INSPIRATOR

Kisah Mantan Debt Collector Jadi Petani, Lebih Sukses Usai Alih Profesi

Kurnia Nadya 06/10/2024 15:00 WIB

Dance mulai terpikir untuk beralih profesi pada 2019, ide ini muncul karena Dance ingin mendapatkan penghasilan tanpa upah dari orang lain.

Kisah Mantan Debt Collector Jadi Petani, Lebih Sukses Usai Alih Profesi. (Foto: iNews)

IDXChannel—Dance Asanab adalah seorang mantan debt collector yang sukses jadi petani. Dance tinggal di Maulafa, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Sebelum bertani, Dance bekerja sebagai penagih utang selama 16 tahun. 

Dance menggeluti profesi sebagai debt collector sejak 2003 hingga 2019 di salah satu perusahaan dagang di Kupang. Banyak waktu dia habiskan di lapangan untuk menagih utang, hingga tak banyak waktu tersisa untuk membersamai keluarganya. 

Dance mulai terpikir untuk beralih profesi pada 2019, ide ini muncul karena Dance ingin mendapatkan penghasilan tanpa upah dari orang lain. Dance akhirnya memanfaatkan lahan seluas 2 hektare peninggalan orang tuanya. 

Selain tekadnya untuk mandiri, keputusan untuk bertani ini juga berangkat dari kesadarannya atas lahan peninggalan orang tuanya yang justru tidak terurus, menjadi lahan tidur saat dia sibuk menjadi penagih utang. 

Dance akhirnya mulai bercocok tanam, dia menanami lahan itu dengan beragam jenis tanaman. Seperti cabai, buncis, dan tomat. Siapa sangka, hasil pertanian itu ternyata cukup untuk memenuhi kebutuhannya sekeluarga. 

Dance menggarap lahan itu bersama istri dan rekan-rekannya yang lain. Dari hasil bercocok tanam itu Dance dan sang istri tetap dapat menghasilkan uang untuk biaya pendidikan anak-anaknya, sekaligus membayar utang modal. 

Melansir liputan iNews Kupang (6/10), Dance mengaku bisa mendapatkan penjualan hingga belasan juta rupiah saat panen sedang ramai dan harga sedang bagus di pasaran. Sekali panen tomat, Dance bisa menghasilkan 800 kilogram tomat. 

Itulah kisah mantan debt collector jadi petani sukses. Dance berhasil menjadi wirausaha mandiri yang tidak lagi mengandalkan upah dari orang lain untuk bertahan hidup dan membiayai keluarganya. 

(Nadya Kurnia)

SHARE