini, CEO berusia 28 tahun ini sedang melanjutkan pendidikannya id Doktoral S3 jurusan kimia di UGM. Ella mendirilan PT Nira Lestari International sembari melanjutkan pendidikan S3.
Selain itu, Ella juga membentuk kelompok tani wanita bernama Kelompok Wanita Tani (KWT) di desa Trenten karena ia melihat potensi kelapa sangat besar. “Di kecamatan kami saja ada 480 hektar perkebunan kelapa,” tutur Ella dalam kanal YouTube Pecah Telur (26/9)
Alasan lainnya menurut Ella, karena banyak ibu-ibu di desanya yang tidak memaksimalkan potensi kelapa dan memilih kerja di kota. Sehingga, Ella ingin memberdayakan para ibu di desanya untuk mandiri pula secara ekonomi.
Maka dari itu tujuan Ella membuat kelompok tani ini adalah untuk memfokuskan agar ibu-ibu disini tetap menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga tetapi dapat membantu perekonomian keluarga.
Setiap anggota KWT akan menerima keuntungan berupa bagi hasil secara adil dan merata berdasarkan asas koperasi. Namun demikian, bentuk usahanya tetaplah perusahaan untuk meningkatkan daya saing.
“Kalau pertanian konsepnya masih paguyuban, akan susah berjalan. Saya ingin membawa para wanita ini sebagai profesional bisnis. Kalau bentuknya KWT akan susah sekali untuk mendapatkan buyer dari luar negeri,” tuturnya.
Saat ini KWT memiliki 94 anggota wanita. Ella menjelaskan di dalam organisasi KWT ini terdapat tiga lembaga yaitu KWT Nira Lestari, Koperasi Nira Lestari Makmur dan PT Nira Lestari Internasional.
Awalnya, sedikit para ibu yang mau beralih dari bekerja di kota untuk mengelola kelapa di desa. Namun setelah Ella dapat membuktikan bahwa bisnis olahan kelapa dapat menghasilkan keuntungan lebih besar dibanding hasil kerja di kota, banyak ibu mulai bersedia bergabung.
“Keuntungannya bisa tiga kali lipat daripada di kota, bahkan bisa sampai lima kali lipat,” kata Ella.
Dalam video, Ella juga membagikan tips agar kelompok tani agar dapat berkelanjutan dan membuahkan hasil ada tiga poin yaitu kesamaan visi dan misi, transparansi dan profesional.
Ella juga menceritakan bahwa dirinya telah menemukan dua inovasi yang sudah ia patenkan. Yakni mesin VCO yang mampu berproduksi lebih cepat dan menghasilkan VCO lebih berkualitas.
Inovasi kedua yang ia patenkan adalah madu yang terbuat dari bunga kelapa yang ia beri nama “Vegan Nektar” ia juga mengklaim madu ini sangat ramah untuk para vegetarian.
“Jadi saya sudah menemukan formulasinya, kemudian mirip seperti madu akan tetapi indeks glikemiknya malah lebih rendah jadi lebih aman bagi penderita diabet,” tutur Ella.
Ella mengatakan bahwa ia telah mengekspor produk ke beberapa negara seperti Korea, Belanda, dan membuka cabang di Malaysia. Dengan usaha dan inovasinya, Ella selaku CEO dari PT Nira Lestari International ingin memperluas jaringannya ke pasar bahkan ke mancanegara. Penjualannya yang kian meningkat membuat perekonomian masyarakat terbantu.
Itulah kisah inspiratif Ella Rizki Farihatul, mahasiswa S3 yang berhasil mengamalkan ilmunya dengan mengembangkan bisnis kelapa di desanya. (NKK)
Penulis: Noviyanti Rahmadani